TEMPO.CO, Jakarta - Ibrahima Ndiaye, 50 tahun, membawa bayi kembar siamnya yang berusia tiga tahun ke Inggris dengan harapan keduanya bisa diselamatkan. Sebab dia merasa putus asa ketika dihadapkan pada pilihan jika harus menyelamatkan salah satunya.
Dikutip dari mirror.co.uk, Senin, 5 Agustus 2019, Ibrahima Ndiaye total memiliki enam anak. Dia berangkat dari Senegal ke Rumah Sakit Great Ormond di Inggris dua tahun lalu dengan harapan bisa menyelamatkan bayi kembar siamnya yang bernama Marieme and Ndeye.
Marieme dan Ndeye memiliki dua jantung yang terpisah, demikian juga otak dan paru-paru. Namun mereka memiliki satu sistem pencernaan, satu liver, satu kandung kemih dan tiga ginjal.
Kondisi jantung Marieme lemah dan dia memiliki harapan hidup yang lebih pendek. Jika Marieme meninggal, maka Nideye juga tak lama kemudian bakal meninggal. Walhasil, saat ini Ibrahima Ndiaye dihadapkan pada pilihan apakah dia akan melanjutkan operasi pemisahan dengan risiko salah satu bayinya tidak akan selamat selama mengikuti prosedur ini.
"Dalam situasi ini, Anda tidak menggunakan akal sehat, tetapi Anda mengikuti hati nurani. Setiap keputusan yang diambil membuat saya patah hati, penuh gejolak, banyak konsekuensi yang diambil," kata Ibrahima Ndiaye.
Baca Juga:
Seorang ayah di Inggris bingung diminta menyelamatkan salah satu bayinya yang kembar siam. Sumber: BBC/Phil Sharp/mirror.co.uk
Sebelum ke Inggris, Ibrahima Ndiaye rupanya sudah ke sejumlah rumah sakit di dunia. Diantaranya ke sebuah rumah sakit di Amerika Serikat, Zimbabwe, Norwegia, Swedia, Belgia dan Jerman. Upaya menyelamatkan Marieme and Ndeye telah membuat Ibrahima Ndiaye kehilangan pekerjaan dan bercerai dari istri keduanya.
Ibrahima Ndiaye, yang sekarang tinggal di Cardiff, Inggris. Menurut Klinik Mayo dan Pusat Kedokteran Universitas Maryland, kemungkinan bagi bayi kembar siam hidup selama proses operasi berlangsung sekitar 75 persen. Saat ini Ibrahima Ndiaye mengaku belum bisa melepaskan bayinya ke meja operasi dengan risiko kehilangan salah satunya karena baginya Marieme dan Ndeye memiliki hak yang sama untuk hidup.