TEMPO.CO, Canberra – Studi yang dilakukan sebuah rumah sakit di Australia menunjukkan alkohol sebagai jenis obat-obatan yang paling berbahaya dan meruska.
Baca juga: Anggota Dewan Depok Kecanduan Alkohol Lalu Sabu
Studi yang diglear Australia-First dan disponsori St Vincent’s Hospital di Melbourne memeriksa 22 jenis obat-obatan termasuk alkohol, crystal methamphetamine atau sabu, dan heroin.
“Alkohol menempati peringkat teratas dengan skor 77 poin dari 100 diikuti sabu dengan skor 66, dan heroin 58,” begitu dilansir Sydney Morning Herald pada Sabtu, 22 Juni 2019.
Survei nasional Australia itu melibatkan 25 pakar obat-obatan dan dampaknya. Mereka ini seperti petugas layanan darurat, polisi, spesialis kecanduan, doktor dan petugas sosial.
Baca juga: Diminta Sebutkan Bandarnya, Pecandu Sabu Minta Mobil
Kerusakan yang diukur dari pemakaian obat-obatan terlarang ini seperti pengguna mengalami sakit, luka hingga kematian.
Survei ini juga mengukur dampak obat-obatan terhadap pemakai, keluarganya, dan komunitas tempat pemakai tinggal.
Kerusakan yang timbul dari pemakaian obat-obatan terlarang ini seperti tindak kekerasan, kejahatan, pengangguran, biaya ekonomi, dan rusaknya hubungan antar-manusia.
Salah satu pengguna obat-obatan ini adalah David Reichman, yang diberitahu dokter akan meninggal dalam waktu setahun.
Baca: Kata Eks Pramugari Soal Pilot, Sabu & Kelab Malam
“Saya diperkirakan bakal mengalami serangan jantung minor, tapi itu tidak menghentikan saya pergi ke hotel dan minum miras. Saya lalu bawa bourbon pulang ke rumah,” kata lelaki berusia 53 tahun ini seperti dilansir SMH.
Reichman bisa menenggak miras 23 kali sehari. Namun, dia juga mengkonsumsi sabu dan heroin secara rutin. “Tapi alkohol yang paling mudah diperoleh,” begitu dilansir SMH.
Menurut Reichman,”Selama bertahun-tahun, itu merusak hubunganku dengan orang-orang yang saya sayangi.”
Baca juga: Diskotek MG Club Jual Sabu Cair, Apa Efeknya Bagi Tubuh?
Menurut peneliti utama Profesor Yvonne Bonomo, sekitar 6.000 orang Australia tewas akibat masalah karena alkohol. “Itu setara satu orang tiap 90 menit,” kata Bonomo.