Para eksekutif yang diadili termasuk Didier Lombard, mantan kepala eksekutif; Louis-Pierre Wenès, wakilnya; Olivier Barberot, mantan kepala sumber daya manusia; dan empat lainnya.
"Para eksekutif mencari destabilisasi pekerja," kata jaksa Francoise Benezech dalam kesimpulannya pada hari Jumat.
Di antara para korban itu, yang termuda adalah Nicolas Grenouville, 28 tahun, yang mengenakan kaus perusahaan ketika dia memasang kabel internet di lehernya dan menggantung dirinya di garasi, kata Ledoux mengatakan kepada pengadilan minggu ini.
"Aku tidak tahan lagi dengan pekerjaan ini, dan Prancis Télécom tidak peduli," tulis Grenouville sesaat sebelum kematiannya pada Agustus 2009. "Yang mereka pedulikan hanyalah uang."
Seorang teknisi introspektif yang biasa bekerja sendirian di saluran telepon, dipuji karena ketelitiannya, Grenouville tiba-tiba dimutasi ke posisi sales yang berurusan dengan pelanggan. Dia tidak tahan. "Mereka mengusirnya ke jabatan itu tanpa sedikitpun pelatihan," kata kuasa hukum penggugat Ledoux kepada pengadilan.
"Sehari sebelum bunuh diri dia bekerja 12 jam sehari dengan istirahat 30 menit," kata Ledoux.
Baca juga: Misteri 14 Kasus Bunuh Diri di Pabrik iPhone
Camille Bodivit, 48 tahun, telah menjadi perencana di perusahaan ketika tiba-tiba jobdesk-nya mulai digeser. Dia melemparkan dirinya dari sebuah jembatan di Brittany pada 2009. "Pekerjaan adalah segalanya baginya," ungak pengacatanya, Juliette Mendès-Ribeiro, mengatakan kepada pengadilan Selasa.
"Anda membunuh ayah saya, mengapa?" tanya salah satu anak karyawan Noémie Louvradoux minggu lalu, berpaling kepada para terdakwa.
Ayahnya, Rémy, membakar dirinya pada tahun 2011 di depan kantor France Télécom di dekat Bordeaux, putus asa karena dipindahtugaskan ke tempat yang tidak nyaman.
Dalam pembelaan mereka, para mantan eksekutif telah mengutip tekanan kuat dari pasar yang kompetitif dan berubah.
"Perusahaan itu bangkrut dan bahkan tidak mengetahuinya," ujar Lombard, mantan CEO. "Kita bisa melakukannya dengan lebih lembut jika kita tidak memiliki kompetisi yang menggedor pintu kita."
Mantan CEO France Telecom Didier Lombard menghadiri konferensi pers di Paris 25 Februari 2010. [REUTERS / Benoit Tessier / File Photo]
Noëlle Burgi, seorang sosiolog yang bekerja dengan karyawan selama gelombang bunuh diri dan bersaksi di persidangan, mengatakan dalam sebuah wawancara bahwa itu adalah "proses penghinaan."
Bunuh diri dan kesaksian menjelaskan bahwa tingkat pengangguran yang tinggi secara kronis di Prancis telah membuat banyak pekerja merasa sangat rentan.
Tetapi kondisi-kondisi itu belum ada selama bertahun-tahun di Prancis, di mana pasar tenaga kerja mandek dan tidak bergerak menurut standar Amerika, dan para karyawan memiliki sedikit budaya bergerak lintas negara untuk pekerjaan baru.
Baca juga: Guru di Scotlandia, Bunuh Diri Sebelum Sidang Vonis
Jelas bahwa karyawan France Télécom ini telah menandatangani kontrak untuk menyelesaikan karier mereka di perusahaan. "Delapan puluh persen ada di sana untuk tinggal sampai akhir kehidupan profesional mereka," kata Pascale Abdessamad, seorang pekerja France Télécom yang juga bersaksi.
Sebagian besar karyawan sangat berdedikasi untuk pekerjaan mereka, kata kesaksian. Sebuah perusahaan seperti France Télécom, ikon dalam kehidupan Prancis selama bertahun-tahun, adalah selimut keamanan seumur hidup.
Ruang sidang dipenuhi dengan karyawan saat ini dan mantan karyawan perusahaan France Télécom yang memandang dengan tidak setuju pada pembelaan barisan terdakwa yang mengenakan jaket terdakwa.