TEMPO.CO, Jakarta - Politikus Afganistan, aktivis dan wartawan berencana bertemu perwakilan kelompok radikal Taliban di Qatar dalam sebuah pertemuan selama dua hari. Pertemuan itu ditujukan untuk mengupayakan kesepakatan damai yang abadi di Afganistan.
Dikutip dari aljazeera.com, Minggu, 7 Juli 2019, Qatar dan Jerman menjadi dua negara yang mensponsori pertemuan ini yang akan digelar di ibu kota Doha pada Minggu, 7 Juli 2019 waktu setempat. Diperkirakan pertemuan itu akan dihadiri 50 delegasi tingkat tinggi Afganistan.
"Pertemuan ini ditujukan untuk mendorong negosiasi intra-Afganistan bagi perdamaian abadi," kata mantan Utusan Afganistan untuk Pakistan Omar Zakhilwal, yang juga akan hadir dalam pertemuan itu.
Baca juga:AS - Taliban Diduga Sepakat Tarik Pasukan Asing dari Afganistan
Sejumlah anggota Taliban, mendengarkan pemimpin barunya Mullah Mohammed Rasool, berbicara saat acara pertemuan di provinsi Farah, Afghanistan, 3 November 2015. AP
Baca juga:Pertama Kali, India Lakukan Pertemuan dengan Taliban
Menurut Zakhilwal, pertemuan di Doha, Qatar itu adalah pertemuan pelengkap dari perundingan Amerika Serikat - Taliban yang juga dilakukan di kota yang sama. Taliban setuju untuk menghadiri pertemuan yang digagas Qatar dan Jerman ini dengan syarat mereka yang datang harus dalam kapasitas pribadi.
Taliban adalah kelompok garis keras yang bercokol di Afganistan dan perbatasan negara itu dengan Pakistan. Taliban berulang kali menolak bernegosiasi dengan negara-negara Barat yang mendukung Presiden Afganistan Ashraf Ghani.
"Taliban tidak sudi duduk bersama pemerintah Afganistan karena saya rasa perundingan damai dengan pemerintah akan berdampak pada moral para militan Taliban di medan tempur. Taliban merasa dalam posisi yang kuat sehingga mereka mengira mengendalikan penuh pertempuran dan perundingan damai," kata analis politik Hashim Wahdatyar, yang juga Direktur Institute of Current World Affairs di Washington.
Delegasi pemerintah Afganistan yang ikut menghadiri pertemuan ini mengatakan hak-hak perempuan dan kelompok minoritas akan menjadi beberapa hal yang dibahas dalam pertemuan di Doha itu. Namun sumber tersebut menolak memberikan detail agenda pertemuan.