TEMPO.CO, Jakarta - Siswa di seluruh Prancis yang berusia di bawah 15 tahun terhitung mulai awal musim panas ini tidak boleh lagi menggunakan ponsel selama di sekolah. Larangan ini termasuk saat jam istirahat makan siang.
Dikutip dari businessinsider.sg, Kamis, 25 Juli 2019, aturan ini diterbitkan karena pemerintah Prancis khawatir siswa akan menjadi terlalu bergantung pada ponsel mereka dan menjadi tidak fokus karena sibuk berinteraksi dengan gadget. Larangan ini diterapkan per Senin, 22 Juli 2019 atau pada hari pertama sekolah dimulai, namun akan berlaku efektif per 5 Agustus 2019 di seluruh Prancis.
Aturan ini mendapat reaksi positif. Larangan membawa ponsel ke sekolah bagi siswa di bawah 15 tahun dikampanyekan oleh Presiden Prancis Emmanuel Macron dan sudah disahkan pada awal Juli 2019. Dengan begitu, aturan ini berlaku bagi siswa SD dan SMP dipenjuru Prancis. Larangan ini berlaku untuk segala jenis ponsel pintar, jam tangan pintar atau digital dan tablet.
Dua peragawan cilik bermain dengan ponselnya di belakang panggung peragaan busana COMME TU ES Liu Jia dalam China Fashion Week di Beijing, 29 Maret 2015. Fashion show ini menampilkan rancangan bagi orang tua dan anaknya. REUTERS/Kim Kyung-Hoon
Sebelumnya sejak 2010, Prancis telah memberlakukan aturan tak boleh menggunakan ponsel saat jam pelajaran di sekolah berlangsung. Akan tetapi, aturan ini sekarang sudah diperpanjang dengan tak boleh menggunakan ponsel saat istirahat, maupun jam makan siang. Namun ada pengecualian aturan ini, yakni bagi siswa yang penyandang disabilitas.
Di bawah aturan baru ini, para siswa harus mematikan ponsel mereka selama berada dalam sekolah atau menyimpan ponsel itu di dalam lemari penyimpanan. Sekolah diberi keleluasaan terkait bagaimana siswa akan dijauhkan dari ponsel mereka selama di sekolah.
Menteri Pendidikan Prancis Jean-Michel Blanquer pada Juni lalu pihaknya memuji aturan baru ini yang akhirnya disahkan secara hukum dengan menyebutnya undang-undang abad 21. Blanquer mengatakan larangan penggunaan ponsel di sekolah ini akan meningkatkan disiplin pada 12 juta siswa sekolah di penjuru Prancis.