Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Empat Negara Diuntungkan dari Perang Dagang Amerika Serikat-Cina

image-gnews
Presiden Cina Xi Jinping dan Presiden AS Donald Trump di sela KTT G20, di Jepang, 28-29 Juni 2019.[REUTERS]
Presiden Cina Xi Jinping dan Presiden AS Donald Trump di sela KTT G20, di Jepang, 28-29 Juni 2019.[REUTERS]
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Vietnam, Taiwan, Bangladesh dan Korea Selatan diuntungkan dari perang dagang Amerika Serikat-Cina, karena menjadi negara alternatif impor AS.

Alasannya, orang Amerika membeli lebih sedikit dari Cina. Tetapi alih-alih bersandar pada produsen AS, mereka menghindari tarif Presiden Donald Trump dengan beralih ke pemasok di negara-negara Asia lainnya.

Pergeseran impor muncul selama lebih dari satu tahun perundingan perdagangan yang tak pasti antara Washington dan Beijing, dan berlanjut hingga Mei, menurut data yang dirilis Rabu oleh Biro Sensus, dikutip dari CNN Business, 4 Juli 2019.

Baca juga: Produsen Teknologi Mau Kabur dari Cina, Microsoft Incar Indonesia

Selama lima bulan pertama tahun ini, Amerika Serikat mengimpor barang lebih sedikit 12 persen dari Cina selama periode waktu yang sama tahun lalu. Tetapi impor dari Vietnam naik 36 persen, dan meningkat 23 persen dari Taiwan, 14 persen dari Bangladesh, dan 12 persen dari Korea Selatan.

Tarif Trump telah membuat barang-barang konsumen seperti topi baseball, koper, sepeda dan tas tangan yang diproduksi di Cina lebih mahal bagi importir Amerika. Pajak-pajak juga mengenai berbagai mesin dan barang industri, termasuk suku cadang untuk mesin pencuci piring, mesin cuci, pengering dan filter air.

Trump mengatakan pekan lalu bahwa pembicaraan "kembali ke jalurnya" dan tarif baru ditahan setelah bertemu dengan Presiden Cina Xi Jinping pada KTT G20 di Jepang.

Tetapi pemilik bisnis Amerika dikejutkan pada bulan Mei ketika pemerintah meningkatkan tarif US$ 200 miliar (Rp 2.826) barang menjadi 25 persen dari 10 persen, dengan alasan bahwa Cina mengingkari perjanjian sebelumnya. Trump juga mengancam akan mengenakan tarif baru pada impor Cina yang tersisa, yang akan menghantam smartphone, mainan, alas kaki dan ikan.

Baca juga: Di Tengah Perang Dagang, Cina Impor Beras Perdana dari AS

Donald Trump mengklaim bahwa Beijing akan menyetujui kesepakatan karena tarif yang dikenakan pada barang-barang Cina mengusir pengusaha dari Cina.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Cina semakin hancur oleh perusahaan yang meninggalkan Cina, pergi ke negara lain, termasuk negara kita," kata Trump bulan lalu.

Tetapi tidak jelas apakah perusahaan secara permanen menggeser produksi di luar Cina, atau hanya mengubah rute barang untuk diproses minimal sebelum dikirim ke Amerika Serikat. Badan bea cukai Vietnam mengatakan bahwa pihaknya akan mulai menindak barang asal Cina yang secara ilegal diberi label ulang "Made in Vietnam" oleh perusahaan yang berusaha menghindari tarif AS, menurut laporan dari Reuters.

Baca juga: Menteri Susi: Perang Dagang Seharusnya Menguntungkan Indonesia

Cap America yang berbasis di Missouri mengimpor sebagian besar topi baseball dari Cina dan menyulamnya di Amerika Serikat. Perusahaan sedang mencoba pemasok baru di Bangladesh untuk menghindari tarif, tetapi pesanan itu hanya akan membuat sekitar 20 persen dari total impor tahun ini karena perusahaan masih menguji kualitasnya.

