TEMPO.CO, Kuala Lumpur – Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Mohamad, mengatakan negara tidak lagi menghadapi tekanan keuangan setelah utang negara ditangani dengan hati-hati.
Baca juga: Mahathir Mohamad Akan Kurangi Silabus Agama di Sekolah Malaysia
Mahathir mengatakan kemampuan pemerintah untuk mengurangi tekanan keuangan Malaysia merupakan salah satu pencapaian dari koalisi Pakatan Harapan, yang memenangkan pemilu pada Mei 2018.
Pakatan Harapan menggantikan Barisan Nasional, yang dimotori UMNO, yang berkuasa di Malaysia sejak negara itu merdeka.
“Saya merasa ada banyak masalah yang bisa ditangani. Kami berhasil mengatasi masalah keuangan. Kita tidak lagi berada dalam tekanan masalah keuangan karena mengelolanya dengan hati-hati,” kata dia.
Baca Juga:
Baca juga: Adu Kuasa PM Mahathir Versus Sultan Johor
Menurut politisi yang berusia 94 tahun ini, pemerintah berhasil mengatasi tekanan keuangan karena kreditor tidak sampai menekan dan membuat permintaan. “Itu tidak terjadi,” kata dia.
Menurut Mahathir,”Kita dapat mengatasi situasi keuangan negara kita. Kita dapat katakan ini sebuah pencapaian.”
Saat mulai memerintah pada Mei 2018, Koalisi Pakatan Harapan mengatakan negara memikul beban utang sekitar 1 triliun ringgit Malaysia atau sekitar Rp3.400 triliun.
Baca juga: Cara PM Malaysia Mahathir Mohamad Melawan Diskriminasi Sawit
“Saat kami mulai berkuasa dan bisa melihat dari dalam, kami menemukan masalahnya jauh lebih besar dari yang publik ketahui. Itu akan butuh waktu menanganinya,” kata dia.
Pemerintahan Mahathir lalu menangani masalah keuangan ini dengan mengkaji ulang sejumlah proyek dan sejumlah kesepakatan yang dibuat pemerintahan Barisan Nasional dengan sejumlah negara investor.
Pemerintahan baru juga mengungkap skandal penggelapan dana 1Malaysia Development Berhad, dan menegaskan memberantas korupsi.
Bekas PM Najib Razak dan istri sedang menjalani proses pengadilan terkait kasus dugaan penggelapan uang dan menerima uang suap dari SRC International.
Baca juga: 2 Pernyataan Sikap Mahathir Mohamad Berpotensi Picu Ketegangan
Memasuki usia 94 tahun pada 10 Juli 2019, Mahathir meminta partai berbasis Melayu untuk menyatukan diri. Ini agar komunitas Melayu bisa maju lebih cepat secara ekonomi.
Etnis Melayu mengalami kemajuan setelah pemerintah menerapkan sejumlah kebijakan menyusul kerusuhan etnis pada 1960. Kerusuhan ini dipicu sentimen etnisitas dan jurang kekayaan antara etnis Melayu dan Cina.
“Ada empat partai berbasis Melayu sekarang. Itu sudah cukup. Orang Melayu harus belajar bahwa politik itu urusan serius. Jika ada masalah beritahu kami, jangan langsung bikin partai baru,” kata orang nomor satu Malaysia ini.