TEMPO.CO, Jakarta - Judul berita utama surat kabar New York Times yang terbit pada Senin malam, 5 Agustus 2019, dengan cepat menuai kritik, termasuk dari sejumlah kandidat presiden Amerika Serikat tahun 2020 dari Partai Demokrat. Judul pada halaman depan itu berbunyi ‘Trump mengajak persatuan vs. rasisme’.
Judul itu dibuat setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump memberikan pidato atas penembakan massal yang terjadi di kota Dayton di Ohio dan El Paso di Texas, Amerika Serikat, yang total menewaskan 22 orang.
Dikutip dari usatoday.com, Rabu, 7 Agustus 2019, bunyi judul halaman depan itu terbit pertama kali pada edisi cetak New York Times dan telah diubah pada edisi berikutnya. New York Times mengatakan judul asli halaman depan tidak memuaskan sejumlah politikus Partai Demokrat. Judul halaman depan surat kabar itu lalu diubah pada edisi berikutnya menjadi ‘menyerang kebencian, tetapi bukan senjata’.
“Mari kita jadikan judul pada halaman depan ini sebagai pengingat bagaimana supremasi kulit putih disokong dan sering bersandar pada kepengecutan lembaga-lembaga mainstream,” kata Alexandra Ocasio-Cortez, politikus Partai Republik dari New York.
Dear @nytimes:
We've had just about enough of your pretending to be balanced and objective. You littered journalism with your hit jobs on Hillary's emails, overlooked the dozens of warnings on trump, and helped legitimize his inept reign of hatred.
WE'RE DONE.#CancelNYT pic.twitter.com/bFsfM1TnVG
— BrooklynDad_Defiant! (@mmpadellan) 6 Agustus 2019
Kritikan juga datang dari kontributor New York Times sendiri, Wajahat Ali. Melalui Twitter, Ali mengatakan dia bekerja untuk New York Times dan judul halaman depan pada Senin malam itu diakuinya sungguh buruk.
Presiden Trump berulang kali menghadapi kritik terkait pendiriannya pada masalah imigrasi. Dia baru-baru in juga melalui kicauannya mengatakan empat anggota perempuan Kongres dari Partai Demokrat harus kembali ke tempat kejahatan dimana mereka datang.
Sedangkan New York Times dalam situsnya nytimes.com, menulis mengakui banyak pembaca, termasuk politikus Partai Demokrat dan para pengkritik presiden lainnya, mengecam judul halaman utama melalui Twitter.
Jerry Lanson, pensiunan profesor bidang jurnalisme dari Emerson College mengatakan New York Times seharusnya tahu lebih baik. Judul halaman depan seperti itu mengabaikan seluruh kontek dari tindakan Presiden Trump dan dan ucapannya di masa lalu membuatnya tiba-tiba terlihat sebagai presiden.