TEMPO.CO, Jakarta - Amerika Serikat mendesak Korea Utara agar bersikap menahan diri dari tindakan-tindakan yang memprovokasi. Peringatan itu disampaikan setelah Korea Utara menembakkan dua rudal balistik jarak pendek terbaru miliknya ke arah Jepang pada Kamis, 25 Juli 2019.
"Kami ingin memiliki hubungan diplomatik dengan Korea Utara. Kami mendesak, tolong jangan ada lagi provokasi," kata Juru bicara Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat Morgan Ortagus, seperti dikutip dari reuters.com, Jumat, 26 Juli 2019.
Baca Juga:
Suasana peluncuran rudal balistik jarak pendek di Korea Utara, Kamis, 25 Juli 2019. Peluncuran itu merupakan uji coba rudal pertama Korut sejak pertemuan dadakan antara Kim dan Presiden AS Donald Trump pada Juni lalu di zona demiliterisasi perbatasan Korut-Korsel. KCNA/via REUTERS
Menurut Ortagus, Washington berkomitmen membangun hubungan diplomatik dengan Korea Utara dan akan terus menekan negara itu serta berharap negosiasi yang sedang berlangsung akan membawa kemajuan. Terkait hal ini, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Mike Pompeo rencananya akan terbang ke Thailand, Australia dan Micronesia pada 30 Juli - 6 Agustus 2019. Namun belum ada rencana pertemuan dengan Korea Utara.
Ortagus menolak berkomentar ketika disinggung kalau Menteri Luar Negeri Korea Utara RI Yong Ho telah membatalkan kunjungannya ke sebuah forum keamanan di Bangkok pada pekan depan, dimana sejumlah spekulasi menyebut dia dan Pompeo kemungkinan bisa bertemu disana.
Uji coba rudal Korea Utara dilakukan setelah pada bulan lalu Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un bertemu di zona demiliteriasi atau MDZ, sebuah wilayah yang memisahkan Korea Utara dan Korea Selatan. Pertemuan itu untuk menghidupkan kembali denuklirisasi setelah pembicaraan pada Februari 2019 tak membuahkan hasil.