Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Rodrigo Duterte Akui Filipina Tak Bisa Tandingi Militer Cina

image-gnews
Presiden Filipina Rodrigo Duterte, dan Presiden Cina Xi Jinping berjabat tangan setelah upacara penandatanganan di Beijing, Cina, 20 Oktober 2016. AP Photo
Presiden Filipina Rodrigo Duterte, dan Presiden Cina Xi Jinping berjabat tangan setelah upacara penandatanganan di Beijing, Cina, 20 Oktober 2016. AP Photo
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Rodrigo Duterte mengatakan kepada parlemen bahwa Filipina tidak bisa menandingi kekuatan militer Cina di Laut Cina Selatan.

Duterte telah mendapat kecaman khusus akhir-akhir ini atas pendekatannya ke Cina, memicu protes besar-besaran bulan lalu ketika dia tidak bisa berbuat banyak dalam menghadapi kekuatan militer Cina.

Pada Senin, saat pidato tahunan di Kongres, Duterte mengatakan kepada anggota parlemen bahwa berurusan dengan Cina memaksanya untuk melakukan tindakan penyeimbangan yang halus, seperti dilaporkan New York Times, 23 Juli 2019.

Dalam pidatonya, ia memuji berbagai pencapaian, termasuk upaya anti-korupsi dan langkah-langkah untuk memangkas birokrasi. Duterte juga mengesahkan undang-undang pelecehan seksual pekan lalu, dan satu menyelesaikan kesepakatan damai dengan para pemberontak dan mendirikan sebuah tanah air Muslim otonom di wilayah selatan Filipina.

Tetapi diskusi tentang hubungan negara yang tegang dengan Cina dan perang narkoba melampaui pencapaian lainnya.

"Kami sekarang memasuki masa konsekuensi," kata Duterte. "Konsekuensi dari apa yang kami lakukan dan tidak lakukan tetapi seharusnya dilakukan selama paruh pertama masa jabatan saya. Saya memikul tanggung jawab penuh untuk itu."

Nelayan Filipina tengah memancing ikan di dekat kapal besar Cina, Vessel di dekat Scarborough Shoal di laut Cina Selatan, 5 April 2017. Pemerintah Cina membiarkan nelayan Filipina untuk mengambil ikan di sekitar Laut Cina Selatan pulang karang yang berada di Filipina Utara. REUTERS

Masyarakat Filipina marah ketika kapal Cina menabrak kapal nelayan Filipina, meninggalkan 22 nelayan hanyut di laut sampai mereka diselamatkan oleh kapal dari Vietnam. Duterte tidak mengecilkan insiden tersebut.

"Perang membuat kesedihan dan kesengsaraan berlipatganda," katanya. "Perang meninggalkan para janda dan anak yatim di belakangnya. Saya tidak siap atau cenderung menerima terjadinya lebih banyak kehancuran, lebih banyak janda dan lebih banyak anak yatim harus berperang, bahkan dalam skala terbatas."

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dia berpendapat bahwa hasil yang lebih baik dapat dicapai dalam privasi ruang konferensi daripada pertengkaran di depan umum.

Atas dasar itu, Duterte mengatakan bahwa ia bertekad untuk berdamai, "mengingat fakta bahwa kebanggaan nasional dan integritas teritorial dipertaruhkan."

Sebagian besar ketegangan dalam hubungan antara Cina dan Filipina berasal dari klaim mereka yang saling bersaing di Laut Cina Selatan. Duterte mengatakan bahwa ia mengangkat sengketa teritorial dengan Presiden Xi Jinping dari Cina pada awal masa jabatannya, tetapi diperingatkan oleh pemimpin Cina bahwa mengangkat isu ini akan menyebabkan masalah.

Duterte mengatakan bahwa Cina telah memasang rudal yang dipandu di Laut Cina Selatan yang dapat mencapai ibu kota Filipina, Manila, dalam beberapa menit.

"Apakah Anda menginginkan perang?" tanya Duterte yang tampaknya ditujukan pada kelompok-kelompok nasionalis. Setelah menerima peringatan dari Xi Jinping, Duterte berkata, "Apa yang bisa saya lakukan?"

Duterte juga menyalahkan pendahulunya, Benigno S. Aquino III, karena kehilangan Scarborough Shoal, pulau karang yang diklaim oleh Cina dan Filipina. Dia mengatakan pemerintah Aquino telah mengizinkan Cina untuk mengambilnya pada 2012 ketika dia menarik Penjaga Pantai Filipina dari daerah itu dalam menghadapi blokade Cina.

Di bawah Aquino, Filipina membawa kasusnya ke pengadilan internasional di Den Haag, yang pada 2016 menolak argumen Cina bahwa mereka menikmati hak historis atas sebagian besar Laut Cina Selatan.
Tetapi Duterte tidak menekan Cina untuk menerima putusan itu, malah membuat keputusan untuk menenangkan Beijing dengan sering mengunjungi dan mengumpulkan janji investasi miliaran dolar AS.

Pada hari Senin, Rodrigo Duterte mengatakan kepada Kongres bahwa bahkan jika dia mengirim militer Filipina untuk mengusir Cina dari Laut Cina Selatan, "Saya jamin, tidak ada dari mereka yang akan pulang hidup-hidup."

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Pengamat Pertanian Ragu Benih dari Cina Cocok di Indonesia

5 jam lalu

Sejumlah buruh tani menanam benih padi. TEMPO/Budi Purwanto
Pengamat Pertanian Ragu Benih dari Cina Cocok di Indonesia

Pengamat Pertanian Khudori meragukan sistem usaha tani dari Cina yang akan diterapkan di Indonesia.


