Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pasukan AS Tidak Dilengkapi Peralatan Memadai untuk Misi Khusus

image-gnews
Seoranjg tentara Amerika Serikat berjaga-jaga didekat kendaraan lapis baja Uni Eropa yang rusak akibat bom bunuh diri di Kabul, Afganistan, 5 Januari 2015. REUTERS/Omar Sobhani
Seoranjg tentara Amerika Serikat berjaga-jaga didekat kendaraan lapis baja Uni Eropa yang rusak akibat bom bunuh diri di Kabul, Afganistan, 5 Januari 2015. REUTERS/Omar Sobhani
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah laporan mengungkapkan bahwa pasukan AS unit reguler dan penjinak bom yang bertempur dengan pasukan komando tidak dilengkapi peralatan dan pelatihan memadai.

Menurut laporan New York Times, 17 Juli 2019, militer AS gagal memberikan perlengkapan dan pelatihan yang memadai kepada teknisi bom dan pasukan infanteri, yang menyebabkan misi berisiko tinggi.

Ketika Pentagon menarik sebagian besar pasukannya dari luar negeri, termasuk Suriah dan Afganistan, operasi dibebankan kepada Pasukan Khusus AS (SOF). Komando Amerika ini bergantung pada dukungan dari pasukan reguler untuk serangan besar, keamanan atau logistik.

Namun dokumen dan laporan wawancara dari tuju pejabat militer mengungkapkan bahwa pasukan reguler, termasuk unit penjinak bom (EOD), seringkali tidak dilengkapi peralatan pelindung atau pelatihan memadai seperti para komando ketika misi penyerbuan atau patroli.

“Ada perbedaan antara pasukan konvensional dan SOF. persyaratan peralatan pendukung untuk personel EOD," mengutip salah satu dokumen dari Oktober 2017, yang meninjau kinerja unit penjinak bom Angkatan Darat setelah kembali dari Afganistan.

Satu prajurit penjinak bom terbunuh bulan lalu, dan seorang lainnya pada Maret, ketika menyertai pasukan Operasi Khusus dalam misi. Mereka termasuk di antara 10 tentara Amerika yang tewas dalam pertempuran di Afganistan sejauh ini pada 2019.

Pelatihan yang tidak memadai untuk prajurit konvensional yang disatukan dengan unit Operasi Khusus juga terbukti mematikan bagi tim Baret Hijau yang disergap di Nigeria pada Oktober 2017. Beberapa pasukan di unit tersebut tidak dilatih untuk misi Pasukan Khusus, termasuk Sersan La David T. Johnson, seorang mekanik Angkatan Darat yang berada di antara empat tentara Amerika tewas dalam baku tembak dengan pemberontak afiliasi ISIS.

"Ini harus menjadi salah satu prioritas utama bagi Angkatan Darat untuk diperbaiki, dengan sejumlah kecil tentara yang dikerahkan ke dalam pertempuran langsung," kata David W. Barno, seorang pensiunan letnan jenderal yang memimpin perang di Afganistan dari 2003 hingga 2005.

Tentara Kurdi dari People's Protection Units (YPG) berbincang dengan tentara AS yang tengah berpatroli di kawasan perbatasan antara Turki dan Suriah di Darbasiya, Suriah, 29 April 2017. REUTERS/Rodi Said

Dalam sebuah pernyataan pada hari Rabu, seorang juru bicara Angkatan Darat, Kolonel Kathleen Turner, mengatakan teknisi peledakan bom adalah unit khusus penting, yang menerima sembilan bulan pelatihan sebelum mereka ditempatkan, yang berlanjut setelah mereka tiba di luar negeri.

Ada sekitar 14.000 tentara AS di Afganistan, sebagian kecil dari 100.000 yang dikerahkan pada puncak perang pada tahun 2010. Ketika jumlah pasukan menurun, Pentagon telah bergulat dengan bagaimana terus berjuang melawan konflik berusia 18 tahun. Empat tim Pasukan Khusus lainnya dikirim ke Afganistan musim gugur lalu, menurut salah satu dokumen yang diperoleh.

Tapi kematian Sersan. James G. Johnston, 24 tahun, dan Spesialis Joseph P. Collette, 29 tahun, yang dua pejabat dan mantan pejabat mengatakan tidak terlatih dengan baik untuk berperang bersama pasukan komando, menunjukkan perjuangan Pentagon untuk melindungi pasukan berpangkat dalam perang kontra-pemberontakan ketika juga mesti bersiap menghadapi ancaman dari Rusia, Cina, Korea Utara, dan Iran.

Laporan pertempuran dari Afganistan

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


72 Tahun Komando Pasukan Khusus, Daftar 37 Danjen Kopassus Ada Bapak dan Anak

2 hari lalu

Danjen Kopassus baru Brigjen TNI Lodewijk Freidrich Paulus (kanan) dan mantan Danjen Kopassus Mayjen TNI Pramono Edhie Wibowo saat serah terima jabatan di Markas Kopasus, Cijantung, Jakarta, Jumat (4/12). TEMPO/Subekti
72 Tahun Komando Pasukan Khusus, Daftar 37 Danjen Kopassus Ada Bapak dan Anak

Kopassus merayakan hari jadi ke-72 sejak berdiri pada 16 April 1952. Berikut daftar Danjen Kopassus dari 1952 hingga 2024, ada bapak dan anak.


72 Tahun Kopassus, Begini Awal terbentuknya Pasukan Elit Korps Baret Merah

2 hari lalu

Pasukan Kopassus TNI AD mengikuti geladi upacara Peringatan HUT ke-70 TNI di Dermaga Indah Kiat, Merak, Cilegon, Banten, 3 Oktober 2015. ANTARA/Yudhi Mahatma
72 Tahun Kopassus, Begini Awal terbentuknya Pasukan Elit Korps Baret Merah

Komando Pasukan Khusus atau Kopassus merayakan hari jadi yang ke-72 pada 16 April 2024. Begini sejarah terbentuknya yang digagas Kolonel Slamet Riyad.


