TEMPO.CO, Washington – Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengatakan setuju membantu Iran menjadi negara kaya dan sejahtera.
Video: Video Detik-detik Rudal Iran Tembak Drone Mata-mata Amerika
Trump mengatakan ini bisa terjadi jika pemerintah Iran setuju untuk tidak mengembangkan senjata nuklir.
“Jika Iran ingin menjadi negara kaya lagi, menjadi negara sejahtera lagi, kita bisa menyebutnya “Lets Make Iran Great Again”, apakah itu masuk akal? Itu oke bagi saya,” kata Trump kepada media seperti dilansir CNN pada Sabtu, 18 Juni 2019.
Trump juga mengatakan Iran bakal menjadi negara sangat kaya dan sejahtera jika setuju untuk tidak mengembangkan senjata nuklir.
Baca juga: Ketegangan Amerika - Iran, Arab Saudi Minta Ada Respon Cepat
“Dan saya akan menjadi teman terbaik mereka. Saya harap itu terjadi. Tapi bisa juga tidak,” kata Trump, yang mengaku tahu banyak soal nuklir.
Hubungan AS dan Iran mengalami eskalasi ketegangan setelah AS menarik diri dari Perjanjian Nuklir Iran pada 2018. Presiden Donald Trump juga memerintahkan pengerahan 2.500 pasukan ke kawasan Timur Tengah untuk mengantisipasi gangguan oleh Iran terhadap sekutu Arab di kawasan ini.
Pada pekan lalu, dua kapal tanker asal Norwegia dan Jepang mengalami serangan pada sisi lambung hingga terbakar. Militer AS menayangkan rekaman video yang menunjukkan adanya kapal Iran di dekat kedua kapal tanker.
Baca juga: Inggris Minta Iran Tidak Remehkan Tekad Amerika
Pasukan Korps Garda Revolusi juga dituding berupaya mengambil ranjau yang tidak meledak dari lambung kapal.
Menjelang akhir pekan ini, militer Iran mengklaim telah menembak jatuh pesawat drone Global Hawk, yang dituding terbang di atas wilayah laut Iran.
Militer AS membantah tudingan ini dan mengatakan pesawat drone supercanggih itu terbang di atas wilayah internasional.
Baca juga: Presiden Iran Kembali Tolak Dialog dengan Amerika Serikat
Trump sempat memerintahkan serangan udara untuk menyasar radar dan baterai milik pasukan Iran. Namun, perintah ini dibatalkan sepuluh menit sebelum serangan dilakukan.
Alasannya, seperti dilansir Reuters, Trump tidak ingin jatuh korban 150 orang di Iran akibat serangan ini. Trump lalu mengirimkan pesan kepada pemerintah Iran lewat Oman agar memulai dialog.