TEMPO.CO, Jakarta - Tiga dokter asal Kongo pada Rabu, 7 Agustus 2019, ditahan atas tuduhan telah merencanakan sebuah serangan ke sebuah rumah sakit hingga menewaskan epidemiologis senior dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang terlibat dalam penanganan Ebola di negara itu.
Dikutip dari reuters.com, Kamis, 8 Agustus 2019, epidemiologis WHO yang tewas itu bernama Richard Mouzoko berasal dari Kamerun. Dia terbunuh pada serangan yang terjadi di sebuah rumah sakit pada April 2019 di kota Butembo, salah satu pusat penyebaran virus Ebola dalam setahun terakhir.
Pusat-pusat perawatan Ebola sudah beberapa kali mengalami serangan oleh militan bersenjata dan menjadi sasaran masyarakat yang tidak puas. Kondisi ini tak pelak menghambat upaya penanggulangan epidemi Ebola di wilayah timur Republik Demokratik Kongo yang juga di kecamuk konflik sipil.
Tiga dokter asal Kongo ditahan atas tuduhan terlibat dalam penerangan pusat perawatan Ebola. Sumber: Ottawa Citizen
Jean-Baptiste Kumbu, Jaksa militer mengatakan para militan yang terlibat dalam penyerangan di pusat-pusat perawatan Ebola telah di investigasi. Dalam proses investigasi ditemukan pula empat dokter telah merencanakan penyerangan, salah satu sasaran penyerangan adalah Rumah Sakit Butembo.
Menurut Kumbu ada tiga dokter yang ditahan, sedang satu dokter lainnya dibebaskan. Tidak dijelaskan lebih rinci pada wartawan kapan atau bagaimana para dokter itu ditahan, termasuk apa motif para dokter itu merencanakan penyerangan.
Ikatan Dokter Kongo di Butembo mengungkapkan kekecewaan atas penahanan tiga dokter tersebut karena hal ini mengakibatkan lumpuhnya layanan medis di Butembo. Dikatakan pula para dokter itu harus boleh dibebaskan dengan uang jaminan, jika tidak para petugas kesehatan akan melancarkan aksi mogok kerja dalam tempo 48 jam.
Kendati telah dikerahkan vaksin dalam jumlah besar, Ebola masih menyebar di wilayah timur Kongo. Pada bulan lalu, Ebola telah menyebar di kota terbesar Goma. Otoritas kesehatan Kongo menyebut lebih dari 1.800 orang tewas pada tahun lalu.
Beberapa pihak meyakini, virus Ebola adalah sebuah konspirasi yang digoyang oleh pemerintah atau negara-negara asing. Gelontoran uang bantuan yang besar untuk merespon Ebola telah menciptakan ketegangan antara para pemimpin politik di Kongo dan pelaku ekonomi.
Beberapa dari ketegangan ini telah mengarah pada sejumlah kasus-kasus kekerasan. Pemerintah daerah Kumbu mengatakan total 54 orang saat ini ditahan karena terkait penyerangan di pusat-pusat penanganan Ebola.