TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Prancis Emmanuel Macron pada Kamis, 27 Juni 2019, memperingatkan Iran agar tidak keluar dari kesepakatan internasional nuklir yang dibuat pada 2015. Macron meyakinkan Tehran akan melakukan pembicaraan dengan Presiden Amerika Serikat Donald Trump supaya tidak terjadi agresi militer.
Prancis adalah sekutu Amerika Serikat di Eropa yang ikut gelisah dengan naiknya ketegangan antara Amerika Serikat – Iran dalam beberapa pekan terakhir. Di bawah pemerintahan Trump, Amerika Serikat menarik diri dari kesepakatan nuklir Iran yang dibuat pada 2015 dan memberlakukan lagi sanksi ekonomi pada negara itu.
Baca juga: Prancis Minta Komitmen Iran Soal Perjanjian Nuklir
Diantara poin dalam kesepakatan pada 2015 itu adalah Iran mengurangi aktivitas nuklirnya dan sebagai imbalannya sanksi ekonomi pada negara itu akan dicabut. Selama ini, nuklir Iran diduga untuk membuat senjata pemusnah massal, namun ketakutan itu dibantah Tehran.
Menurut Macron pihaknya memprioritaskan dua hal. Yakni mempertahankan Iran agar tidak keluar dari kesepakatan dan kedua menghindari adanya agresi militer.
Baca juga: Dewan Keamanan PBB Bahas Nasib Perjanjian Nuklir Iran
“Ketegangan terus memuncak dan bagi saya elemen terpinting adalah jangan ada yang keluar dari kerangka kesepakatan ini. Saya akan berdiskusi dengan Presiden Donald Trump besuk demi terhindarinya sebuah serangan militer,” kata Macron, seperti dikutip dari reuters.com, Kamis, 27 Juni 2019.
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump dan Presiden Iran Hassan Rouhani. AP Photo/Evan Vucci, Iranian Presidency Office via AP
Macron menjelaskan, pihaknya sudah berbicara dengan Presiden Iran Hassan Rouhani beberapa hari lalu. Dalam pembicaraan itu, Macron mengatakan pada Rouhnani bahwa setiap tanda kalau Iran bakal keluar dari kesepakatan, maka itu akan menjadi sebuah kesalahan.
Prancis sangat yakin drone milik Amerika Serikat melintasi langit yang menaungi wilayah perairan internasional ketika ditembak oleh Iran. Kejadian ini merupakan sebuah agresi yang satu langkah lebih dekat pada eskalasi militer.