TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Luar Negeri RI bekerjasama dengan pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan akan mengadakan festival kebudayaan bernama Festival Banjar yang rencananya diselenggarakan pada 19-21 Juli 2019 di Jakarta.
Festival itu nantinya akan diselenggarakan di sela-sela kegiatan hari bebas kendaraan di Jakarta menampilkan beberapa kebudayaan khas Kalimantan Selatan seperti penampilan perahu tradisional jukung, rumah tradisional lanting dan mahligai sasirangan, serta 41 kue khas Kalimantan Selatan. Terdapat pula sejumlah kompetisi bagi seniman seperti melukis dengan menggunakan kapal jukung sebagai kanvas.
Baca Juga:
Baca juga:Festival Sungai Martapura untuk Meneguhkan Identitas Banjarmasin
Peran Kementerian Luar Negeri dalam festival ini untuk menjembatani pemerintah daerah dengan dunia internasional.
"Ini ceritanya bagaimana kita membawa citra, potensi dan tradisi local wisdom kita di panggung nasional untuk kemudian diketahui oleh masyarakat internasional," ujar Wakil Menteri Luar Negeri RI, A.M. Fachir di Gedung Kementrian Luar Negeri, Jakarta.
Baca juga:Ini Wisata Alam Kalimantan yang Memukau Wisatawan Finlandia
Untuk mendapatkan perhatian dari masyarakat internasional, rencananya Kementerian Luar Negeri RI akan mengundang utusan-utusan diplomatik dari negara-negara sahabat yang berada di Jakarta serta perwakilan dari sekolah-sekolah asing. Nantinya, para perwakilan diplomatik bukan hanya menonton tetapi diajak ikut berpartisipasi dalam festival, seperti diajak untuk mengayuh perahu tradisional jukung dari Museum Nasional hingga Bundaran Hotel Indonesia.
Sementara itu, pengusaha asal Banjarmasin Rosiyati MH Thamrin, mengatakan kegiatan ini diadakan untuk menjaga kebudayaan lokal.
"Budaya Banjar adalah sebagian daripada budaya Melayu. Kalau kita tidak tampilkan di ajang nasional dan internasional, kita khawatir akan dicaplok negara lain. Saya mengusulkan agar kebudayaan Kalimantan Selatan supaya dapat dihakpatenkan," ujar Thamrin.
Menurut Thamrin, banyak destinasi wisata di Kalimantan Selatan seperti pasar apung yang mirip namun kalah pamor dibanding pasar serupa di Thailand. Maka melalui festival ini, masyarakat Indonesia dan internasional akan diperkenalkan lebih mendalam dengan atraksi semacam itu.
"Kami menghimbau kepada masyarakat yang ada di Indonesia daripada berkunjung ke Thailand, lebih baik berkunjung ke Kalimantan Selatan yang pasar mengapungnya lebih unik, lebih canggih, dan lebih menarik," ujar Thamrin.
RISANDA ADHI PRATAMA