TEMPO.CO, Brussels – Pemerintah Amerika Serikat dan Turki membahas soal perbedaan pandangan soal pembelian rencana Ankara membeli sistem pertahanan Rusia anti-rudal S-400.
Baca juga: Kenapa Amerika Serikat Cemas Turki Beli S-400 Rusia?
Rencananya, pembelian sistem anti-serangan udara ini bakal mulai dikirim Rusia pada Juli 2019.
Pemerintah AS mengatakan akuisisi S-400 oleh Turki menjadi ancaman terhadap fitur siluman dari pesawat jet tempur F-35 buatan Lockheed Martin Corp.
Sementara, Turki juga berencana membeli jet tempur generasi kelima ini selain membeli sistem anti-rudal itu.
Baca juga: AS Minta Turki Tunda Pengiriman Sistem Pertahanan S-400 Rusia
“Pejabat Menteri Pertahanan AS menegaskan sekali lagi bahwa Turki tidak bisa memiliki sistem anti-rudal S-400 dan F-35 pada saat yang sama. Jika mereka menerima S-400 maka mereka bakal menerima akibat tidak hanya terkait program F-35 tapi juga terhadap situasi ekonomi negara mereka,” kata seorang pejabat AS kepada Reuters pada Rabu, 26 Juni 2019.
AS telah menghentikan program pelatihan pilot Turki di AS terkait program penerbangan F-35.
Pejabat Menteri Pertahanan AS, Mark Esper, memperingatkan rekannya dari Turki yaitu Menteri Pertahanan, Hulusi Akar, dalam pembicaraan tertutup pada Rabu di markas NATO di Brussels, Belgia, pada Rabu, 26 Juni 2019.
AS memiliki UU yang melarang negara sekutu membeli senjata dari Rusia. Ini tercantum dalam UU bernama Countering America’s Adversaries Through Sanction Act atau CAATSA.
Baca juga: Amerika Ancam Turki Jika Beli Sistem Pertahanan S-400 dari Rusia
Pemerintah Turki telah menjawab kekhawatiran pemerintah AS soal keamanan F-35. Ankara menekankan tidak bisa mundur dari rencana pembelian S-400 ini, yang dianggap telah selesai.
AS menawarkan alternatif rudal pertahanan udara yaitu Patriot, yang dibuat oleh Raytheon Co. Namun, kedua negara belum bersepakat soal ini.
Soal adanya kemungkinan tercapai kesepakatan antara kedua negara, pejabat tadi mengatakan,”Tidak ada kejutan tapi.. menteri Turki dan sekretaris AS sangat jelas kepada satu sama lain.”
Pembicaraan soal ini kemungkinan berlanjut antara Presiden AS, Donald Trump, dan Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, di sela-sela Forum G-20.
“Erdogan mengatakan berharap bisa berbicara soal isu dengan Trump di G-20,” begitu dilansir Reuters.
Baca juga: Turki Tak Mau Batalkan Pembelian S-400 ke Rusia
Hubungan kedua negara juga merenggang karena ada sejumlah masalah lain yaitu strategi di Suriah, sanksi Iran, dan penahanan pegawai konsulat AS di Turki.
Kementerian Turki mengeluarkan pernyataan singkat soal adanya pembicaraan terkait F-35 ini dengan mitra dari AS. Selain itu, kedua negara juga berbicara soal Suriah, dan isu keamanan bilateral dan kerja sama pertahanan.
Kedua negara bersepakat untuk tetap membuka pintu komunikasi.
Secara terpisah, pimpinan perusahaan senjata pelat merah Rusia, Rosoboronexport, Alexander Mikheev, mengatakan Rusia bakal mulai mengirim S-400 ke Turki pada Juli 2019.