TEMPO.CO, Jakarta - Penasehat Keamanan Nasional Amerika Serikat John Bolton menyebut peluncuran rudal jarak pendek yang dilakukannya belum lama ini oleh Pyongyang tidak melanggar janji yang telah dibuat Korea Utara pada Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Kendati demikian, upaya menuju perundingan denuklirisiasi sekarang jadi diragukan.
"Penembakan rudal - rudal ini tidak menciderai janji Kim Jong Un pada Presiden (Trump) soal rudal balistik, namun Anda harus mulai bertanya kapan diplomasi sesungguhnya akan dimulai, kapan diskusi denuklirisasi akan dimulai," kata Bolton, seperti dikutip dari reuters.com, Kamis, 1 Agustus 2019.
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Mike Pompeo pada awal pekan ini sebelumnya mengatakan pihaknya sangat berharap akan digelar perundingan dalam waktu dekat dengan Korea Utara, termasuk kemungkinan pembicaraan di sela-sela KTT para menteri luar negeri ASEAN di Bangkok yang digelar 30 Juli - 2 Agustus 2019. Akan tetapi, Bolton mengatakan sejauh ini belum ada tanggapan soal ini dari Pyongyang.
Ekspresi datar Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un saat menyaksikan uji coba dua rudal balistik jarak pendek pada Kamis, 25 Juli 2019. Korea Utara (Korut) menegaskan peluncuran rudal model baru itu merupakan peringatan serius untuk Korea Selatan (Korsel). KCNA/via REUTERS
Pyongyang menembakkan rudal jarak pendek pada pekan lalu diduga untuk menekan Korea Selatan dan Amerika Serikat agar tidak melakukan latihan militer gabungan. Tindakan itu dilakukan Korea Utara sering dengan harapan sejumlah diplomat di kawasan pada pekan ini yang berharap perundingan denuklirisasi bisa dimulai kembali.
Baca Juga:
Korea Utara terakhir kali menembakkan rudal jarak pendek pada Rabu, 31 Juli 2019 dan pada akhir pekan lalu. Tindakan itu terbilang berani karena dilakukan setelah Kim Jong Un dan Donald Trump pada 30 Juni 2019 setuju untuk menghidupkan kembali dialog antar kedua negara soal denuklirisasi.
Badan Intelijen Korea Selatan mengatakan kepada parlemen negara itu, diperkirakan Korea Utara akan melakukan uji coba nuklir pada Agustus 2019. Vipin Narang profesor di Institut Teknologi Massachusetts mengatakan penembakan rudal-rudal jarak pendek adalah bagian dari pendekatan diplomasi Kim Jong Un.