Beberapa penelitian tentang deradikalisasi telah menyarankan bahwa anak-anak kecil yang lahir atau dibawa ke wilayah ISIS harus dilihat sebagai korban, sementara pendekatan yang lebih kompleks mungkin diperlukan untuk anak-anak yang cukup umur untuk sepenuhnya memahami atau terlibat dengan ideologi militan.
Di beberapa bagian Eropa, program dan buku pegangan khusus telah dikembangkan untuk membantu para ahli menavigasi lanskap baru ini. Namun di Australia, di mana intervensi sebagian besar berbasis di penjara, berfokus pada orang dewasa, atau hanya berpusat pada pemberantasan propaganda teroris daring, bantuan seperti itu kurang, kata Dr. Koehler dan para pakar lainnya.
"Kami tidak memiliki program apa pun," kata Ali Kadri, juru bicara Dewan Islam Queensland, yang mengatakan ia membantu mengintegrasikan kembali dua perempuan yang dideportasi kembali ke Australia setelah mencoba bergabung dengan ISIS pada 2015.
Baca juga: Keluarga Simpatisan ISIS di Suriah Berharap Pulang ke Indonesia
Menteri Urusan Dalam Negeri Australia tidak menanggapi permintaan komentar, dan program deradikalisasi dan trauma yang dihubungi mengatakan bahwa bekerja dengan anak-anak dalam situasi ini bukanlah bidang keahlian mereka.
Beberapa anggota komunitas Islam dan profesional kesehatan mental mengatakan akan salah untuk menganggap bahwa anak-anak diradikalisasi atau menjadi ancaman. Australia, kata mereka, memiliki pengalaman luas yang memukimkan individu dari negara-negara yang dilanda perang.
Baca juga: Remaja Inggris Cerita Pengalaman Selama Tinggal di Daerah ISIS
Anak-anak Sharrouf, dan anak-anak muda yang kembali dari wilayah ISIS, yakni tiga anak militan ISIS Yasin Rizvic dikeluarkan dari kamp Suriah bersama Sharrouf pada hari Minggu, dan tidak boleh diperlakukan sebagai pengecualian, kata mereka.
"Kami sebagai bangsa telah menerima banyak pengungsi yang berasal dari latar belakang yang sama-sama traumatis," kata Fiona Jayne Charlson, seorang peneliti di bidang kesehatan mental global di University of Queensland, yang penelitiannya baru-baru ini di The Lancet, sebuah jurnal medis, dikuantifikasi prevalensi kondisi kesehatan mental di antara orang-orang yang tinggal di zona konflik.
Baca juga: Kisah Pelarian WNI Eks Pendukung ISIS dari Suriah
Selama beberapa dekade, ribuan orang yang telah mengalami kekerasan dan trauma parah telah berhasil dirawat dan diintegrasikan kembali ke masyarakat Australia, ungkap Dr. Charlson.
Namun Charlson mengatakan kasus anak-anak ISIS adalah sesuatu yang berbeda yang bisa ditangani oleh Australia.