TEMPO.CO, Belgrade -- Pemerintah Serbia memberikan status warga negara kepada mantan Perdana Menteri Thailand, Yingluck Shinawatra, yang melarikan diri pada 2017 untuk menghindari proses hukum.
Yingluck, 52 tahun, pergi ke Dubai dan bergabung dengan saudaranya Thaksin, mantan Perdana Menteri Thailand, yang juga melarikan diri pada 2006 untuk menghindari hukuman penjara karena kasus korupsi.
Pemerintah Serbia memutuskan memberikan kewarganegaraan Yingluck Shinawatra pada 27 Juni 2019 dengan mengutip ketentuan hukum bahwa, "Warga negara asing juga dapat diberikan kewarganegaraan Serbia jika itu sesuai dengan kepentingan negara".
Pemberitahuan lembaran resmi tentang keputusan itu dipublikasikan di media lokal pada Kamis, 8 Agustus 2019 dan tidak berisi penjelasan lebih lanjut.
Pejabat Serbia, diplomat Thailand di Beograd dan keluarga Shinawatra tidak dapat dihubungi untuk dimintai komentar soal ini.
Yingluck Shinawatra, yang keluarganya mendominasi politik Thailand selama lebih 15 tahun, mengaku tidak bersalah atas tuduhan korupsi terkait kebijakan pembelian beras yang dia terapkan setelah mengambil alih sebagai PM perempuan pertama Thailand pada 2011.
Yingluck menghadapi tuntutan hukuman 10 tahun penjara dan telah divonis penjara lima tahun, seperti dilansir Reuters dan Bangkok Post.
Secara terpisah, Thaksin mendapat status kewarganegaraan kehormatan Montenegro pada 2009. Montenegro merupakan negara bekas mitra Serbia di serikat negara, yang sekarang sudah tidak berfungsi.
Thaksin dan Yingluck Shinawatra jatuh dari jabatannya akibat kudeta militer di Thailand, seperti dilansir Bangkok Post.