Pentagon Frustrasi Menyusul Serangan Israel ke Konsulat Iran di Suriah

6 hari lalu

Anggota Bulan Sabit Merah Suriah bekerja di dekat lokasi bangunan rusak yang diduga oleh media Suriah dan Iran sebagai serangan udara Israel terhadap konsulat Iran di ibu kota Suriah, Damaskus, 1 April 2024. Dalam serangan ini menewaskan tujuh penasihat militernya, termasuk tiga komandan senior. REUTERS/Firas Makdesi
Pentagon Frustrasi Menyusul Serangan Israel ke Konsulat Iran di Suriah

Pentagon menyebut ketegangan terbaru antara Iran dan Israel turut mengancam pasukan Amerika Serikat di Timur Tengah


Biden Akan Bangun Pelabuhan untuk Atasi Kelaparan Gaza, Efektifkah Rencana Itu?

41 hari lalu

Presiden AS Joe Biden melepas kacamata hitamnya ketika berbicara kepada media sebelum meninggalkan Gedung Putih menuju North Carolina, di Washington, AS, 18 Januari 2024. REUTERS/Evelyn Hockstein
Biden Akan Bangun Pelabuhan untuk Atasi Kelaparan Gaza, Efektifkah Rencana Itu?

Presiden AS Joe Biden mengumumkan akan membangun pelabuhan sementara di pantai Mediterania Gaza untuk menerima bantuan kemanusiaan melalui laut.


Al Baghdadi, Pemimpin ISIS Berubah Jadi Ekstremis setelah Ditangkap AS

16 Februari 2024

Pemimpin ISIS Abu Bakr al-Baghdadi, al Baghdadi bersembunyi di Provinsi Idlib, sebuah wilayah yang didominasi oleh kelompok-kelompok pesaing ISIS, Al Qaeda, dan berjarak ratusan kilometer dari bekas wilayah ISIS di sepanjang perbatasan antara Suriah dan Irak. Islamic State Group/Al Furqan Media Network/Reuters TV
Al Baghdadi, Pemimpin ISIS Berubah Jadi Ekstremis setelah Ditangkap AS

Janda Abu Bakr al Baghdadi bercerita bahwa suaminya itu berubah menjadi ekstremis setelah ditangkap AS pada 2004.


Muhammadiyah Berikan Bantuan Alat Kejut Jantung ke RS Palestina

1 Februari 2024

Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Haedar Nashir saat pernyataan sikap PP Muhammadiyah terhadap konflik Israel- Palestina di kantornya, Menteng, Jakarta, Rabu, 11 Oktober 2023. Lebih dari 1.000 warga sipil di wilayah Israel dan Palestina dikabarkan tewas dalam konflik Israel-Hamas. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Muhammadiyah Berikan Bantuan Alat Kejut Jantung ke RS Palestina

Pimpinan Pusat Muhammadiyah menyerahkan bantuan peralatan medis kepada Rumah Sakit (RS) Palestina di Mesir berupa alat kejut jantung


Nikkei: Jepang Hanya Terima Bantuan Gempa dari Amerika Serikat

5 Januari 2024

Seorang pria berjalan di sepanjang jalan Asaichi-dori, yang terbakar akibat kebakaran setelah gempa bumi, di Wajima, Jepang, 4 Januari 2024. Citra satelit dari Maxar Technologies menunjukkan kerusakan parah di wilayah pesisir, memperlihatkan bangunan-bangunan hancur dan perahu-perahu terbalik. REUTERS/Kim Kyung-Hoon
Nikkei: Jepang Hanya Terima Bantuan Gempa dari Amerika Serikat

Jepang berencana menerima tim bantuan dari Amerika Serikat tetapi tidak ada bantuan dari pemerintah lain, harian Nikkei melaporkan.


Baghdad Kutuk Serangan AS terhadap Posisi Militer Irak

27 Desember 2023

Seorang pejuang kelompok milisi Kataib Hizbullah Irak dan seorang pria memeriksa lokasi serangan udara AS, di Hilla, Irak 26 Desember 2023. REUTERS/Alaa al-Marjani
Baghdad Kutuk Serangan AS terhadap Posisi Militer Irak

Pemerintah Irak mengutuk serangan udara AS terhadap posisi militer Irak yang menewaskan seorang prajurit dan melukai 18 orang.


Irak Mengecam Serangan Balasan AS di Baghdad

26 Desember 2023

Sebuah drone diluncurkan saat latihan militer di lokasi yang dirahasiakan di Iran, dalam gambar selebaran yang diperoleh pada 25 Agustus 2022.(kredit foto: TENTARA IRAN/WANA/REUTERS)
Irak Mengecam Serangan Balasan AS di Baghdad

Irak mengecam serangan balasan Amerika Serikat di Baghdad, yang dilakukan sebagai respons terhadap serangan drone milisi sekutu Iran ke pangkalan militer AS.


Pejabat Militer AS dan Cina Berkomunikasi Lagi setelah Lebih dari Setahun

22 Desember 2023

Bendera Amerika Serikat dan China berkibar dari tiang lampu di lingkungan Chinatown di Boston, Massachusetts, AS, 1 November 2021. REUTERS/Brian Snyder
Pejabat Militer AS dan Cina Berkomunikasi Lagi setelah Lebih dari Setahun

Perwira tinggi militer AS bertemu secara virtual dengan mitranya dari Cina di tengah harapan pemulihan hubungan yang lebih luas antara kedua militer.