TEMPO.CO, Jakarta - Badan Intelijen Iran membekuk 17 orang terduga mata-mata yang bertugas melawan negara itu. Beberapa orang dari jumlah tersebut telah dijatuhi hukuman penjara.
Dikutip dari rt.com, Senin, 22 Juni 2019, seluruh terduga mata-mata itu sudah diinterograsi saat masih berada dalam penahanan Kementerian Intelijen Iran.
Amerika Lancarkan Serangan Siber Terhadap Mata-mata Iran
"Mereka telah bekerja dengan pihak swasta untuk mengumpulkan informasi tertentu di area ekonomi, nuklir, infrastruktur, militer dan siber," demikian tulis kantor berita Fars.
Logo CIA. [www.the-parallax.com]
Beberapa orang dari jumlah yang ditahan itu diduga direkrut oleh Badan Intelijen Amerika Serikat atau CIA ketika mengajukan visa agar bisa masuk Amerika Serikat. Beberapa lainnya didekati disela-sela acara ilmu pengetahuan di negara-negara Eropa, Afrika dan Asia.
Iran-Cina Temukan Pesan CIA di Google, Puluhan Mata-mata AS Tewas
Tehran tidak mempublikasi kapan para mata-mata itu persisnya dibekuk. Pemerintah Iran hanya mengatakan penahanan dilakukan berdasarkan kalender Iran yang berakhir pada Maret 2019.
Muncul laporan para mata-mata yang ditangkap itu, dilengkapi dengan alat komunikasi canggih yang diduga digunakan untuk menyerahkan informasi yang mereka peroleh ke Amerika Serikat. Washington dan Tehran bersitegang setelah Washington pada tahun lalu menarik diri dari kesepakatan nuklir Iran atau JCPOA yang dibuat pada 2015. Tak hanya itu, Amerika Serikat juga memberlakukan kembali sanksi-sanksi ekonomi kepada Tehran.
Ketegangan puncak antar kedua negara terjadi pada Mei 2019 ketika Amerika Serikat mengerahkan aset-aset militernya ke Timur Tengah. Pada Juni lalu, Iran menembak sebuah drone mata-mata Angkatan Laut Amerika Serikat dengan menyebut pesawat tanpa awak itu sudah masuk area udara Iran.