TEMPO.CO, Jakarta - Gelombang panas di Prancis dan Spanyol telah berdampak luas. Suhu panas bukan hanya membuat kebakaran hutan, tetapi juga telah menimbulkan korban jiwa.
Dikutip dari english.alarabiya.net, Senin, 1 Juli 2019, gelombang panas terjadi hampir diseluruh negara-negara kawasan Eropa. Di Jerman, sampai Minggu, 30 Juni 2019, gelombang panas telah menewaskan tujuh orang.
Sedangkan di Prancis, suhu panas di Gard, wilayah selatan Prancis pada Jumat, 28 Juni 2019 mencapai 45,9 derajat celcius atau lebih panas dari suhu di Lembah Kematian di California, Amerika Serikat. Gelombang panas telah membakar 550 hektar lahan dan menghancurkan sejumlah rumah serta kendaraan.
Baca juga:Gelombang Panas di Eropa, Suhu Prancis Tembus 45 Derajat Celsius
Orang-orang menyejukkan diri di laut di Marseille ketika gelombang panas menghantam sebagian besar negara, Prancis, 28 Juni. [REUTERS / Jean-Paul Pelissier]
Baca juga:Gelombang Panas Menyapu India, Suhu Hampir 51 Derajat Celsius
Pada Sabtu, 30 Juni 2019, seorang laki-laki, 53 tahun, meninggal dalam sebuah lomba balap sepeda di area Ariege, kaki gunung Pyrenees, Prancis. Korban yang tidak dipublikasi identitasnya, terjatuh dari sepedanya setelah merasa tak enak badan. Kepolisian sedang menginvestigasi penyebab persis kematian laki-laki tersebut.
Lomba balap sepeda itu akhirnya dibatalkan setelah beberapa partisipan menepi karena sakit yang diakibatkan gelombang panas. Sebelumnya seorang pengendara sepeda di selatan Vaucluse, Prancis, meninggal, dimana otoritas mengkaitkan musibah ini dengan gelombang panas.
Lima dari musim panas terpanas di Eropa dalam 500 tahun terakhir telah terjadi di abad ini. Sebanyak 25 dari total 29 lembaga pemerintahan di Prancis telah mengadopsi pembatasan penggunaan air untuk pertanian.