TEMPO.CO, Singapura – Sebanyak 38 penerbangan di Bandara Changi, Singapura, terkena dampak penutupan salah satu jalur bandara.
Baca juga: Bersolek, Bandara Changi Singapura Dihiasi 3000 Pohon
Penutupan ini terjadi setelah munculnya penampakan drone atau pesawat nirawak di dalam wilayah bandara.
“Untuk memastikan keamanan operasi penerbangan pesawat dan penumpang, kegiatan lepas landas di salah satu bandara dihentikan sementara antara pukul 11 malam pada 18 Juni 2019 dan 9 pagi pada 19 Juni 2019,” begitu pernyataan dari Civil Aviation Authority of Singapore atau CAAS pada Rabu, 19 Juni 2019.
Selama penutupan satu lajur ini, Bandara Changi beroperasi dengan hanya satu lajur lepas landas.
Video: Melihat Sistem Pelayanan Mandiri di Terminal 4 Bandara Changi
Akibat penutupan ini, 37 tujuh jadwal keberangkatan dan kedatangan di bandara terpaksa tertunda. Satu penerbangan kedatangan dialihkan ke bandara di Kuala Lumpur, Malaysia, seperti dijelaskan CAAS.
Maskapai penerbangan Singapore Airlines mengatakan 19 penerbangan terganggu akibat penutupan lajur lepas landas ini.
“Penumpang yang perlu melanjutkan ke penerbangan koneksi dibantu sepenuhnya,” kata juru bicara maskapai ini.
Video: Bandara Changi Putar Kisah Cinta Peranakan Singapura
Saat ini, investigasi mengenai kemunculan drone di dalam kawasan bandara masih terus dilakukan.
Insiden seperti ini kerap terjadi di banyak bandara di berbagai negara.
Bandara Udara Gatwick di London, Inggris, mengalami gangguan drone tiga hari menjelang perayaan Natal seperti dilansir Reuters. Ini menyebabkan sekitar seribu penerbangan dibatalkan atau dialihkan. Insiden ini mengganggu sekitar 150 ribu penumpang.
Singapura memiliki aturan melarang warga menerbangkan drone dalam jarak 5 kilometer dari bandara.
Petugas keamanan menggelar patroli pemantauan di sekitar Bandara Changi untuk menghalau munculnya drone. CAAS menganggap pelanggaran drone ini sebagai hal serius karena bisa mengganggu kegiatan penerbangan.