TEMPO.CO, Jakarta - Boeing Co pada Rabu, 17 Juli 2019, mengungkapkan rencana menggelontorkan uang sebesar US$ 68 juta atau sekitar Rp 948 miliar sebagai dana santunan kepada keluarga korban jatuhnya dua pesawat Boeing 737 MAX. Ken Feinberg, ahli pengelola uang kompensasi, direkrut untuk mendistribsikan uang duka tersebut kepada keluarga yang berhak.
Feinberg mengatakan timnya akan memulai secepatnya menyusun prosedur klaim bagi mereka yang patut mendapatkan uang santunan. Pihaknya berencana melakukan rapat pertama dengan Beoing pada pekan ini di kota Washington, Amerika Serikat.
Boeing 737 Dikandangkan, Potential Loss Garuda Capai USD 5 Juta
Nadege Dubois-Seex, kanan, warga negara Prancis, menggungat Boeing atas kematian suaminya. Sumber: The Globe and Mail
Dikutip dari asiaone.com, Kamis, 18 Juli 2019, pengumuman perekrutan Feinberg dilakukan beberapa menit sebelum DPR Amerika Serikat mendengarkan kesaksian Paul Njoroge, seorang ayah yang kehilangan tiga anak, istri dan mertuanya karena kecelakaan Beoing 737 MAX di Ethiophia, Maret 2019.
Software Baru Boeing 737 MAX Segera Diluncurkan
Njoroge, 35 tahun, mengatakan kepada wartawan setelah bersaksi di depan anggota DPR Amerika Serikat, dia tak yakin kepercayaan masyarakat kepada Boeing akan tumbuh dengan cepat. Dia menduga tidak ada keluarga yang mau lagi terbang menggunakan Boeing setelah dia kehilangan istri dan anak-anaknya.
"Ini mimpi buruk bagi anak-anak saya, mereka berpegangan pada ibunya yang menangis saat pesawat jatuh ke bumi," kata Njoroge.
Beoing tidak secara spesifik menyasar langkah yang dilakukan Njoroge, dalam pernyataannya Beoing hanya menulis sangat menyesal atas hilangnya korban jiwa dari dua insiden Boeing 737 MAX dan dampak yang dirasakan oleh anggota keluarga korban.
Pesawat Boeing 737 MAX adalah salah satu jenis pesawat jet buatan Beoing yang paling laris. Namun pada Maret 2019 lalu, banyak maskapai mengkandangkan burung besi ini menyusul kecelakaan yang dialami Ethiopian Air yang terjadi setelah jatuhnya Lion Air di Indonesia pada Oktober 2018. Dua kecelakaan pesawat ini total menewaskan 346 orang.