TEMPO.CO, New Delhi - Pemerintah India dikabarkan akan membayar pembelian sistem rudal anti-serangan udara S-400 buatan Rusia dengan menggunakan mata uang euro.
Baca juga: Modi dan Putin Bertemu, Bahas Rudal S-400 Senilai Rp 76 Triliun
Menteri Luar Negeri India, Vijay Gokhale, menyatakan sikap negaranya untuk membeli sistem senjata ini tidak berubah meskipun mendapat protes dari Amerika Serikat.
“Tapi ini tidak menghapus atau mengurangi kemungkinan AS mengenakan sanksi seperti diatur dalam CAATSA,” kata Amit Cowshish, bekas penasehat keuangan kementerian Pertahanan India, seperti dilansir Sputnik News pada Jumat, 28 Juni 2019.
Baca juga: AS Ancam India jika Beli Sistem Pertahanan S-400 Rusia, Ada Apa?
Pemerintah India sengaja memilih mata uang euro untuk membayar pembelian senjata canggih ini yang bernilai sekitar US$5.43 miliar atau sekitar Rp77 triliun.
AS memiliki ketentuan berupa legislasi bernama Countering American Adversaries Through Sanctions Act atau CAATSA.
Menurut Cowshish, India dan Rusia telah memfinalisasi mekanisme pembayaran yang tidak hanya mewujudkan kesepakatan itu tapi juga mencegah gangguan suplai seperti tercantum dalam kontrak.
Baca juga: Ancam Sanksi Senjata AS, 4 Negara ini Berniat Beli S-400 Rusia
Cowshish, yang lama bekerja di bagian audi di kantor kementerian Pertahanan, mengaku tidak tahu bagaimana AS bakal bereaksi mengenai isu pembelian S-400 ini.
“Saya yakin hal ini masih berlanjut,” kata Cowshish. Menurut dia, Menteri Urusan Luar Negeri India dan Menteri Pertahanan AS, Mike Pompeo, telah bertemu baru-baru ini.
Saat bertemu Pomepo, Menteri Urusan Luar India, Subrahmanyam Jaishankar, mengatakan New Delhi bakal mengejar kepentingan nasionalnya terkait hal ini.
Menurut Lembaga Kerja Sama Teknis Militer Federasi Rusia, pengiriman sistem rudal anti-serangan udara S-400 Triumf ini bakal dilakukan pada 2020. Lembaga ini juga menyebutkan isu terkait pembayaran telah selesai.
Kongres AS mengesahkan CAATSA pada Agustus 2017 untuk menghukum Rusia dengan mengenai sanksi terhadap individu yang berbisnis dengan sektor pertahanan Rusia. Ketentuan di dalam CAATSA mengatur mandat yang membuat India sulit membayar kesepakatan itu menggunakn dolar AS.