Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

57 Meninggal dan 18.000 Dirawat Akibat Gelombang Panas di Jepang

image-gnews
Sejumlah warga terlihat berjalan sambil membawa payung di Tokyo, Jepang, pada Senin, 23 Juli 2018, dengan suhu tercatat mencapai 40,8 derajat Celcius. Kyodo via Japan Times
Sejumlah warga terlihat berjalan sambil membawa payung di Tokyo, Jepang, pada Senin, 23 Juli 2018, dengan suhu tercatat mencapai 40,8 derajat Celcius. Kyodo via Japan Times
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Gelombang panas yang melanda Jepang menyebabkan 57 orang meninggal dan ribuan orang dilarikan ke rumah sakit.

Total 18.374 orang dirawat pekan lalu karena sakit akibat gelombang panas ekstrem, tiga kali lipat dari jumlah 5.664 orang yang dirawat pada minggu sebelumnya.

Menurut Badan Penanggulangan Bencana Jepang, jumlah korban kali ini adalah yang tertinggi sejak 2008, seperti dilaporkan South China Morning Post, 6 Agustus 2019.

Warga lanjut usia, berusia 65 atau lebih, menyumbang lebih dari setengah total pasien, di mana 729 orang menunjukkan gejala parah yang akan membutuhkan lebih dari tiga minggu perawatan, kata pejabat kesehatan.

Pada Selasa pagi, pemadaman listrik menunda beberapa layanan kereta, dengan sembilan penumpang dibawa ke rumah sakit setelah menjadi tidak sehat karena sistem AC kereta mati.

Pemadaman listrik pada pukul 8.30 pagi menyebabkan delapan kereta yang mogok di antara stasiun-stasiun di jalur yang dijalankan oleh Keisei Electric Railway, serta Jalur Toei Asakusa dan Jalur Hokuso. Suhu di pusat Tokyo sudah melonjak hingga 32,5 derajat Celsius pada jam 9 pagi.

Mereka yang dibawa ke rumah sakit mengeluhkan beberapa gejala mulai dari tangan mati rasa sampai pusing, tetapi semua tetap sadar, kata Pemadam Kebakaran Tokyo.

Menurut Keikyu Corporation, perusahaan pemilik kereta, sumber daya cadangannya tidak dapat digunakan untuk menjalankan sistem pendingin udara, dan penumpang hanya dapat membuka jendela dan menempatkan diri di dekat kipas.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sekitar 900 penumpang keluar dari kereta ke rel, dan dipandu ke Stasiun Yahiro, yang terletak sekitar 50 meter jauhnya, dengan berjalan kaki.

Sejumlah kereta api di jalur utama lainnya juga ditangguhkan dan semua penumpang turun dari kereta yang berhenti dalam waktu sekitar dua jam, kata operator.

"Sebuah pengumuman memberi tahu kami untuk membuka jendela, dan penumpang saling bahu-membahu. Setelah kami keluar ke rel, saya merasa takut ketika melihat orang-orang dibawa pergi dengan tandu," kata seorang perempuan 54 tahun yang telah berada di salah satu kereta berhenti.

Di stasiun kereta api Bandara Narita, staf Keikyu menyarankan orang-orang yang menuju ke Tokyo untuk menggunakan jalur atau bus Kereta Api Jepang.

Japan Today melaporkan, Tokyo membawa sebagian besar orang ke rumah sakit pada 1.857, diikuti oleh 1.342 di Aichi dan 1.307 di prefektur Saitama. Kematian dilaporkan terjadi di 24 prefektur, tujuh di Hokkaido di Jepang utara dan menjadi yang tertinggi, diikuti oleh masing-masing lima korban di Ibaraki dan Saitama.

Tekanan tinggi di kepulauan Jepang membuat gelombang panas ekstrem semakin awet, dan badan penanggulangan bencana Jepang menyarankan agar asupan cairan terjaga dan sering berteduh.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Mengenal Kento Momota, Pebulu Tangkis Jepang yang Pensiun Usia 29 Tahun

1 hari lalu

Tunggal putra Jepang Kento Momota saat ditemui di mixed zone Indonesia Open 2023, Selasa, 13 Juni 2023. TEMPO/Randy
Mengenal Kento Momota, Pebulu Tangkis Jepang yang Pensiun Usia 29 Tahun

Pebulu tangkis Jepang yang juga dunia dua kali Kento Momota mengumumkan pensiun


Bikin Turis Indonesia Dikecam, Ini yang Perlu Diketahui dari Pohon Sakura di Jepang

1 hari lalu

Orang-orang menikmati bunga sakura di Tokyo, Jepang, 20 Maret 2023. REUTERS/Androniki Christodoulou
Bikin Turis Indonesia Dikecam, Ini yang Perlu Diketahui dari Pohon Sakura di Jepang

Perilaku sekelompok turis asal Indonesia di Jepang mengundang kecaman luas gara-gara perilakunya terhadap bunga sakura yang sedang bermekaran.


