TEMPO.CO, Jakarta - Isu nuklir menjadi perhatian dunia internasional terkait pengembangan senjata nuklir di Korea Utara.
Baca juga: 4 Fakta Menarik Soal Negara Pemilik Senjata Nuklir
Isu ini juga mewarnai hubungan antara Amerika Serikat dan Iran, yang menandatangani Perjanjian Nuklir 2015.
AS menilai Iran masih berencana untuk mengembangkan senjata nuklir, yang bisa dipasang pada hulu ledak rudal balistik.
Sementara pemerintah Iran mengatakan tidak berniat membuat senjata nuklir karena pengembangan teknologi ini hanya untuk kepentingan pembangkit listrik dan keperluan sipil lainnya.
Baca juga: 9 Negara Pemilik Senjata Nuklir, Siapa Terbanyak?
Bom atom pernah meledak di Kota Hiroshima dan Nagasaki pada Agustus 1945. Masing-masing bom berkekuatan 13 dan 21 kiloton. Ledakan bom ini menghancurkan kedua kota dan menewaskan sekitar 200 ribu orang seketika.
Bom nuklir terbesar yang pernah meledak adalah “Tsar Bomba” yang terjadi pada uji coba oleh Uni Sovyet pada 1961.
Bom ini memiliki kekuatan daya ledak 50 megaton atau 3.800 kali lebih kuat dari Hiroshima dan Nagasaki.
Bahaya yang ditimbulkan bom ini sangat besar sehingga PBB mengatur teknologi bom nuklir tidak untuk disebarkan.
Baca juga: Bocah 12 Tahun Ini Bikin Reaktor Fusi Nuklir di Rumahnya
Berikut ini dua jenis tipe bom nuklir seperti dilansir situs ctbto.org atau Comprehensive Nuclear-Test-Ban Treaty:
- Bom Nuklir Fisi atau Bom Atom
Ledakan bom ini terjadi akibat tabrakan antara neutron, yang merupakan komponen dari atom. Peristiwa ini menghasilkan atom berukuran lebih kecil dan mengeluarkan jumlah energi yang besar. Proses ledakan berantai ini bisa dimanipulasi untuk kepentingan pembangkit tenaga listrik hingga senjata nuklir untuk kehancuran massal.
Ada beberapa jenis bom yang menggunakan teknologi fisi ini seperti desain Gun-type, yang digunakan oleh AS pada bom Hiroshima. Menggunakan uranium yang diperkaya.
Lalu ada jenis Implosion design, yang menggunakan bahan plutonium. Bom ini diledakkan dalam Manhattan Project pada 16 Juli 1945 dan berlangsung di daerah Alamagordo, New Mexico.
Baca juga: Trump Bakal Gunakan Militer Cegah Iran Kuasai Senjata Nuklir
- Senjata Nuklir Fusi
Reaksi fusi menjadi mekanisme yang terjadi di dalam matahari dan bintang. Fusi atau penggabungan dari unsur deuterium dan tritium menghasilkan energi tujuh kali lebih besar dari pada energi dari proses fisi. Para ahli menemukan proses fusi ini bisa digabung dengan proses fisi tadi untuk menghasilkan senjata yang lebih mematikan.
Pada 1998, Pakistan dikabarkan menguji-coba bom fisi yang diperkuat dengan teknologi fusi ini.
Baca juga: Kenapa Spesialis Kedokteran Nuklir Masih Langka di Indonesia?
Bom Thermonuclear menghasilkan ledakan yang sangat besar. Desain bom “Teller-Ulam” menggunakan mekanisme fisi untuk memicu ledakan dari proses fusi untuk menghasilkan efek lebih besar.
Beberapa negara yang telah mengusai teknologi nuklir seperti AS, Rusia, Cina, Israel, Afrika Selatan, India dan Pakistan.