TEMPO.CO, Jakarta - Militer AS mulai menolak merekrut tentara dari keturunan Cina, imigran, dan individu yang memiliki keterlibatan pemerintah asing.
Dalam laporan Washington Post, 30 Juli 2019, pada bulan lalu Pentagon mengeluarkan dua rekrutan Cina dari proses pendaftaran karena kakek mereka.
Salah seorang kakek dari pelamar, yang tidak pernah ditemuinya, ternyata pernah bertugas di militer komunis Cina. Pelamar lain dikeluarkan dari program setelah terungkap selama tiga tahun bahwa kakeknya yang bernama Zicheng Li berperang melawan komunis Cina dan disiksa oleh Partai Komunis Cina.
Dokumen-dokumen penyaringan yang diperoleh The Washington Post merinci alasan-alasan bahwa kasus ini dan rekrutmen asing lainnya dikeluarkan dari militer mengungkapkan suatu pola pendaftaran dan penyaringan rekrutmen yang gagal.
Para pendatang imigran yang telah melamar menjadi tentara, telah ditolak atau dikeluarkan karena menjadi anak-anak dari orang tua asing atau karena memiliki ikatan keluarga dengan pemerintah atau militer negara asal mereka.
Dalam beberapa kasus, mereka memiliki saudara yang bertugas di militer yang bersekutu erat dengan Amerika Serikat. Penolakan itu menimbulkan pertanyaan tentang proses rekrutmen yang dilakukan Pentagon dan mengapa proses itu justru menyingkirkan calon tentara yang diklaim oleh pejabat pertahanan diperlukan.
Program perkerutan Pentagon sederhana: Militer akan meminta imigran untuk memanfaatkan bahasa strategis dan kemampuan medis dalam pasokan pendek di antara pasukan kelahiran AS, menyebut keterampilan imigran sebagai kewajiban keamanan nasional.
Program itu dinamakan Aksesi Militer Penting bagi Kepentingan Nasional, atau MAVNI, yang melibatkan lebih dari 10.400 tentara asing dalam dekade terakhir, dengan janji naturalisasi yang akan memakan waktu berminggu-minggu. Penutur Cina Mandarin, Rusia, Arab dan penutur bahasa lainnya telah diminati oleh pejabat pertahanan.
Kemudian penolakan mulai dipercepat sejak penyaringan yang lebih ketat diterapkan pada akhir 2016, kata seorang pengacara untuk calon imigran, menunjuk ikatan keluarga sebagai alasan umum.
Li, yang tiba di Minnesota dari Cina pada 2012 untuk mempelajari teknik kedirgantaraan, mengatakan bahwa pendaftaran Angkatan Daratnya sangat lambat sejak Februari 2016. Pada waktu itu, ia menghadiri latihan sebagai tentara cadangan yang dipilih dan menerima seragamn serta kartu ID yang memberikannya akses ke instalasi Angkatan Darat.
Kemudian bulan ini, setelah tiga tahun menunggu, surat justifikasi penolakan pendaftaran tiba di kotak suratnya, berisi dua kalimat tentang sejarah keluarga.
Li mengatakan kepada penyelidik bahwa penyiksaan kakeknya yang telah meninggal dunia puluhan tahun yang lalu oleh komunis memicu kekhawatiran akan pembalasan jika pemerintah Cina mengetahui tentang pendaftaran Li.
"Anda mengungkapkan bahwa Anda khawatir akan keselamatan keluarga Anda," tulis para pejabat dalam sebuah surat, yang mengatakan bahwa kesesuaiannya untuk mendaftar adalah merugikan.
"Aku kaget dan mati rasa," kata Li. "Mereka menggunakan apa saja untuk mengusir kita."