Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Amal Clooney Kecewa Ada Pimpinan Negara Angkat Bahu Soal Jurnalis

image-gnews
Pengacara hak asasi manusia internasional, Amal Clooney, berbicara saat konferensi
Pengacara hak asasi manusia internasional, Amal Clooney, berbicara saat konferensi "Pers di Balik Jeruji: Meruntuhkan Keadilan dan Demokrasi" dalam Majelis Umum PBB ke-73 di kantor pusat PBB, Amerika Serikat, Jumat, 28 September 2018. AP
Iklan

TEMPO.CO, Inggris - Duta kebebasan pers dan pengacara Amal Clooney menganggap para pemimpin negara kurang proaktif dalam menegakkan kebebasan pers. Dalam panelnya di Media Freedom Conference 2019, perempuan yang juga istri dari aktor George Clooney itu menganggap para pemimpin negara kerap angkat bahu jika dihadapkan dengan kasus kebebasan pers.

Baca: Amal Clooney Kritik Donald Trump di Konferensi Kebebasan Pers

"Banyak jurnalis meninggal bukan karena perang saja, tapi lantaran mereka mengungkap kejahatan dan korupsi yang berkaitan dengan kepentingan publik," ujar Amal Clooney di Printworks, London, Rabu malam, 10 Juli 2019. Kasus kebebasan pers mencapai salah satu kondisi terburuknya tahun lalu menurut UNESCO, International Federation of Journalist (IFJ), dan Committee to Protect Journalist (CPJ).

UNESCO dan IFJ mengungkapkan, pada akhir 2018 ada lebih dari 90 wartawan tewas dibunuh karena menjalankan tugas jurnalistik mereka. Sementara itu, CPJ, mengumumkan kurang lebih 251 jurnalis ditangkap dalam tugas di tahun 2018.

Salah satu kasus kebebasan pers yang menjadi sorotan tahun lalu adalah pembunuhan jurnalis The Washington Post asal Saudi, Jamal Khashoggi. Dia sempat menghilang secara misterius ketika berkunjung konsulat Arab Saudi di Istanbul Turki. Belakangan, diketahui bahwa Jamal Khashoggi dibunuh karena liputan-liputannya yang kritis perihal pemerintahan Arab Saudi.

Tak hanya kasus Jamal Khashoggi yang menjadi perhatian di tahun 2018. Penangkapan dua jurnalis Reuters asal Myanmar, Wa Lone dan Kyaw Soe Oo juga menjadi topik hangat perihal kebebasan pers. Keduanya sempat ditangkap dan divonis tujuh tahun penjara karena dianggap telah melanggar aturan kerahasiaan negara saat meliput pembantaian Rohingya.

Baca juga: Amal Clooney Ditunjuk Sebagai Duta Kebebasan Media

Media Freedom Conference 2019, yang diselenggarakan dari 10 - 11 Juli 2019, merupakan langkah Pemerintah Inggris dan Kanada untuk mengangkat kembali isu kebebasan pers atau kekerasan terhadap wartawan kembali ke permukaan. Berbagai perusahaan media, praktis media, pemangku kepentingan, dan duta kebebasan pers seperti Amal Clooney diundang untuk bersama-sama mencari solusi atas masalah kebebasan pers.

Amal Clooney melanjutkan, sikap "mana tahu" dari berbagai pemimpin negara membuat kasus-kasus kebebasan pers tidak tertangani hingga tuntas. Bahkan, dia mengklaim banyak pembunuh jurnalis masih melangkah bebas hingga saat ini.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Agar kasus kebebasan pers seperti pembunuhan terhadap jurnalis bisa ditekan, Amal Clooney meminta berbagai pemimpin negara untuk mulai aktif menegakkan kebebasan pers. Hal itu, menurut dia, tak terkecuali memberikan tekanan diplomatik terhadap negara-negara tetangga yang memperlakukan jurnalisnya dengan kejam.

"Pidato tidak cukup untuk menyelesaikan perkara kekerasan terhadap jurnalis. Ketika kasus kekerasan terhadap jurnalis terjadi, pemimpin negara harus berani mendorong investigasi atas masalah yang terjadi dan menuntaskannya," ujar Amal Clooney yang tidak lupa bagaimana kasus Jamal Khashoggi sempat didiamkan untuk beberapa waktu.

Sekretaris Negara untuk Urusan Luar Negeri Inggris, Jeremy Hunt, mengomentari pernyataan Clooney perihal pemerintah kerap lepas tangan perihal kasus kebebasan pers. Hunt, yang menjadi kandidat perdana menteri baru Inggris, tidak menyangkal pernyataan Clooney. Dia menyatakan bahwa pemerintah Inggris akan berupaya agar apa yang ditakutkan Amal Clooney tidak berkelanjutan.

