Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pembantaian Desa di Papua Nugini Diduga Perselisihan Antarsuku

image-gnews
Pembantaian setidaknya menewaskan 16 perempuan dan anak-anak di provinsi Hela, Papua Nugini, 10 Juli 2019.[Facebook Pills Kolo/abc.net.au]
Pembantaian setidaknya menewaskan 16 perempuan dan anak-anak di provinsi Hela, Papua Nugini, 10 Juli 2019.[Facebook Pills Kolo/abc.net.au]
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Pasukan keamanan Papua Nugini sedang menyelidiki pembantaian massal di salah satu desa terpencil, yang menewaskan belasan orang termasuk perempuan dan anak-anak.

Menurut laporan Reuters, 12 Juli 2019, belasan orang tewas dalam serangan di desa dataran tinggi bernama Karida, 630 kilometer di sebelah barat laut ibu kota, Port Moresby, pada Senin kemarin. Serangan diduga akibat bentrok antarsuku.

Baca juga: Kerusuhan Meluas, Papua Nugini Darurat 9 Bulan

Laporan media Australia 7news.com.au, mencatat 16 anak-anak termasuk perempuan dan perempuan hamil meninggal. ABC melaporkan 16 korban jiwa. Sementara Hawaii Public Radio melaporkan serangan subuh memakan 25 korban jiwa, 15 korban adalah anak-anak dan perempuan, di mana dua di antaranya hamil dan korban termuda berusia satu tahun.

"Kami mengubur mayat-mayat itu di bawah pengawasan polisi dan pengawalan pertahanan," kata Pills Pimua Kolo, seorang pekerja kesehatan di Karida.

"Saya berada di desa ketika serangan itu terjadi. Saya bersembunyi di semak-semak setelah mendengar suara tembakan. Ketika saya kembali, ditemukan mayat-mayat yang dimutilasi," kata Philip Pimua, petugas yang bertanggung jawab atas pusat kesehatan setempat, dikutip dari Hawaii Public Radio.

Perdana Menteri James Marape mengatakan ini adalah hari tersedih selama hidupnya dan memperingatkan pembunuh akan mengejar mereka.

Marape, yang mewakili distrik di parlemen, mengatakan bahwa dia telah meminta lebih banyak polisi untuk Hela selama bertahun-tahun, dan bertanya bagaimana pasukan 60 perwira dapat mengawasi 400.000 orang di satu provinsi.

Baca juga: Perdana Menteri Papua Nugini Peter O'Neill Mundur

Pada Kamis, lebih banyak tentara dikirim dari provinsi tetangga, menurut Komandan Polisi setempat Teddy Augwi.

"Mereka sedang dalam perjalanan ke sini sekarang saat saya berbicara," katanya kepada televisi EMTV. "Saya ingin mengerahkan pasukan yang ada yang saya miliki dengan tim pertahanan ke Karida."

Korban pembantaian perselisihan antarsuku di Papua Nugini.[Facebook Pills Kolo/abc.net.au]

Foto menunjukkan para korban dibungkus dengan kelambu dan diletakkan di tepi jalan di atas daun nipah.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Mereka dimakamkan di kuburan yang disegel dengan beton dan besi pada hari Rabu. Tayangan televisi menunjukkan warga desa di sekitar kuburan berdiam diri, dengan pasukan bersenjata lengkap berpatroli di dekatnya.

Pemicu pembunuhan itu tidak jelas, tetapi serangan itu merupakan gejolak terbaru dari konflik yang berlangsung selama bertahun-tahun.

"Beberapa masalah ini sudah mengakar," ujar Menteri Kepolisian Bryan Kramer mengatakan kepada wartawan di Port Moresby pada hari Kamis sebelum ia melakukan perjalanan ke wilayah tersebut.

Baca juga: Guncangan Politik di Papua Nugini, PM Baru Dipilih Kamis

Ahmad Hallak, kepala misi untuk Komite Internasional Palang Merah (ICRC) di Papua Nugini, mengatakan kepada ABC bahwa penggunaan senjata api telah menyebabkan lebih banyak korban dalam perselisihan suku.

"Kekerasan kesukuan adalah fenomena sejarah; itu sudah berlangsung sejak jaman dahulu. Namun, di masa lalu, menggunakan busur dan panah [dan] tombak, pertempuran yang jauh lebih terbatas akan terjadi.

"Dengan abanya senjata modern, ini tidak lagi menjadi masalah, dan kami melihat konsekuensi kemanusiaan yang sangat mirip dengan Irak, Suriah, Afganistan."

Motif di balik pembunuhan masih belum diketahui, meskipun para pejabat menyebutnya sebagai tindakan pembalasan untuk sengketa suku baru-baru ini yang menewaskan tujuh orang.

"Kerabat beberapa orang yang meninggal mengambil hukum ke tangan mereka sendiri dan mencoba menyerang musuh sesuka hati. Dan itu telah meningkat menjadi pembantaian perempuan dan anak-anak yang tidak bersalah."

Baca juga: Pemerintah PNG Didesak Akhiri Kebijakan Non-Intervensi Isu Papua

Hallak mengatakan penargetan perempuan dan anak-anak juga semakin umum dalam konflik kesukuan, di mana pertempuran dapat tanpa pandang bulu.

