TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Kepala Xinjiang, Alken Tuniaz, mengungkap sebagian besar orang yang dikirim pusat-pusat penahanan massal di penjuru Xinjiang, Cina sudah dibebaskan. Namun Tuniaz menolak memberikan informasi perkiraan berapa banyak orang yang telah ditahan di sana.
Sebelumnya ahli di PBB dan sejumlah aktivis mengatakan setidaknya satu juta etnis Uighur, yang sebagian besar pemeluk agama Islam, telah ditahan di kamp-kamp yang tersebar di Xinjiang, sebuah wilayah di barat Cina. Uighur adalah etnis minoritas di Xinjiang.
Upacara pembukaan kamp pusat reedukasi Uighur di kota Korla provinsi Xinjiang, Cina. {RFA]
Dikutip dari reuters.com, Selasa, 30 Juli 2019, Cina menggambarkan kamp-kamp tersebut sebagai pusat-pusat pelatihan untuk membantu para ekstrimis keluar dari keyakinan radikal dan mengajarkan keterampilan bekerja.
“Berapa banyak yang ditahan disana? Jumlahnya cukup dinamis dan sebagian besar saat ini bisa mendapatkan pekerjaan. Saat ini, sebagian besar tahanan yang menerima pelatihan di kamp-kamp itu sudah kembali membaur dengan masyarakat dan pulang ke rumah,” kata Tuniaz.
Pemerintah Cina tidak pernah mengeluarkan angka pasti berapa banyak orang yang dikirim ke kamp-kamp di Xinjiang. Otoritas di sana sangat membatasi akses investigator independen. Sejumlah periset hanya membuat perkiraan melalui sejumlah metode, seperti analisa dokumen pengadaan milik pemerintah dan gambar-gambar yang diambil satelit ke arah fasilitas-fasilitas penahanan tersebut.