TEMPO.CO, Jakarta - Pejabat Palestina telah mengganti nama jalan Bahrain di Tepi Barat menjadi jalan Marzouq al-Ghanim, pemimpin parlemen Kuwait yang mengecam Israel dan Amerika Serikat dalam konferensi di Bahrain pada Juni lalu.
Pergantian nama jalan itu untuk menghormati al-Ghanim yang secara tegas menolak usulan Amerika Serikat untuk menyelesaikan konflik Palestina dengan Israel dengan berfokuskan pada bidang ekonomi.
Baca juga: AS Tawarkan Rp 707 T agar Palestina Mau Berdamai dengan Israel
Mengutip laporan Alaraby.co.uk atau The New Arab, 1 Juli 2019, Wali kota Yatta, Ibrahim Abu Zahra menyetujui pergantian nama jalan itu.
Pergantian ini juga telah lebih dahulu mendapat persetujuan dari warga Palestina untuk menghormati Kuwait.
Palestina memboikot konferensi Bahrain bertajuk Perdamaian untuk kemakmuran pada 25-26 Juni lalu. Di forum ini, Presiden Amerika Serikat Donald Trump menjelaskan proposal yang diklaim Kesepakatan Abad Ini dengan memberikan bantuan ekonomi senilai lebih dari Rp 700 triliun untuk Palestina.
Baca juga: 3 Poin Menarik Soal Konferensi Manama Tentang Palestina - Israel
Pemimpin Palestina memboikot proposal AS itu dan menegaskan, penyelesaian politik harus didahulukan sebelum penyelesaian ekonomi.
Al-Ghanim, Ketua Majelis Nasional Kuwait di forum konferensi Bahrain mengkritik keras Israel dan menolak proposal AS.
Ini bukan pertama kali al-Ghalim bersikap keras kepada Israel dan AS. Di tahun 2017, Ghanim mengeluarkan kecaman keras kepada Israel dengan menyebut Israel sebagai pembunuh anak-anak dan mengusir perwakilan negara itu dari satu konferensi di Rusia.
Baca juga: Abbas Tegaskan Palestina Tolak Rencana Damai Usulan Trump
"Delegasi Israel merepresentasikan bentuk terorisme yang paling berbahaya, yakni terorisme negara," ujarnya.
"Anda harus mengangkat tas-tas anda dan meninggalkan ruangan ini. Pergi sekarang jika anda memiliki harga diri, pencaplok, anda pembunuh anak-anak," kata al-Ghanim disambut tepuk tangan para peserta konferensi. Israel pun meninggalkan ruang konferensi.