TEMPO.CO, Beijing – Media resmi Cina mempublikasi berita bahwa Amerika Serikat telah mengekspor jutaan ton kacang kedelai ke Cina sejak kedua negara bertemu pada Juni 2019.
Namun, data pemerintah AS menunjukkan volume ekspor kacang kedelai berjumlah jauh lebih sedikit daripada klaim Cina.
“Sepanjang produk agrikultural Amerika memiliki harga yang masuk akal dan berkualitas bagus maka bisa berharap bakal ada pembelian baru,” begitu dilansir Reuters mengutip media Cina CCTV pada Ahad, 28 Juli 2019.
Media CCTV melansir Cina telah menghubungi perusahaan penyuplai komoditas dari AS seperti kacang kedelai, kapas, daging babi, sorghum, dan produk pertanian lainnya sejak 19 Juli 2019.
Mengutip data dari Kementerian Perdagangan Cina, CCTV menyebut telah terjadi transaksi jual – beli antara kedua negara.
Namun, data departemen Pertanian AS menunjukkan penjualan kacang kedelai hanya sekitar 1.02 juta ton ke Cina sejak Presiden AS, Donald Trump, dan Presiden Cina, Xi Jinping, bertemu di sela-sela KTT G20 di Osaka, Jepang, pada 28 Juni 2019.
Juru runding AS dan Cina bakal bertemu lagi di Shanghai pada pekan ini untuk pertama kali sejak KTT G20 untuk melanjutkan negosiasi dan mengakhiri perang dagang, yang telah berlangsung sejak Juli 2018.
AS mengenakan kenaikan tarif antara 10 – 25 persen untuk berbagai produk impor asal Cina seperti peralatan elektronik, pakaian dan mesin. Ini karena AS menuding Cina berlaku tidak adil dengan memberikan subsidi terhadap industrinya dan mencuri teknologi terbaru dari perusahaan AS.
Cina membalas dengan menaikkan tarif impor untuk berbagai produk komoditas asal AS seperti kacang kedelai dan babi serta mesin pesawat terbang. Saat ini, Cina mengalami surplus perdagangan sebanyak US$375 miliar atau sekitar Rp5.300 triliun per tahun dari AS.