Viral WNI Rusak Pohon Sakura di Jepang, Kemenparekraf Ingatkan Wisatawan Harus Bertanggung Jawab

3 hari lalu

Ilustrasi video viral. shutterstock.com
Viral WNI Rusak Pohon Sakura di Jepang, Kemenparekraf Ingatkan Wisatawan Harus Bertanggung Jawab

Kemenparekraf angkat bicara soal video viral perusakan pohon sakura oleh WNI.


Turis Thailand Dikritik karena Tulis Nama dan Ungkapan Cinta di Jembatan Jepang

5 hari lalu

Jalan Nakamise menuju kuil Senso-ji di distrik Asakusa, tempat wisata populer, di tengah pandemi penyakit virus corona (COVID-19), di Tokyo, Jepang, 24 Desember 2021. REUTERS/Issei Kato
Turis Thailand Dikritik karena Tulis Nama dan Ungkapan Cinta di Jembatan Jepang

Perilaku pasangan tersebut yang merusak properti publik di Jepang dianggap mencemarkan nama baik Thailand.


Viral Diduga Turis Indonesia Rusak Pohon Sakura di Jepang, Ketahui Etika Menikmati Hanami

5 hari lalu

Pengunjung menikmati keindahan bunga sakura yang bermekaran di tengah pandemi COVID-19 di Taman Ueno di Tokyo, Jepang 30 Maret 2022. REUTERS/Issei Kato
Viral Diduga Turis Indonesia Rusak Pohon Sakura di Jepang, Ketahui Etika Menikmati Hanami

Jika ingin melihat sakura mekar di Jepang dan menikmati keindahannya, silakan melakukannya secara bertanggung jawab dan ikuti aturannya.


Video Viral WNI di Jepang Minta Bantuan Dana untuk Operasi

9 hari lalu

Kantor Kementerian Luar Negeri RI di Jln. Pejambon, Jakarta. Sumber: Suci Sekar/Tempo
Video Viral WNI di Jepang Minta Bantuan Dana untuk Operasi

Kementerian Luar Negeri RI memastikan telah menangani kasus video viral WNI di Jepang yang meminta bantuan untuk biaya operasi.


Toilet Umum di Tokyo jadi Atraksi Wisata, Turis Rela Bayar Rp519 ribu untuk Ikut Tur

13 hari lalu

Seorang peserta melihat-lihat toilet umum yang didesain ulang sebagai bagian dari proyek untuk mengubah toilet umum menjadi toilet yang dapat digunakan dengan nyaman oleh semua orang, selama Tur Antar-Jemput Toilet Tokyo, di kawasan Shibuya, di Tokyo, Jepang 4 April 2024. REUTERS /Kim Kyung-Hoon
Toilet Umum di Tokyo jadi Atraksi Wisata, Turis Rela Bayar Rp519 ribu untuk Ikut Tur

Satu perjalanan, peserta akan diajak mengunjungi delapan atau sembilan toilet umum di Tokyo dengan menggunakan mobil.


Menilik Jembatan Gantung Akashi Kaikyo di Jepang yang Beroperasi Sejak 26 Tahun Silam

13 hari lalu

Akashi Kaikyo Bridge mempunyai Ketinggian 298,3M, berada di atas Selat Akashi dan menghubungkan kota Kobe di Pulau Honshu sampai Iwaya di Pulau Awaji. Jembatan ini adalah jembatan terpanjang di dunia kategori jembatan gantung, dengan rentang pusat 1.991 meter. panoramio.com
Menilik Jembatan Gantung Akashi Kaikyo di Jepang yang Beroperasi Sejak 26 Tahun Silam

Genap berusia 26 tahun, inilah fakta-fakta jembatan gantung cantik Akashi Kaikyo di Jepang, termasuk tahan gempa bumi hingga 8,5 SR.


AS, Filipina dan Jepang akan Bahas Laut Cina Selatan pada KTT Trilateral

15 hari lalu

Kapal militer Tiongkok beroperasi di Whitsun Reef di Laut Cina Selatan, 2 Desember 2023. Penjaga Pantai Filipina/Handout via REUTERS.
AS, Filipina dan Jepang akan Bahas Laut Cina Selatan pada KTT Trilateral

Pembahasan di KTT trilateral antara Amerika Serikat, Filipina dan Jepang pekan depan akan mencakup Laut Cina Selatan.


Aktivis Lingkungan Desak Jepang Hentikan Pengiriman Sampah Plastik ke Indonesia

15 hari lalu

Petugas Bea Cukai Tanjung Perak Surabaya menunjukkan sampah impor terpapar limbah asal Australia di Terminal Petikemas Surabaya, 9 Juli 2019. Sampah plastik itu tercampur ke dalam sampah kertas (waste paper) yang diimpor dari negara seperti Amerika Serikat (AS), Australia, Prancis, Jerman dan Hong Kong oleh sejumlah pabrik kertas untuk bahan baku kertas baru. ANTARA FOTO/Didik Suhartono
Aktivis Lingkungan Desak Jepang Hentikan Pengiriman Sampah Plastik ke Indonesia

Jepang dinilai menjadi negara eksportir sampah plastik terbesar kedua di dunia setelah Jerman.