Iran membantah di balik serangan terhadap kapal tanker minyak di Teluk. Pada hari Senin, Amerika Serikat mengatakan sedang membangun koalisi dengan sekutu untuk melindungi jalur pelayaran Teluk.
Koalisi negara-negara akan memberikan kontribusi material dan finansial untuk program tersebut, kata seorang pejabat senior Departemen Luar Negeri AS, tanpa mengidentifikasi negara-negara tersebut.
"Ini tentang pencegahan proaktif, karena Iran hanya ingin pergi keluar dan melakukan apa yang ingin mereka lakukan dan mengatakan 'hei kita tidak melakukannya'. Kami tahu apa yang telah mereka lakukan," kata pejabat itu, dikutip dari Reuters.
Menlu AS Mike Pompeo berada di Timur Tengah untuk membahas Iran dengan para pemimpin Arab Saudi dan Uni Emirat Arab, dua sekutu Muslim Sunni yang berlawanan dengan Muslim Syiah Iran.
"Kebebasan navigasi adalah yang terpenting," cuit Pompeo dari kota Jeddah Saudi.
Zarif Iran di Twitter-nya mengatakan, ""@realDonaldTrump adalah 100% benar bahwa militer AS tidak memiliki bisnis di Teluk Persia. Penghapusan pasukannya sepenuhnya sejalan dengan kepentingan AS dan dunia."
Amerika Serikat menuduh Iran memaksa sekutunya di Yaman untuk menyerang target Saudi.
Dalam pernyataan bersama pada hari Senin, Amerika Serikat, Arab Saudi, UEA dan Inggris menyatakan keprihatinan atas ketegangan Timur Tengah dan bahaya yang ditimbulkan oleh "aktivitas destabilisasi" Iran terhadap perdamaian dan keamanan di Yaman dan wilayah tersebut.
Kepulan asap hitam membumbung tinggi dari sebuah kapal tanker terbakar di perairan Teluk Oman, 13 Juni 2019. Dua kapal tanker yang diserang yaitu Front Altair milik Norwegia atau Kokuka Courageous milik Jepang. ISNA/Handout via REUTERS
Baik Iran dan Amerika Serikat mengatakan mereka tidak menginginkan perang dan keduanya menyarankan mereka bersedia dialog sementara menuntut pihak lain untuk bergerak terlebih dahulu.
Sekutu Amerika Serikat telah menyerukan langkah-langkah untuk meredakan krisis, dengan mengatakan mereka khawatir kesalahan kecil oleh kedua pihak dapat memicu perang.
Baca juga: Amerika Lancarkan Serangan Siber Terhadap Mata-mata Iran
Sekutu-sekutu AS di Eropa dan Asia memandang keputusan Trump untuk mengabaikan kesepakatan nuklir sebagai kesalahan yang memperkuat kelompok garis keras di Iran dan melemahkan faksi moderat Presiden Hassan Rouhani.
Prancis, Inggris dan Jerman telah mengirim peringatan diplomatik resmi ke Iran jika Teheran mengurangi kepatuhannya terhadap perjanjian itu, kata dua diplomat Eropa pada Senin.
Namun belum jelas apa konsekuensi yang mungkin dihadapi Iran karena ketidakpatuhan terhadap kesepakatan nuklir 2015.