Sekretaris Negara untuk Urusan Luar Negeri Inggris, Jeremy Hunt, memberikan pandangannya soal pentingnya kebebasan pers di Media Freedom Conference 2019, London, Inggris, Rabu malam, 10 Juli 2019. TEMPO | Istman MP

Beberapa inisiatif dan program, kata Hunt, mulai disiapkan untuk melindungi pekerja media dengan besar anggaran mencapai 600 ribu Poundsterling atau setara Rp 10,6 miliar. Inisiatif tersebut meliputi pendampingin hukum hingga pelatihan jurnalistik. "Kebebasan pers adalah nilai universal untuk mencegah penyalahgunaan kekuasaan. Kekuasaan yang absolut dikhawatirkan akan menjadi kekuasan yang korup," menurut Hunt.

Yang menarik, bagimana respons Jeremy Hunt ketika seorang wartawan menyinggung sikap Inggris terhadap Saudi mengingat mereka ada di balik kasus Jamal Khashoggi dan menjadi tuan rumah pertemuan G-20. Alih-alih menunjukkan sikap tegas seperti keinginan Amal Clooney, James Hunt memberikan jawaban aman.

Menurut Hunt, ada banyak urusan penting yang membuat Inggris masih berkomunikasi dengan Arab Saudi. Dan di satu sisi, G20 akan lebih membahas isu ekonomi dibandingkan kebebasan pers. "Pada beberapa situasi, mungkin tepat untuk langsung memberikan pernyataan publik. Namun, ada juga situasi yang harus menggunakan pendekatan privat. Hal yang terpenting, ada niat dan upaya," ujar Hunt.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Bocoran Memo Internal New York Times Soal Gaza: Tak Boleh Menulis kata Genosida hingga Pendudukan

8 hari lalu

Iklan satu halaman penuh di New York Times yang menyerang penyanyi Dua Lipa dan model Gigi dan Bella Hadid telah dikecam secara luas.[Twitter/Middle East Eye]
Bocoran Memo Internal New York Times Soal Gaza: Tak Boleh Menulis kata Genosida hingga Pendudukan

The New York Times menginstruksikan para jurnalis yang meliput serangan Israel di Gaza untuk membatasi penggunaan istilah genosida hingga pendudukan


Tak Ada Kata Libur Lebaran Bagi 7 Profesi Ini, Petugas Kesehatan sampai Pemadam Kebakaran

12 hari lalu

Sejumlah petugas pemadam kebakaran berusaha memadamkan api yang membakar gudang pengolahan ban bekas di Marelan, Medan, Sumatera Utara, Jumat, 17 November 2023. Sebanyak 11 unit mobil pemadam kebakaran dikerahkan untuk memadamkan api yang membakar gudang tersebut. ANTARA FOTO/Fransisco Carolio
Tak Ada Kata Libur Lebaran Bagi 7 Profesi Ini, Petugas Kesehatan sampai Pemadam Kebakaran

Ada beberapa profesi yang tidak bisa mengenal libur lebaran, selain tenaga kesehatan dan pemadam kebakaran, apa lagi?


Kronologi Penganiayaan Jurnalis Sukandi Ali oleh Prajurit TNI AL di Halmahera Selatan

13 hari lalu

(Dari kanan ke kiri) Erick Tandjung Ketua Bidang Advokasi AJI Erick Tanjung, Anggota Dewan Pers Arif Zulkifli, Ketua Dewan Pers Ninik Rahayu, dan Tenaga Ahli Hukum Dewan Pers Hendrayana, dalam Konferensi Pers untuk merespon kasus penganiayaan seorang wartawan oleh tiga angota TNI-AL Posal Panamboang, di Halmahera Selatan, Maluku Utara pada Kamis, 28 Maret 2024. Konpers digelar di Gedung Dewan Pers, Gambir, Jakarta Pusat pada Senin, 1 April 2024. TEMPO/Adinda Jasmine
Kronologi Penganiayaan Jurnalis Sukandi Ali oleh Prajurit TNI AL di Halmahera Selatan

Baru-baru ini terjadi penganiayaan jurnalis Sukandi Ali oleh 3 prajurit TNI AL di Halmahera Selatan, Maluku Utara. Begini kejadiannya.


Kasus 3 Anggota TNI Aniaya Jurnalis di Maluku Utara, Danlanal Ternate: Copot Jabatan juga Sanksi

15 hari lalu

Ilustrasi penganiayaan. siascarr.com
Kasus 3 Anggota TNI Aniaya Jurnalis di Maluku Utara, Danlanal Ternate: Copot Jabatan juga Sanksi

Jurnalis itu dianiaya tiga anggota TNI AL setelah memberitakan penangkapan kapal bermuatan bahan bakar minyak jenis Dexlite.