Dia mengatakan masyarakat Papua Nugini yang terkena dampak kekerasan ingin menghentikannya dan inisiatif pemerintah lokal membutuhkan dukungan untuk mengatasi akar penyebabnya, seperti pengangguran, penyalahgunaan narkoba dan kekerasan terkait pemilu.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Bocoran Memo Internal New York Times Soal Gaza: Tak Boleh Menulis kata Genosida hingga Pendudukan

3 hari lalu

Iklan satu halaman penuh di New York Times yang menyerang penyanyi Dua Lipa dan model Gigi dan Bella Hadid telah dikecam secara luas.[Twitter/Middle East Eye]
Bocoran Memo Internal New York Times Soal Gaza: Tak Boleh Menulis kata Genosida hingga Pendudukan

The New York Times menginstruksikan para jurnalis yang meliput serangan Israel di Gaza untuk membatasi penggunaan istilah genosida hingga pendudukan


Faisal Basri sebut Jokowi Bikin Indeks Demokrasi RI Mendekati Nol, Lebih Rendah dari Papua Nugini dan Timor Leste

31 hari lalu

Faisal Basri. TEMPO/Jati Mahatmaji
Faisal Basri sebut Jokowi Bikin Indeks Demokrasi RI Mendekati Nol, Lebih Rendah dari Papua Nugini dan Timor Leste

Berdasar V-Dem Democracy Index 2024, Faisal Basri sebut Jokowi membuat indeks demokrasi mendekati nol, lebih rendah dari Papua Nugini dan Timor Leste.


Siapa Jimmy Cherizier, Pentolan Geng Haiti yang Paling Ditakuti?

41 hari lalu

Warga membawa barang-barang saat meninggalkan rumah akibat kekerasan geng, di bagian Pernier di Port-au-Prince, Haiti 30 Januari 2024. REUTERS/Ralph Tedy Erol
Siapa Jimmy Cherizier, Pentolan Geng Haiti yang Paling Ditakuti?

Haiti mencekam. Geng kriminal yang dipimpin Jimmy Cherizier menguasai negara ini.


Israel Dituding Rencanakan Pembantaian Warga Penerima Bantuan di Gaza

46 hari lalu

Israel Dituding Rencanakan Pembantaian Warga Penerima Bantuan di Gaza

Serangan Israel terhadap warga Palestina yang menantikan bantuan pada Kamis pagi di Gaza, menewaskan 118 orang dan melukai lebih dari 750 orang


Pembantaian Tepung: Bagaimana Israel Menembaki Warga yang Menanti Bantuan di Gaza

48 hari lalu

Sejumlah warga Palestina membawa sekarung tepung yang diambil dari truk bantuan di dekat pos pemeriksaan Israel, ketika menghadapi krisis kelaparan, di tengah konflik antara Israel dan Hamas, di Kota Gaza, 19 Februari 2024. REUTERS/Kosay Al Nemer
Pembantaian Tepung: Bagaimana Israel Menembaki Warga yang Menanti Bantuan di Gaza

Setidaknya 112 warga Palestina tewas setelah menunggu bantuan yang sangat dibutuhkan di Gaza.


Dunia Kutuk Israel yang Tembaki Antrean Warga Gaza, Korban Tewas Jadi 112 Orang

49 hari lalu

Warga Palestina berkumpul saat menunggu truk yang membawa kantong tepung tiba, dekat pos pemeriksaan Israel, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas, di Kota Gaza 26 Februari 2024. REUTERS/Mahmoud Issa
Dunia Kutuk Israel yang Tembaki Antrean Warga Gaza, Korban Tewas Jadi 112 Orang

Reaksi atas pembantaian Israel ke warga Gaza mengalir dari seluruh dunia, dan banyak yang menggambarkan sebagai kejahatan terhadap kemanusiaan


Kolombia Tangguhkan Pembelian Senjata dari Israel, Kutuk Pembantaian di Gaza

49 hari lalu

Presiden Kolombia, Gustavo Petro. REUTERS/Vannessa Jimenez
Kolombia Tangguhkan Pembelian Senjata dari Israel, Kutuk Pembantaian di Gaza

Keputusan Kolombia diambil setelah tank Israel menembaki antrean warga Palestina yang sedang menunggu bantuan kemanusiaan di Gaza. 120 orang tewas


Semua Faksi Palestina, termasuk Hamas, Kutuk Pembantaian di Gaza, Ini Kata Mereka

49 hari lalu

Warga Palestina berkumpul saat menunggu truk yang membawa kantong tepung tiba, dekat pos pemeriksaan Israel, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas, di Kota Gaza 26 Februari 2024. REUTERS/Mahmoud Issa
Semua Faksi Palestina, termasuk Hamas, Kutuk Pembantaian di Gaza, Ini Kata Mereka

Faksi Perlawanan Palestina, termasuk Hamas, dan Kepresidenan Palestina mengecam pembantaian terbaru Israel yang menewaskan lebih dari 100 orang.


Perang Suku di Papua Nugini Tewaskan 64 Orang, Mayat-mayat Tergeletak di Jalanan

19 Februari 2024

Human interest - Peserta perang antar suku di Festival Lembah Baliem, Wamena, Papua. Tempo/Rully Kesumaru
Perang Suku di Papua Nugini Tewaskan 64 Orang, Mayat-mayat Tergeletak di Jalanan

Papua Nugini dilanda perang suku terbesar dalam sejarah. PM Australia ikut resah.


PBB Ingatkan Serangan Israel ke Rafah Bisa Berujung Pembantaian

14 Februari 2024

Warga Palestina berkumpul di lokasi serangan Israel di sebuah rumah, di Rafah di Jalur Gaza selatan, 12 Februari 2024. Menurut Kementerian Kesehatan di Gaza yang dikelola kelompok Hamas, setidaknya 52 orang tewas dalam serangan itu. REUTERS/Ibraheem Abu Mustafa
PBB Ingatkan Serangan Israel ke Rafah Bisa Berujung Pembantaian

Ada lebih dari 1 juta warga Gaza yang berlindung ke Rafah dan serangan Israel ke sana bisa mengarah ke pembantaian.