TEMPO.CO, Jakarta - Jumlah anggota DPR yang mendukung pemakzulan pada Presiden Amerika Serikat Donald Trump bertambah. Setidaknya sudah ada 23 anggota DPR yang mendukung pemakzulan Trump setelah penasihat khusus Robert Mueller bersaksi di Capitol Hill pekan lalu.
Trump adalah Presiden Amerika Serikat ke-45 dan dalam sejarah Negara Abang Sam itu, hanya ada dua presiden yang kepemimpinannya dicabut oleh DPR Amerika Serikat. Mantan Presiden Andrew Johnson dan Bill Clinton kehilangan jabatan setelah didakwa oleh DPR karena melakukan kejahatan berat dan pelanggaran ringan.
Itu artinya belum pernah ada Presiden Amerika Serikat yang dicopot dari jabatan lewat proses pemakzulan.
Dikutip dari thoughtco.com, Minggu, 4 Agustus 2019, mencopot Presiden Amerika Serikat dari jabatan bukan topik yang dianggap remeh di kalangan masyarakat Amerika Serikat dan anggota Kongres, meskipun kalangan partisan telah membuat hal ini terasa lebih biasa bagi simpatisan setia oposisi mengangkat rumor pemakzulan.
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. Sumber: AP: Susan Walsh/abc.net.au
Ada tiga mantan Presiden Amerika Serikat yang pernah diselimuti rumor pemakzulan. Pertama, mantan Presiden George W. Bush, atas perannya dalam menangani Perang Irak. Kedua, mantan Presiden Barack Obama yang mengalami masalah penyerangan dua kantor pemerintah Amerika Serikat di Benghazi, Libya dan beberapa skandal lain.
ketiga, Presiden Donald Trump yang memiliki sifat meledak-ledak sehingga membuat gelisah sejumlah anggota Kongres selama setahun masa pemerintahannya.
Sedangkan Andrew Johnson, mantan Presiden Amerika Serikat ke-17, benar-benar kehilangan jabatan setelah diduga melanggar undang-undang kewenangan jabatan presiden. Dalam undang-undang yang diterbitkan pada 1867, presiden harus mendapat persetujuan Senat sebelum mengeluarkan anggota kabinetnya yang telah dikonfirmasi oleh majelis tinggi Kongres.
DPR memilih untuk menghukum Johnson dengan mencopotnya dari jabatan sebagai Presiden pada 24 Februari 1868 atau tiga hari setelah dia mencampakkan Menteri urusan Perang dari Partai Republik bernama Edwin M. Stanton.
Johnson juga sebelumnya beberapa kali bentrok dengan anggota Kongres dari Partai Republik terkait bagaimana memperlakukan wilayah selatan selama proses rekonstruksi. Anggota Kongres Partai Republik memandang Johnson terlalu bersimpati pada para mantan pemilik budak yang marah karena dia memveto undang-undang yang memungkinkan mereka melindungi hak-hak kebebasan budak.
Bill Clinton adalah mantan Presiden Amerika Serikat ke-42 yang dihukum oleh DPR pada 19 Desember 1998 atas tuduhan telah menyesatkan dewan juri tentang perselingkuhan dengan Monica Lewinsky di Gedung Putih. Clinton diduga telah membujuk orang lain untuk berbohong tentang hal itu juga. Dia kehilangan jabatan atas kesalahan tersebut.