Top 3 Hukum: OPM Klaim TNI-Polri Tembak Mati Komandannya, Gedung The Tribrata Dharmawangsa Dikelola Perusahaan Milik Tersangka Timah

15 hari lalu

Pasukan TNI-Polri menembak mati satu anggota Organisasi Papua Merdeka (OPM) saat akan menyerang pesawat sipil yang hendak mendarat di Bandara Oksibil di Kabupaten Pegunungan Bintang, Provinsi Papua Pegunungan, Jumat, 22 September 2023. [Penerangan Kogabwilhan III)
Top 3 Hukum: OPM Klaim TNI-Polri Tembak Mati Komandannya, Gedung The Tribrata Dharmawangsa Dikelola Perusahaan Milik Tersangka Timah

Juru bicara TPNPB-OPM mengatakan penembakan terhadap anggotanya terjadi ketika korban sedang mendulang emas dan tanpa perlawanan.


Kasus 3 Tentara Aniaya Jurnalis, TNI AL Ternate: yang Paling Bertanggung Jawab Komandan

16 hari lalu

(Dari kanan ke kiri) Erick Tandjung Ketua Bidang Advokasi AJI Erick Tanjung, Anggota Dewan Pers Arif Zulkifli, Ketua Dewan Pers Ninik Rahayu, dan Tenaga Ahli Hukum Dewan Pers Hendrayana, dalam Konferensi Pers untuk merespon kasus penganiayaan seorang wartawan oleh tiga angota TNI-AL Posal Panamboang, di Halmahera Selatan, Maluku Utara pada Kamis, 28 Maret 2024. Konpers digelar di Gedung Dewan Pers, Gambir, Jakarta Pusat pada Senin, 1 April 2024. TEMPO/Adinda Jasmine
Kasus 3 Tentara Aniaya Jurnalis, TNI AL Ternate: yang Paling Bertanggung Jawab Komandan

Komandan Pangkalan TNI AL Ternate Letkol Ridwan Aziz menanggapi kasus penganiayaan seorang jurnalis di Halmahera Selatan, Maluku Utara, Sukandi Ali.


Penganiayaan Jurnalis oleh 3 Anggota TNI AL Dipicu Berita Penangkapan Kapal Pengangkut Minyak Milik Ditpolairud Polda Malut

17 hari lalu

Ilustrasi penganiayaan
Penganiayaan Jurnalis oleh 3 Anggota TNI AL Dipicu Berita Penangkapan Kapal Pengangkut Minyak Milik Ditpolairud Polda Malut

Direktur Polairud Polda Malut membantah bahwa kapal pengangkut minyak milik mereka ditangkap KRI milik TNI AL. Berbuntut penganiayaan jurnalis.


Cerita Jurnalis di Halmahera yang Dianiaya Tiga Prajurit TNI AL: Jangan Bunuh, Anak Saya Masih Kecil

18 hari lalu

Ilustrasi tawuran/perkelahian pelajar/kekerasan di sekolah. Shutterstock
Cerita Jurnalis di Halmahera yang Dianiaya Tiga Prajurit TNI AL: Jangan Bunuh, Anak Saya Masih Kecil

Sukandi, jurnalis di Halmahera Selatan, disiksa usai memberitakan penangkapan kapal pengangkut minyak Dexlite milik Polairud Maluku Utara oleh TNI AL.


KKJ Desak KSAL Adili 3 Anggota TNI AL Pelaku Kekerasan terhadap Jurnalis di Maluku Utara

23 hari lalu

Ilustrasi pasukan TNI AL. ANTARA/Yusran Uccang
KKJ Desak KSAL Adili 3 Anggota TNI AL Pelaku Kekerasan terhadap Jurnalis di Maluku Utara

Tiba di pos, anggota TNI AL menginterogasi Sukandi soal berita yang dibuatnya.


Jurnalis Dianiaya 3 Anggota TNI AL, Dewan Pers Desak Tiga Hal

23 hari lalu

(Dari kanan ke kiri) Erick Tandjung Ketua Bidang Advokasi AJI Erick Tanjung, Anggota Dewan Pers Arif Zulkifli, Ketua Dewan Pers Ninik Rahayu, dan Tenaga Ahli Hukum Dewan Pers Hendrayana, dalam Konferensi Pers untuk merespon kasus penganiayaan seorang wartawan oleh tiga angota TNI-AL Posal Panamboang, di Halmahera Selatan, Maluku Utara pada Kamis, 28 Maret 2024. Konpers digelar di Gedung Dewan Pers, Gambir, Jakarta Pusat pada Senin, 1 April 2024. TEMPO/Adinda Jasmine
Jurnalis Dianiaya 3 Anggota TNI AL, Dewan Pers Desak Tiga Hal

"Dewan Pers akan memantau betul peristiwa ini, memastikan proses hukumnya berjalan, dan memastikan korban dalam perlindungan," ujar Arif Zulkifli.