Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Militer AS Tolak Rekrut Tentara Keturunan Cina dan Imigran

image-gnews
Tentara Amerika Serikat dan NATO mengibarkan bendera Amerika Serikat saat menggelar upacara bendera guna memperingati tragedi 11 September 2001 di markas Resolute Dukungan, di Kabul, Afghanistan, 11 September 2016. Tragedi 15 tahun lalu tersebut merupakan tragedi serangan teroris yang terjadi di World Trade Center di New York. REUTERS
Tentara Amerika Serikat dan NATO mengibarkan bendera Amerika Serikat saat menggelar upacara bendera guna memperingati tragedi 11 September 2001 di markas Resolute Dukungan, di Kabul, Afghanistan, 11 September 2016. Tragedi 15 tahun lalu tersebut merupakan tragedi serangan teroris yang terjadi di World Trade Center di New York. REUTERS
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Militer AS mulai menolak merekrut tentara dari keturunan Cina, imigran, dan individu yang memiliki keterlibatan pemerintah asing.

Dalam laporan Washington Post, 30 Juli 2019, pada bulan lalu Pentagon mengeluarkan dua rekrutan Cina dari proses pendaftaran karena kakek mereka.

Salah seorang kakek dari pelamar, yang tidak pernah ditemuinya, ternyata pernah bertugas di militer komunis Cina. Pelamar lain dikeluarkan dari program setelah terungkap selama tiga tahun bahwa kakeknya yang bernama Zicheng Li berperang melawan komunis Cina dan disiksa oleh Partai Komunis Cina.

Dokumen-dokumen penyaringan yang diperoleh The Washington Post merinci alasan-alasan bahwa kasus ini dan rekrutmen asing lainnya dikeluarkan dari militer mengungkapkan suatu pola pendaftaran dan penyaringan rekrutmen yang gagal.

Para pendatang imigran yang telah melamar menjadi tentara, telah ditolak atau dikeluarkan karena menjadi anak-anak dari orang tua asing atau karena memiliki ikatan keluarga dengan pemerintah atau militer negara asal mereka.

Dalam beberapa kasus, mereka memiliki saudara yang bertugas di militer yang bersekutu erat dengan Amerika Serikat. Penolakan itu menimbulkan pertanyaan tentang proses rekrutmen yang dilakukan Pentagon dan mengapa proses itu justru menyingkirkan calon tentara yang diklaim oleh pejabat pertahanan diperlukan.

Program perkerutan Pentagon sederhana: Militer akan meminta imigran untuk memanfaatkan bahasa strategis dan kemampuan medis dalam pasokan pendek di antara pasukan kelahiran AS, menyebut keterampilan imigran sebagai kewajiban keamanan nasional.

Program itu dinamakan Aksesi Militer Penting bagi Kepentingan Nasional, atau MAVNI, yang melibatkan lebih dari 10.400 tentara asing dalam dekade terakhir, dengan janji naturalisasi yang akan memakan waktu berminggu-minggu. Penutur Cina Mandarin, Rusia, Arab dan penutur bahasa lainnya telah diminati oleh pejabat pertahanan.

Kemudian penolakan mulai dipercepat sejak penyaringan yang lebih ketat diterapkan pada akhir 2016, kata seorang pengacara untuk calon imigran, menunjuk ikatan keluarga sebagai alasan umum.

Li, yang tiba di Minnesota dari Cina pada 2012 untuk mempelajari teknik kedirgantaraan, mengatakan bahwa pendaftaran Angkatan Daratnya sangat lambat sejak Februari 2016. Pada waktu itu, ia menghadiri latihan sebagai tentara cadangan yang dipilih dan menerima seragamn serta kartu ID yang memberikannya akses ke instalasi Angkatan Darat.

Kemudian bulan ini, setelah tiga tahun menunggu, surat justifikasi penolakan pendaftaran tiba di kotak suratnya, berisi dua kalimat tentang sejarah keluarga.

Li mengatakan kepada penyelidik bahwa penyiksaan kakeknya yang telah meninggal dunia puluhan tahun yang lalu oleh komunis memicu kekhawatiran akan pembalasan jika pemerintah Cina mengetahui tentang pendaftaran Li.

"Anda mengungkapkan bahwa Anda khawatir akan keselamatan keluarga Anda," tulis para pejabat dalam sebuah surat, yang mengatakan bahwa kesesuaiannya untuk mendaftar adalah merugikan.

"Aku kaget dan mati rasa," kata Li. "Mereka menggunakan apa saja untuk mengusir kita."

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Menhan AS Telepon Menhan Cina untuk Pertama Kalinya

17 jam lalu

Menteri Pertahanan A.S. Lloyd Austin menghadiri Sesi Pleno Pertama Dialog Shangri-La IISS ke-20 di Singapura, 3 Juni 2023. REUTERS/Caroline Chia
Menhan AS Telepon Menhan Cina untuk Pertama Kalinya

Menhan AS, Lloyd Austin, berbicara dengan Menhan Cina ketika kedua negara berupaya memulihkan hubungan militer.


Strategi Malaysia Gaet Turis Cina, Tak Hanya Bebas Visa

23 jam lalu

Legoland Malaysia, salah satu destinasi wisata favorit di Malaysia. Dok.  tiket.com
Strategi Malaysia Gaet Turis Cina, Tak Hanya Bebas Visa

Malaysia menyiapkan meja bantuan yang dikelola oleh petugas berbahasa Mandarin untuk membantu wisatawan Cina.


