Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Dua Penyandang Disabilitas Menang Pemilu Jepang

image-gnews
Seorang perempuan berfoto dengan kandidat penyandang disabilitas Reiwa Shinsengumi untuk pemilihan majelis tinggi Jepang 21 Juli, Yasuhiko Funago, yang menderita amyotrophic lateral sclerosis (ALS), pada rapat umum pemilihannya di Tokyo, Jepang, 12 Juli 2019. [REUTERS / Kim Kyung-Hoon]
Seorang perempuan berfoto dengan kandidat penyandang disabilitas Reiwa Shinsengumi untuk pemilihan majelis tinggi Jepang 21 Juli, Yasuhiko Funago, yang menderita amyotrophic lateral sclerosis (ALS), pada rapat umum pemilihannya di Tokyo, Jepang, 12 Juli 2019. [REUTERS / Kim Kyung-Hoon]
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Dua kandidat penyandang disabilitas memenangkan kursi dalam pemilihan parlemen majelis tinggi Jepang pada Ahad.

Yasuhiko Funago, wakil presiden perusahaan yang menyediakan perawatan lansia dan pasien, menderita Amyotrophic Lateral Sclerosis (ALS), penyakit neurologis progresif di mana pasien secara bertahap kehilangan kendali atas sebagian besar otot mereka.

Meskipun anggota parlemen majelis rendah di masa lalu didiagnosis dengan ALS setelah memenangkan kursi, tidak ada yang sebelumnya memulai karir di parlemen setelah didiagnosis dengan penyakit ini, menurut Asosiasi ALS Jepang, seperti dikutip dari Reuters, 22 Juli 2019.

Kandidat lainnya adalah Eiko Kimura, yang memiliki cerebral palsy. Keduanya mencalonkan diri dari kelompok oposisi kecil, Reiwa Shinsengumi.

"Kami tentu saja akan memiliki spesialis yang menemani mereka dan merawat mereka," Taro Yamamoto, kepala Reiwa Shinsengumi, mengatakan setelah pemilihan ditutup pada Minggu malam.

"Tapi tanggung jawab utama untuk merawat mereka berada di parlemen, yang akan dipanggil untuk memberi mereka akomodasi yang masuk akal."

Menurut laporan Japan Timews, kemenangan oleh Eiko Kimura, 54 tahun, dan Yasuhiko Funago, 61 tahun, menjadi yang pertama dimenangi para kandidat yang tidak termasuk dalam partai politik sejak sistem daftar terbuka, perwakilan proporsional diberlakukan pada tahun 2001.

Reiwa Shinsengumi didirikan pada bulan April, tetapi masih belum memiliki akreditasi sebagai partai politik.

Kimura, yang memiliki cerebral palsy, bahkan tidak tahu cara membeli tiket kereta ketika dia memilih untuk pindah dari fasilitas untuk penyandang disabilitas dan tinggal di pinggiran kota Tokyo pada usia 19 tahun. Pada saat itu, dia akan menundukkan kepalanya untuk menghindari tatapan kasar dari orang asing.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sementara Funago memiliki amyotrophic lateral sclerosis, penyakit neurologis progresif yang juga dikenal sebagai penyakit Lou Gehrig di mana pasien secara bertahap kehilangan kendali otot-otot mereka. Dia membutuhkan dukungan dari beberapa orang hanya untuk naik ke panggung untuk pidato pemilihan.

Menurut Asosiasi Amyotrophic Lateral Sclerosis Jepang, ini adalah pertama kalinya seorang pasien ALS memenangkan pemilihan nasional di Jepang.

Selain Funago dan Kimura, Rie Saito, yang kehilangan pendengarannya saat masih bayi, maju dari oposisi terbesar Partai Demokrat Konstitusional Jepang.

Jika Saito  menang, dia akan menjadi anggota parlemen tunarungu pertama di Jepang pasca-Perang Dunia II.

Para ahli dalam masalah disabilitas mengatakan sebelum pemilihan hari Minggu, bahwa pencalonan langka ini bukan hanya untuk menyambut kesempatan bagi difabel tetapi juga dimaksudkan untuk mengisyaratkan bahwa diperlukan perubahan yang lebih besar, bahkan ketika Jepang bersiap untuk menjadi tuan rumah Paralympic Games tahun depan.

Selama kampanye pemilihan, Funago dan Kimura mengatakan mereka akan mengupayakan reformasi pendidikan sebagai anggota parlemen untuk membantu menciptakan masyarakat di mana para penyandang disabilitas dapat menjalani kehidupan yang lebih baik.

Penyandang disabilitas fisik atau intelektual serta dengan gangguan mental, berjumlah sekitar 8 persen dari populasi Jepang.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Mengenal Kento Momota, Pebulu Tangkis Jepang yang Pensiun Usia 29 Tahun

18 jam lalu

Tunggal putra Jepang Kento Momota saat ditemui di mixed zone Indonesia Open 2023, Selasa, 13 Juni 2023. TEMPO/Randy
Mengenal Kento Momota, Pebulu Tangkis Jepang yang Pensiun Usia 29 Tahun

Pebulu tangkis Jepang yang juga dunia dua kali Kento Momota mengumumkan pensiun


Menkominfo Ungkap Kesan Pertemuan Tim Cook Apple dan Prabowo

19 jam lalu

Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto (kiri) bertemu dengan CEO Apple Tim Cook (kanan) di kantor Kementerian Pertahanan RI, Rabu, 17 April 2024. Sumber: ANTARA
Menkominfo Ungkap Kesan Pertemuan Tim Cook Apple dan Prabowo

Budi Arie Setiadi mengatakan Tim Cook mengapresiasi hasil pemilu presiden Indonesia atas terpilihnya Prabowo.


