TEMPO.CO, Jakarta - Mantan kandidat independen presiden Mesir yang juga anggota Ikhwanul Muslimin, Abdul Monem Aboul Fotouh, 68 tahun dilaporkan menderita serangan jantung di dalam penjara dan kondisi kesehatannya saat ini mengancam nyawanya.
Anak laki-laki Fotouh, Ahmed melalui Facebook dan Twitter menjelaskan kondisi kesehatan ayahnya yang buruk di dalam penjara.
Baca juga: Mantan Presiden Mesir Mohamed Mursi Meninggal Usai Persidangan
"Ayah saya dalam bahaya kehilangan nyawanya kapan saja,"tulis Ahmed di media sosial pada hari Minggu, 29 Juni 2019, sebagaimana dikutip dari alaraby.co.uk, 1 Juli 2019.
Fotouh selama lebih dari 16 bulan mendekam di tahanan dengan keamanan maksimal di sayap Scorpion di penjara Tora.
Anggota terkemuka Ikhwanul Muslimin ini menderita komplikasi penyakit. Selain menderita serangan jantung, Fotouh menderita diabetes, tekanan darah tinggi, penyakit pernafasan. Dia tidur dibantu dengan oksigen yang tidak bekerja dengan baik di dalam sel penjara.
Baca juga: Putra Mohamed Morsi Tuduh Pemerintah Mesir Bunuh Ayahnya
Fotouh juga dikabarkan perlu melakukan operasi prostat, namun otoritas penjara Mesir menolak memberikan izin Fotouh menjalani operasi itu.
"Mereka sengaja tidak memberikan perlindungan bagi kesehatannya.. Jika mereka melanjutkan perawatannya seperti ini, maka hal ini akan berujung seperti Morsi," kata Ahmed.
Fotouh yang bertarung dalam pemilihan presiden secara demokrasi tahun 2012 telah dijebloskan ke penjara sejak tahun 2018.
Dia keluar dari keanggotaan Ikhwanul Muslimin demi bertarung sebagai kandidat independen dalam pemilihan presiden 2012. hasilnya, dia berada di posisi keempat dengan meraih suara 17 persen dari penghitungan suara akhir.
Baca juga: Mesir Bekukan Aset 1.133 Badan Amal Jaringan Ikhwanul Muslimin
Ironis, Fotouh dijebloskan ke dalam penjara lantaran memberikan wawancara kepada televisi jaringan Al Jazeera pada Februari 2018. Dia dituduh menyebarkan informasi salah dan termasuk sebagai anggota organisasi yang terlarang di Mesir, Ikhwanul Muslimin.
Reuters melaporkan pada 27 Juni lalu bahwa ada 3 mantan pemimpin Ikhwanul Muslimin yang ditahan di penjara Tora menderita penyakit yang membahayakan jiwa mereka akibat perawatan yang kurang baik dan ketiadaan pengobatan di antaranya Esam al-Haddad, penasehat Morsi, dan anak kandung Morsi, gehad Al-Haddad yang dulu sebagai juru bicara Ikhwanul Muslimin. Keduanya didakwa melakukan kegiatan mata-mata pada tahun 2016.