TEMPO.CO, Jakarta - Rusia mengatakan sedang melakukan patroli gabungan dengan Cina ketika pesawat mereka dicegat jet tempur Korea Selatan pada Selasa kemarin.
Rusia mengklaim pesawatnya berpatroli di perairan internasional Asia-Pasifik, ketika Korea Selatan memberikan ratusan tembakan peringatan karena melanggar wilayah udaranya.
Dua pesawat pengebom strategis Rusia Tupolev Tu-95 dan dua pengebom Cina H-6, yang dikawal A-50 Rusia dan KJ 2000, ambil bagian dalam kerja sama militer Beijing dan Moskow.
Menurut Departemen Pertahanan Rusia, seperti dilaporkan Reuters, 24 Juli 2019, ini adalah patroli udara di kawasan Asia-Pasifik bersama-sama hingga Selasa, menyusul latihan tempur angkatan laut sebelumnya.
"Patroli bersama dilakukan dengan tujuan memperdalam hubungan Rusia-Cina dalam kemitraan menyeluruh kami, untuk meningkatkan kerja sama lebih lanjut antara angkatan bersenjata kami, dan untuk menyempurnakan kemampuan mereka untuk melakukan aksi bersama, dan memperkuat keamanan strategis global," kata kementerian pertahanan.
Korea Selatan dan Jepang yang mencegat patroli Cina-Rusia, menuduh keduanya melanggar wilayah udaranya. Bejing dan Moskow membantah ini.
Pesawat tempur Korea Selatan melepaskan ratusan tembakan peringatan ke pesawat A-50 Rusia, menurut pejabat pertahanan Korsel. Ini, kata pejabat Korsel, adalah pelanggaran pertama Rusia atas wilayah udara Korsel.
Korea Selatan mengatakan bahwa salah satu pesawat Rusia, pesawat peringatan dini dan kontrol Beriev A-50, terbang lebih dekat dan menyusup dua kali ke wilayah yang dianggap Korea Selatan sebagai wilayah udara teritorialnya, dekat sekelompok pulau yang disengketakan Korea Selatan dan Jepang.
Kedua kali, pesawat Rusia melanggar wilayah udara teritorial itu selama beberapa menit, mendorong jet tempur F-15 dan F-16 Korea Selatan yang beroperasi di dekatnya menembakkan 20 suar dan 360 butir senapan mesin sebagai tembakan peringatan dari setengah kilometer, kata para pejabat itu, menurut New York Times. Jet Korea Selatan mengambil tindakan setelah pesawat Rusia tidak menjawab peringatan radio berulang-ulang, menurut Korea Selatan.
Pesawat pengebom Cina H-6 terbang di atas Laut Cina Timur, dalam gambar yang diambil Angkatan Udara Jepang dan dirilis Kementerian Pertahanan Jepang.[REUTERS]
Juru bicara Pentagon, Letkol Dave Eastburn, mendukung respons Jepang dan Korsel terhadap Cina dan Rusia.
"(Departemen Pertahanan) berkoordinasi erat dengan Republik Korea dan sekutu Jepang kami tentang peristiwa ini, dan akan terus memantau kegiatan saat mereka menindaklanjuti Rusia dan Cina mereka melalui saluran diplomatik," kata Eastburn.
Seorang juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina, Hua Chunying, mengatakan Cina dan Korea Selatan adalah tetangga yang bersahabat, tetapi menambahkan bahwa dia tidak mengetahui secara jelas tentang insiden itu dan mengajukan pertanyaan ke Kementerian Pertahanan Cina. Kementerian Pertahanan Cina tidak memberikan komentar.
Dalam beberapa tahun terakhir, pesawat pengebom jarak jauh dan pesawat pengintai dari militer Rusia dan Cina sering memasuki zona pertahanan udara Korea Selatan, meskipun tidak bersama-sama dan Korea Selatan telah mengirim jet tempur untuk mencegat mereka.
Namun selain koordinasi Rusia-Cina pada hari Selasa, episode ini menandai pertama kalinya sebuah pesawat tempur Rusia telah memasuki tidak hanya zona pertahanan udara, tetapi juga wilayah yang dianggap Korea Selatan sebagai wilayah udara teritorialnya.