TEMPO.CO, Washington – Ketegangan Amerika dan Iran berdampak pada perusahaan energi asal Cina, yang terkena sanksi oleh Washington.
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Mike Pompeo, mengatakan negaranya mengenakan sanksi ke perusahaan Zhuhai Zhenron Co Ltd karena melanggar larangan membeli minyak mentah asal Iran.
Baca Juga:
“Kami sudah katakan kami akan mengenakan sanksi dan kami bersungguh-sungguh,” kata Pompeo saat mengumumkan sanksi ini di Florida, pada Senin, 22 Juli 2019 seperti dilansir Reuters.
Sanksi ini muncul di tengah ketegangan yang meningkat antara AS dan Cina serta antara Iran dan Barat. AS dan Cina sedang terlibat dalam perang dagang yang telah berlangsung satu tahun terakhir.
AS dan Cina juga berkonflik mengenai klaim teritorial Beijing atas wilayah di Laut Cina Selatan.
Kapal perang AS telah berulang kali melewati LCS sebagai tantangan atas klaim wilayah Cina. AS mengajak Australia dan Indonesia untuk ikut serta mengawal kebebasan navigasi di LCS.
“Perusahaan Zhuhai Zhenrong terlibat dalam transaksi pembelian minyak mentah dari Iran,” kata Pompeo. Ini terjadi setelah tenggat pembelian minyak mentah dari AS untuk Cina berakhir pada 2 Mei 2019.
Pompeo mengatakan sanksi ini memblokir semua kepemilikan properti dan kepentingan di dalam properti milik Zhuhai Zhenrong di AS. Sanksi ini juga melarang CEO Youmin Li memasuki AS.
“Setiap entitas yang mempertimbangkan untuk mengabaikan sanksi ini harus memperhatikan tindakan hari ini,” kata Pompeo. “Ini untuk menggaris-bawahi komitmen kami untuk penegakan hukum dan membuat rezim Iran bertanggung jawab.”
Mengenai sanksi ini, kantor Kedutaan Besar Cina di Washington menolaknya. “Cina secara tegas menolak sanksi sepihak AS dan perilaku tangan panjang yurisdiksi terhadap Cina dan negara lain dengan menggunakan undang-undang domestik,” kata juru bicara kedubes Cina.
Kedubes Cina juga mengatakan,”Kami mendesak Amerika untuk segera memperbaiki kesalahan dan menghormati hak hukum dan kepentingan pihak lain secara tulus.
Perusahaan Zhuhai Zhenrong berbasis di Beijing, Cina, dan rutin membeli minyak Iran. Perusahaan ini pertama kali terkena sanksi pada 2012 pada saat pemerintahan Presiden Barack Obama.