Kemacetan Mudik Juga Terjadi di Cina, Ingat Tragedi Brexit Lebaran 2016 yang Tewaskan 12 orang

1 hari lalu

Ratusan kendaraan terjebak kemacetan saat menuju pintu keluar Tol Brebes Timur (Brexit) di Brebes, Jawa Tengah, 22 Juni 2017. Kemacetan tersebut terjadi akibat penutupan ruas jalan tol fungsional Brebes-Batang pada malam hari dan seluruh kendaraan diarahkan ke Brexit. ANTARA/Akbar Nugroho Gumay
Kemacetan Mudik Juga Terjadi di Cina, Ingat Tragedi Brexit Lebaran 2016 yang Tewaskan 12 orang

Kemacetan saat mudik Lebaran tahun ini tidak separah tragedi Brexit 2016 yang Menewaskan 18 Orang atau macet parah di Beijing dan Pakistan.


Cina Puji Iran, Percaya Teheran Mampu Tangani Situasi dengan Israel

1 hari lalu

Menteri Luar Negeri Cina Wang Yi berjabat tangan dengan Menlu Palestina Riyad Al-Maliki, disaksikan antara lain Menlu Retno Marsudi sebelum sesi foto di Diaoyutai State Guesthouse di Beijing, 20 November 2023. REUTERS/Florence Lo/Poo
Cina Puji Iran, Percaya Teheran Mampu Tangani Situasi dengan Israel

Menteri Luar Negeri Cina Wang Yi membahas situasi di Timur Tengah dengan timpalannya dari Iran, Hossein Amir-Abdollahian, di tengah ketegangan meningkat dengan Israel.


Temu Biden dan Delegasi AS, Irak Mengaku Khawatir Terseret Perang di Timur Tengah

1 hari lalu

Presiden AS Joe Biden bertemu dengan Perdana Menteri Irak Mohammed Shia al-Sudani di Gedung Putih di Washington, AS, 15 April 2024. Iraqi Prime Minister Media Office/Handout via REUTERS
Temu Biden dan Delegasi AS, Irak Mengaku Khawatir Terseret Perang di Timur Tengah

Perdana Menteri Irak Mohammed Shia al-Sudani memimpin delegasi untuk bertemu Presiden AS Joe Biden dan pejabat lainnya di tengah ketegangan antara Iran dan Israel.


Respons Joe Biden, Rusia, dan Cina Pasca Serangan Iran ke Israel

1 hari lalu

Sistem anti-rudal beroperasi setelah Iran meluncurkan drone dan rudal ke arah Israel, seperti yang terlihat dari Ashkelon, Israel 14 April 2024. REUTERS/Amir Cohen
Respons Joe Biden, Rusia, dan Cina Pasca Serangan Iran ke Israel

Serangan Iran yang diluncurkan ke Israel menuai respons dari berbagai pihak termasuk Presiden AS Joe Biden, Rusia, dan Cina.


Profil Korban Jiwa Penusukan di Australia: Ibu Baru, Mahasiswi Cina hingga Pengungsi Ahmadiyah

2 hari lalu

Korban penusukan di Australia. Istimewa
Profil Korban Jiwa Penusukan di Australia: Ibu Baru, Mahasiswi Cina hingga Pengungsi Ahmadiyah

Warga Australia berduka atas kematian lima perempuan dan seorang pria penjaga keamanan pengungsi asal Pakistan.


Rekap Hasil Final Badminton Asia Championships 2024: Tuan Rumah Cina Raih 3 Gelar, Indonesia 1 Gelar Lewat Jonatan Christie

3 hari lalu

Jonatan Christie dalam tunggal putra Badminton Asia Championships 2024. Dok TIm Humas PBSI
Rekap Hasil Final Badminton Asia Championships 2024: Tuan Rumah Cina Raih 3 Gelar, Indonesia 1 Gelar Lewat Jonatan Christie

Indonesia meraih satu gelar sama dengan Korea Selatan di kejuaraan bulu tangkis Badminton Asia Championships 2024 yang berlangsung di Ningbo, Cina.


Top 3 Dunia: Pengakuan untuk Negara Palestina, Ketegangan Israel-Iran

4 hari lalu

Seorang pria berjalan melewati mural pro-Palestina di Tembok Internasional yang mendukung Gaza, di tengah konflik antara Israel dan Hamas, di Belfast, Irlandia Utara, 29 Maret 2024. REUTERS/Clodagh Kilcoyne
Top 3 Dunia: Pengakuan untuk Negara Palestina, Ketegangan Israel-Iran

Top 3 Dunia dibuka dengan kabar semakin dekatnya pengakuan untuk Negara Palestina oleh tiga negara Eropa.


10 Orang Terkaya di Dunia Masih Didominasi AS, Milyuner Cina Peringkat Berapa?

4 hari lalu

Pendiri Alibaba, Jack Ma, cukup lama tak muncul ke publik setelah mengkritik kebijakan Pemerintah Cina secara terbuka dalam sebuah pidato. Jack Ma sempat mengkritik pemerintah China sebagai otoritas yang 'ketinggalan zaman'. REUTERS
10 Orang Terkaya di Dunia Masih Didominasi AS, Milyuner Cina Peringkat Berapa?

Pengusaha Amerika Serikat masih mendominasi daftar peringkat teratas Orang Terkaya di Dunia 2024 versi Forbes. Pengusaha Cina tertinggal jauh.