TEMPO.CO, Hong Kong – Kepala Eksekutif Hong Kong, Carrie Lam, berjanji akan mengubah gaya pemerintahannya agar lebih terbuka dan bersikap akomodatif dalam pengambilan kebijakan.
Baca juga: Baca Dukung Hong Kong Soal RUU Ekstradisi
Carrie mengatakan ini dalam pidato peringatan 22 tahun pengembalian Hong Kong ke Cina oleh Inggris pada 1 Juli 2019.
“Insiden yang terjadi beberapa bulan terakhir telah memicu kontroversi dan sengketa antara publik dan pemerintah,” kata Carrie dalam pidatonya mengacu kepada sejumlah aksi unjuk rasa yang melanda Hong Kong selama beberapa pekan terakhir seperti dilansir Straits Times pada Senin, 1 Juli 2019.
Para pengunjuk rasa mendesak agar pemerintah Hong Kong menarik amandemen UU Ekstradisi, yang diprotes warga. Warga Hong Kong merasa khawatir mereka akan terkena permintaan ekstradisi oleh Cina karena dianggap melanggar aturan tertentu.
Baca juga: Empat Organisasi Jurnalis Tolak RUU Ekstradisi Hong Kong
Carrie melanjutkan,”Ini membuat saya sepenuhnya sadar bahwa sebagai politisi saya harus mengingatkan diri sendiri setiap waktu untuk memahami sentimen publik secara akurat,” kata dia, yang mengingatkan publik akan permintaan maaf dua kali oleh Carrie kepada publik pasca aksi unjuk rasa yang berakhir ricuh dua pekan lalu.
Carrie mengatakan pemerintah harus bersikap terbuka dan akomodasi selain menunjukkan niat baik. “Pemerintah harus memastikan efisiensi administrasi pemerintahan dan perlu mendengar rakyat dengan sabar,” kata dia.
Baca juga: 5 Poin Menarik Soal Kontroversi RUU Ekstradisi Hong Kong
Carrie mengaku akan memulai kebijakan untuk membuat pemerintah lebih responsif terhadap aspirasi, sentimen dan opini publik.
“Pemerintah juga perlu mereformasi cara mendengarkan pandangan publik,” kata Carrie, yang dinilai sebagian masyarakat terlalu pro Beijing dalam menjalankan pemerintahannya.
“Saya akan meluangkan lebih banyak waktu untuk bertemu lebih banyak orang dari partai politik berbeda, bidang berbeda dan latar belakang berbeda,” kata dia.
Baca juga: 1 Juta Warga Hong Kong Demo Tolak RUU Ekstradisi Cina
Menjelang sore, panitia Civil Human Rights Front bakal menggelar pawai, yang bakal diikuti sekitar 400 ribu orang di Hong Kong.