TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Garda Revolusi Iran Mohsen Rezai pada Jumat, 6 Juli 2019, mengancam akan menyita sebuah kapal tanker berbendera Inggris. Ancaman itu dilontarkan setelah Marinir Kerajaan Inggris menahan sebuah kapal minyak Iran di Gibraltar, sebuah teritorial Inggris.
"Jika Inggris tidak melepaskan kapal tanki minyak Iran, maka sudah menjadi tugas otoritas kami untuk menyita kapal tanker minyak Inggris," kata Rezai, seperti dikutip dari reuters.com, Sabtu, 6 Juli 2019.
Baca juga:Iran Desak Inggris Lepaskan Kapal Tanker yang Disita di Gibraltar
Ratusan demonstran melakukan aksi protes setelah AS menarik diri dari kesepakatan nuklir internasional di Tehran, Iran, 9 Mei 2018. AP
Baca juga:Iran Siap Perkaya Uraniumnya Melebih Batas Perjanjian Nuklir
Pemerintah daerah Gibraltar mengatakan awak kapal supertanker Grace 1 sudah diinterograsi dengan status sebagai saksi mata, bukan terduga pelaku kriminal. Langkah ini dilakukan sebagai upaya membangun lalu lintas kapal-kapal kargo yang sehat dan wilayah tujuan akhir.
"Kita lihat apa yang akan terjadi pada Iran. Iran harus sangat berhati-hati, harus hati-hati," kata Presiden Amerika Serikat Donald Trump memperingatkan Tehran tanpa secara spesifik menyebut pada insiden penahanan kapal tanki minyak oleh Inggris.
Marinir Kerajaan Inggris bertolak ke wilayah perairan Gibraltar pada Kamis, 4 Juli lalu dan menyita sebuah kapal minyak milik Iran yang dituding telah melanggar sanksi dengan membawa minyak mentah ke Suriah. Pasukan Marinir Kerajaan Inggris mendaratkan sebuah helikopter pada kapal Iran yang sedang bergerak pada malam hari itu.
Terkait hal ini, Teheran pada hari yang sama memanggil Duta Besar Inggris untuk Iran untuk menyuarakan keberatannya. Tehran juga menegaskan tindakan penyitaan kapal tanker minyak berbendera Iran itu ilegal dan tidak dapat diterima.
Penahanan kapal minyak Iran ini tak pelak semakin memperkeruh hubungan Iran dengan negara-negara Barat setelah Amerika Serikat membatalkan serangan udara ke Iran karena mempertimbangkan dampaknya. Ketegangan Tehran - Washiongton telah menyeret sekutu dekat Amerika Serikat dalam pusaran krisis, namun negara-negara kekuatan dunia di Eropa berupaya tetap netral.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat mengatakan pihaknya menyambut mitra Amerika Serikat di tingkat internasional untuk bersama-sama menegakkan dan menjalankan sanksi-sanksi yang dijatuhkan Washington kepada Iran.