Bikin Turis Indonesia Dikecam, Ini yang Perlu Diketahui dari Pohon Sakura di Jepang

1 hari lalu

Orang-orang menikmati bunga sakura di Tokyo, Jepang, 20 Maret 2023. REUTERS/Androniki Christodoulou
Bikin Turis Indonesia Dikecam, Ini yang Perlu Diketahui dari Pohon Sakura di Jepang

Perilaku sekelompok turis asal Indonesia di Jepang mengundang kecaman luas gara-gara perilakunya terhadap bunga sakura yang sedang bermekaran.


Kilas Balik Pelaksanaan Pemilu 2019, Pertama Kalinya Pilpres dan Pileg Serentak

2 hari lalu

Ilustrasi pemilu. REUTERS
Kilas Balik Pelaksanaan Pemilu 2019, Pertama Kalinya Pilpres dan Pileg Serentak

Hari ini, 17 April 2019 atau Pemilu 2019 pertama kali Pemilihan Presiden (Pilpres) dan Pemilihan Legislatif (Pileg) dilakukan secara serentak.


Viral WNI Rusak Pohon Sakura di Jepang, Kemenparekraf Ingatkan Wisatawan Harus Bertanggung Jawab

2 hari lalu

Ilustrasi video viral. shutterstock.com
Viral WNI Rusak Pohon Sakura di Jepang, Kemenparekraf Ingatkan Wisatawan Harus Bertanggung Jawab

Kemenparekraf angkat bicara soal video viral perusakan pohon sakura oleh WNI.


Turis Thailand Dikritik karena Tulis Nama dan Ungkapan Cinta di Jembatan Jepang

4 hari lalu

Jalan Nakamise menuju kuil Senso-ji di distrik Asakusa, tempat wisata populer, di tengah pandemi penyakit virus corona (COVID-19), di Tokyo, Jepang, 24 Desember 2021. REUTERS/Issei Kato
Turis Thailand Dikritik karena Tulis Nama dan Ungkapan Cinta di Jembatan Jepang

Perilaku pasangan tersebut yang merusak properti publik di Jepang dianggap mencemarkan nama baik Thailand.


Viral Diduga Turis Indonesia Rusak Pohon Sakura di Jepang, Ketahui Etika Menikmati Hanami

4 hari lalu

Pengunjung menikmati keindahan bunga sakura yang bermekaran di tengah pandemi COVID-19 di Taman Ueno di Tokyo, Jepang 30 Maret 2022. REUTERS/Issei Kato
Viral Diduga Turis Indonesia Rusak Pohon Sakura di Jepang, Ketahui Etika Menikmati Hanami

Jika ingin melihat sakura mekar di Jepang dan menikmati keindahannya, silakan melakukannya secara bertanggung jawab dan ikuti aturannya.


Aksi Mogok Dokter, Skandal Tas Dior hingga Daun Bawang: Riuh Pemilu Legislatif Korea Selatan

9 hari lalu

Seorang wanita keluar dari tempat pemungutan suara di tempat pemungutan suara saat pemilihan parlemen ke-22 di Seoul, Korea Selatan, 10 April 2024. REUTERS/Kim Soo-hyeon
Aksi Mogok Dokter, Skandal Tas Dior hingga Daun Bawang: Riuh Pemilu Legislatif Korea Selatan

Sekitar 44 juta warga Korea Selatan akan memberikan suaranya dalam pemilu yang akan menentukan sisa masa kepemimpinan Presiden Yoon Suk yeol.


Video Viral WNI di Jepang Minta Bantuan Dana untuk Operasi

9 hari lalu

Kantor Kementerian Luar Negeri RI di Jln. Pejambon, Jakarta. Sumber: Suci Sekar/Tempo
Video Viral WNI di Jepang Minta Bantuan Dana untuk Operasi

Kementerian Luar Negeri RI memastikan telah menangani kasus video viral WNI di Jepang yang meminta bantuan untuk biaya operasi.


Presiden Cina Xi Jinping: Tak Ada yang Bisa Hentikan Reuni Keluarga dengan Taiwan

9 hari lalu

Presiden Tiongkok Xi Jinping dan Presiden Taiwan Ma Ying-jeou (kanan) tersenyum saat memasuki kamar di Hotel Shangri-la tempat mereka akan bertemu, di Singapura 7 November 2015. REUTERS/Joseph Nair
Presiden Cina Xi Jinping: Tak Ada yang Bisa Hentikan Reuni Keluarga dengan Taiwan

Presiden Cina Xi Jinping mengatakan kepada mantan presiden Taiwan Ma Ying-jeou bahwa tidak ada yang dapat menghentikan reuni kedua sisi Selat Taiwan