TEMPO.CO, Berlin – Pemerintah Jerman mengatakan pemerintah Iran harus dibujuk agar tetap berkomitmen pada Perjanjian Nuklir Iran 2015.
Baca juga: Apa Isi Perjanjian Nuklir Iran yang Ditolak Amerika Serikat?
Juru bicara kementerian Luar Negeri Jerman mengatakan ini menanggapi pernyataan Teheran bahwa instalasi nuklir Iran bisa memproduksi uranium yang diperkaya di atas batas yang diatur kesepakatan internasional.
“Bola berada di tangan Iran. Kami ingin menjaga perjanjian damai itu. Untuk itu, pihak-pihak harus tetap pada perjanjian itu,” kata juru bicara kemenlu Jerman dalam jumpa pers reguler seperti dilansir Reuters pada Senin, 8 Juli 2019.
Baca juga: Presiden Prancis Waswas Nasib Kesepakatan Nuklir Iran
Saat ditanya apa yang menjadi garis batas bagi pemerintahan Jerman soal ini, juru bicara ini mengatakan,”Tujuan utama kami adalah Iran mematuhi kesepakatan itu.” Dia mengatakan Teheran harus membalik semua langkah yang mengkontradiksi kesepakatan itu.
Pemerintah Iran mengumumkan instalasi nuklir negaranya telah memproduksi uranium yang diperkaya melewati batasan 300 kilogram per tahun. Kadar uranium ini relatif rendah yaitu 3.67 persen. Sedangkan kandar uranium untuk bom minimal 90 persen.
Baca juga: Amerika Serikat Minta Pertemuan Darurat IAEA Bahas Nuklir Iran
Namun, Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran mempertimbangkan untuk memproduksi kadar uranium yang lebih tinggi yaitu 20 persen atau lebih. Juru bicara pemerintah Iran mendesak negara Eropa mematuhi kesepakatan mengenai manfaat ekonomi yang diterima Iran.
Jerman merupakan satu dari lima negara yang masih mendukung perjanjian nuklir yaitu Inggris, Prancis, Jerman, Rusia, dan Cina. AS telah menyatakan diri keluar secara sepihak dari perjanjian ini pada 2018.
Presiden AS, Donald Trump, mengenakan berbagai sanksi ekonomi kepada Iran seperti pelarangan pembelian minyak Iran dan penggunaan dolar. Ini membuat Iran tidak bisa mendapat manfaat ekonomi dari perjanjian nuklir ini dan mengancam akan menaikkan produksi uranium yang diperkaya.
Baca juga: Lima Negara Tanggapi Soal Perjanjian Nuklir Iran, Apa Katanya
Time melansir pemerintah Iran mengatakan tetap membuka jalur diplomasi untuk menyelamatkan Perjanjian Nuklir Iran 2015. Juru bicara Kemenlu Iran, Abbas Mousavi, mengatakan dia belum tahu sejauh mana program pengayaan uranium Iran telah berjalan saat ini.
Sebelumnya, salah satu pejabat yang dekat dengan pemimpin spiritual Iran, Ayatullah Ali Khamenei mengatakan Iran butuh 5 persen pengayaan uranium. “Ada banyak spekulasi, jadi kami tidak tahu. Kami akan mencari tahu seperti apa kebutuhan kami,” kata Mousavi seperti dilansir Time.