"Anda tidak bisa hanya menjentikkan jari dan beralih produksi. Ini adalah proses yang pasti," kata CEO Phil Page.

Sekitar 40 persen dari perusahaan yang disurvei pada bulan Mei oleh Kamar Dagang Amerika dan mitranya di Shanghai mengatakan, mereka sedang mempertimbangkan atau telah merelokasi beberapa manufaktur di luar Cina karena tarif. Bagi mereka yang telah memindahkan produksi, sekitar seperempat bergeser ke Asia Tenggara. Kurang dari 6 persen mengatakan mereka telah pindah atau sedang mempertimbangkan untuk pindah ke Amerika Serikat.

Baca juga: Donald Trump Janji Tak Kenakan Tarif Impor Tambahan ke Cina

Sementara impor dari negara-negara di luar Cina telah meningkat secara signifikan tahun ini, beberapa produksi sudah pindah ke luar Cina ke tempat-tempat dengan upah yang jauh lebih rendah jauh sebelum Trump mulai memberlakukan tarif. Impor AS dari negara-negara seperti Vietnam dan Korea Selatan terus meningkat selama dekade terakhir karena negara-negara tersebut telah meningkatkan produksi pakaian jadi dan elektronik masing-masing.

Taiwan dan Korea Selatan lebih fokus pada barang-barang teknologi tinggi seperti semikonduktor, tetapi Vietnam dan Bangladesh masih menawarkan upah yang kompetitif, menjadikannya tempat yang menarik untuk membuat barang-barang konsumen seperti pakaian dan sepatu, ketika tarif impor semakin mencekak di ketidakpastian negosiasi perang dagang Amerika Serikat-Cina.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Temui Menlu Cina, Prabowo Bahas Peningkatan Kerja Sama Pertahanan

1 hari lalu

Menteri Pertahanan sekaligus presiden terpilih, Prabowo Subianto menerima kunjungan Menteri Luar Negeri Cina Wang Yi, di Kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta, pada Kamis, 18 April 2024. Dok. Humas Kementerian Pertahanan.
Temui Menlu Cina, Prabowo Bahas Peningkatan Kerja Sama Pertahanan

Prabowo Subianto menerima kunjungan Menteri Luar Negeri Cina Wang Yi, di Kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta, pada Kamis, 18 April 2024.


Indonesia dan Cina akan Perkuat Investasi Pembangunan Infrastruktur hingga Ketahanan Pangan

1 hari lalu

Menteri Luar Negeri Cina Wang Yi dan Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi saat konferensi pers di gedung Kementerian Luar Negeri, Jakarta Pusat pada Kamis, 18 April 2024. TEMPO/Nabiila Azzahra A.
Indonesia dan Cina akan Perkuat Investasi Pembangunan Infrastruktur hingga Ketahanan Pangan

Indonesia dan Cina akan memperkuat kerja sama ekonomi di berbagai bidang, termasuk investasi.


Retno Marsudi: Akar Masalah Instabilitas Timur Tengah adalah Isu Palestina

1 hari lalu

Retno Marsudi: Akar Masalah Instabilitas Timur Tengah adalah Isu Palestina

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyebut isu Palestina sebagai akar masalah dari ketidakstabilan di Timur Tengah.


3 Pesan Jokowi ke Menlu Cina, dari Soal Ekonomi hingga Situasi di Timur Tengah

1 hari lalu

Menteri Luar Negeri Cina Wang Yi tiba di Komplek Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis 18 April 2024. Wang Yi melakukan pertemuan dengan Presiden Joko Widodo usai Presiden terpilih RI, Prabowo Subianto, melawat ke China pada awal April lalu dan bertemu dengan Presiden Cina Xi Jinping. Keduanya berbagi pandangan mengenai kedamaian regional dan berkomitmen untuk mempererat hubungan. TEMPO/Subekti.
3 Pesan Jokowi ke Menlu Cina, dari Soal Ekonomi hingga Situasi di Timur Tengah

Presiden Jokowi menyampaikan tiga pesan saat bertemu Menlu Cina Wang Yi di Istana Kepresidenan Jakarta hari ini.