Cina Garap Kereta Cepat Jakarta-Surabaya, Pengamat: Hati-hati, Jangan Pakai APBN Lagi

6 jam lalu

Cina akan garap Kereta Cepat Jakarta-Surabaya.
Cina Garap Kereta Cepat Jakarta-Surabaya, Pengamat: Hati-hati, Jangan Pakai APBN Lagi

Indonesia kembali menggandeng Cina di proyek kereta cepat Jakarta-Surabaya. Jangan sampai menggunakan APBN lagi seperti kereta cepat Jakarta-Bandung.


Terkini: OJK Beri Tips Kelola Keuangan untuk Emak-emak, Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah

8 jam lalu

Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Pelindungan Konsumen OJK, Friderica Widyasari Dewi (kiri) berdialog dengan pelajar saat Kegiatan Edukasi Keuangan di Indonesia Banking School, Jakarta, Senin, 22 Januari 2024. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyelenggarakan kegiatan Edukasi Keuangan terkait investasi, pinjaman hingga perencanaan keuangan yang diikuti sekitar 1.500 pelajar secara luring dan daring guna meningkatkan literasi keuangan masyarakat khususnya bagi pelajar. TEMPO/Tony Hartawan
Terkini: OJK Beri Tips Kelola Keuangan untuk Emak-emak, Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah

Kepala Eksekutif OJK Friderica Widyasari Dewi memberikan sejumlah tips yang dapat diterapkan oleh ibu-ibu dalam menyikapi isi pelemahan rupiah.


Wacana Sawah Padi Cina 1 Juta Hektare di Kalimantan, Guru Besar IPB: Tidak Masuk Akal

8 jam lalu

Ilustrasi panen padi di sawah. TEMPO/Prima Mulia
Wacana Sawah Padi Cina 1 Juta Hektare di Kalimantan, Guru Besar IPB: Tidak Masuk Akal

Guru Besar Institut Pertanian Bogor (IPB) mengkritik wacana penggunaan lahan 1 juta hektare di Kalimantan untuk adaptasi sawah padi dari Cina.


Kronologi Kereta Cepat Jakarta-Bandung: dari Digagas SBY hingga KAI Terbebani Utang Rp6,9 T

18 jam lalu

Suasana mudik lebaran di Stasiun Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) Halim, Jakarta, Sabtu, 6 April 2024. Kereta cepat Whoosh untuk pertama kalinya bakal melayani penumpang mudik lebaran. TEMPO/Martin Yogi Pardamean
Kronologi Kereta Cepat Jakarta-Bandung: dari Digagas SBY hingga KAI Terbebani Utang Rp6,9 T

Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung menyisakan pekerjaan rumah bagi PT Kereta Api Indonesia berupa utang Rp6,9 triliun ke Bank Pembangunan Cina (CDB)


Terpopuler: Tim Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Segera Dibentuk, AirAsia Tebar Promo Tiket 28 Rute Internasional Mulai Kemarin

21 jam lalu

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Indonesia Luhut Binsar Pandjaitan (kedua dari kanan) dan Menteri Luar Negeri Tiongkok Wang Yi (kedua dari kiri) saat acara High Level Dialogue and Cooperation Mechanism (HDCM) Indonesia dan Tiongkok ke-4 di Labuan Bajo, Timur Nusa Tenggara, Jumat (19 April 2024). ANTARA/HO-Kementerian Koordinator Bidang Kelautan dan Perikanan
Terpopuler: Tim Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Segera Dibentuk, AirAsia Tebar Promo Tiket 28 Rute Internasional Mulai Kemarin

Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan Indonesia dan Tiongkok telah sepakat untuk membentuk tim ihwal penggarapan proyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya.


Banjir Dasyat Setinggi Leher Terjang Guangdong Cina, 11 Orang Hilang

1 hari lalu

Orang-orang berdiri di jalan yang banjir saat badai membawa hujan dan hujan es ke Nanchang, provinsi Jiangxi, Cina 2 April 2024. Reuters
Banjir Dasyat Setinggi Leher Terjang Guangdong Cina, 11 Orang Hilang

Sebelas orang hilang di Guangdong akibat banjir dasyat di provinsi selatan Cina itu pada Senin 22 April 2024


Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina

1 hari lalu

Suasana mudik lebaran di Stasiun Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) Halim, Jakarta, Sabtu, 6 April 2024. Kereta cepat Whoosh untuk pertama kalinya bakal melayani penumpang mudik lebaran. TEMPO/Martin Yogi Pardamean
Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina

Kereta cepat Jakarta-Surabaya pernah direncanakan akan dibangun pada masa pemerintahan Jokowi periode pertama, namun proyek tidak jadi dilaksanakan.


Pengeluaran Militer Global Capai Rekor Tertinggi pada 2023, Israel Naik 24 Persen

1 hari lalu

Jet tempur F-16 Israel menembakkan roket udara-ke-darat 'Rampage'. (Sistem Industri Militer Israel dan Industri Dirgantara Israel)
Pengeluaran Militer Global Capai Rekor Tertinggi pada 2023, Israel Naik 24 Persen

Pengeluaran militer global pada 2023 mencapai rekor tertinggi dengan angka US$2.443 miliar atau sekitar Rp39,66 kuadriliun.


Digagas JK pada 2016, Ini Beda Rencana Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Indonesia-Cina

1 hari lalu

Kereta Cepat Whoosh di Stasiun Tegalluar, Bandung, Jawa Barat, Indonesia. (ANTARA/Rubby Jovan)
Digagas JK pada 2016, Ini Beda Rencana Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Indonesia-Cina

Presiden Jokowi mendiskusikan rencana pembangunan kereta cepat Jakarta-Surabaya dengan Menlu Cina, pernah akan dibangun pada 2018.