Jokowi Sampaikan 3 Pesan dalam Pertemuan dengan Menlu Cina Wang Yi

1 hari lalu

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi di Istana Kepresidenan Jakarta usai mendampingi Presiden Joko Widodo menerima kunjungan Menteri Luar Negeri Cina Wang Yi, Kamis, 18 April 2024. TEMPO/Daniel A. Fajri
Jokowi Sampaikan 3 Pesan dalam Pertemuan dengan Menlu Cina Wang Yi

Jokowi menyoroti bidang perdagangan Indonesia-Cina terus meningkat sebesar 127 miliar USD.


Presiden Jokowi Terima Kunjungan Kehormatan Menlu Cina Wang Yi di Istana

2 hari lalu

Menteri Luar Negeri Cina Wang Yi tiba di Istana Kepresidenan Jakarta untuk kunjungan kehormatan kepada Presiden Joko Widodo pada Kamis pagi, 18 April 2024. TEMPO/Daniel A. Fajri
Presiden Jokowi Terima Kunjungan Kehormatan Menlu Cina Wang Yi di Istana

Presiden Jokowi menerima kunjungan kehormatan Menteri Luar Negeri Cina, Wang Yi, di Istana Kepresidenan Jakarta.


Strategi Malaysia Gaet Turis Cina, Tak Hanya Bebas Visa

2 hari lalu

Legoland Malaysia, salah satu destinasi wisata favorit di Malaysia. Dok.  tiket.com
Strategi Malaysia Gaet Turis Cina, Tak Hanya Bebas Visa

Malaysia menyiapkan meja bantuan yang dikelola oleh petugas berbahasa Mandarin untuk membantu wisatawan Cina.


Kemacetan Mudik Juga Terjadi di Cina, Ingat Tragedi Brexit Lebaran 2016 yang Tewaskan 12 orang

3 hari lalu

Ratusan kendaraan terjebak kemacetan saat menuju pintu keluar Tol Brebes Timur (Brexit) di Brebes, Jawa Tengah, 22 Juni 2017. Kemacetan tersebut terjadi akibat penutupan ruas jalan tol fungsional Brebes-Batang pada malam hari dan seluruh kendaraan diarahkan ke Brexit. ANTARA/Akbar Nugroho Gumay
Kemacetan Mudik Juga Terjadi di Cina, Ingat Tragedi Brexit Lebaran 2016 yang Tewaskan 12 orang

Kemacetan saat mudik Lebaran tahun ini tidak separah tragedi Brexit 2016 yang Menewaskan 18 Orang atau macet parah di Beijing dan Pakistan.


Cina Puji Iran, Percaya Teheran Mampu Tangani Situasi dengan Israel

3 hari lalu

Menteri Luar Negeri Cina Wang Yi berjabat tangan dengan Menlu Palestina Riyad Al-Maliki, disaksikan antara lain Menlu Retno Marsudi sebelum sesi foto di Diaoyutai State Guesthouse di Beijing, 20 November 2023. REUTERS/Florence Lo/Poo
Cina Puji Iran, Percaya Teheran Mampu Tangani Situasi dengan Israel

Menteri Luar Negeri Cina Wang Yi membahas situasi di Timur Tengah dengan timpalannya dari Iran, Hossein Amir-Abdollahian, di tengah ketegangan meningkat dengan Israel.


Respons Joe Biden, Rusia, dan Cina Pasca Serangan Iran ke Israel

3 hari lalu

Sistem anti-rudal beroperasi setelah Iran meluncurkan drone dan rudal ke arah Israel, seperti yang terlihat dari Ashkelon, Israel 14 April 2024. REUTERS/Amir Cohen
Respons Joe Biden, Rusia, dan Cina Pasca Serangan Iran ke Israel

Serangan Iran yang diluncurkan ke Israel menuai respons dari berbagai pihak termasuk Presiden AS Joe Biden, Rusia, dan Cina.