TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Venezuela Nicolas Maduro mengklaim upaya pembunuhan dirinya bernilai 20 juta dolar atau sekitar Rp 285 miliar.
Nicolas Maduro menyalahkan tokoh oposisi karena mencuri sejumlah besar dana yang dialokasikan untuk upaya pembunuhannya yang gagal Agustus lalu.
"Hari ini kita tahu bagaimana serangan untuk membunuh disiapkan di Kolombia (dan) pihak yang membiayainya," katanya pada upacara militer di Caracas pada Senin, mengutip laporan Sputnik, 20 Juni 2019.
"Operasi pembunuhan saya bernilai jutaan dolar, ada yang bilang 20 juta dolar AS," kata Maduro.
Maduro mengatakan uang tersebut telah menghilang karena disalahgunakan oleh anggota parlemen oposisi Julio Borges.
Baca juga: Presiden Venezuela Nicolas Maduro Lolos dari Upaya Pembunuhan
Pada 4 Agustus 2018 dua drone bermuatan bom, meledak saat parade militer di Caracas ketika Maduro berpidato. Maduro lolos tanpa luka tetapi ledakan, yang terjadi sebelum waktunya telah melukai beberapa tentara.
Maduro awalnya menyalahkan serangan terhadap Kolombia dan Amerika Serikat, dua negara yang telah memiliki hubungan dingin dengan Venezuela pada tahun-tahun sejak Hugo Chavez. Washington dan Bogota menolak tuduhan itu.
Kelompok bernama Flannel Soldiers mengaku bertanggung jawab atas serangan itu pada hari berikutnya, mengatakan bahwa penembak jitu menembakkan drone, yang diduga dimuat dengan C-4.
Dalam foto yang dirilis oleh Kantor Berita Xinhua China, personel keamanan mengamankan Presiden Venezuela Nicolas Maduro selama serangan drone ketika dia berpidato di Caracas, Venezuela, Sabtu, 4 Agustus 2018.[Xinhua via AP]
Empat hari setelah serangan itu, Mahkamah Agung Venezuela memerintahkan penangkapan Julio Borges, mantan kepala Majelis Nasional, menuduhnya melakukan percobaan pembunuhan dan pengkhianatan sehubungan dengan serangan drone.
Borges, yang tinggal di pengasingan di Kolombia, menolak klaim itu sebagai tuduhan absurd, dan menyebut insiden itu sebagai upaya Nicolas Maduro untuk mengalihkan penduduk dari situasi sosial dan ekonomi yang memburuk di negara itu.
Venezuela meminta Kolombia untuk mengekstradisi Borges, tetapi Bogota memberikan status Borges sebagai pengungsi.
Baca juga: Detik-detik Serangan Drone Terhadap Presiden Nicolas Maduro
Namun pada bulan Maret 2019 salah satu pelaku yang diduga melakukan operasi upaya pembunuhan mengungkapkan dirinya.
Seorang pria yang tidak disebutkan namanya mengatakan kepada CNN bahwa drone itu dibeli secara online di AS dan dibawa ke rumah pertanian sewaan di Kolombia.
Sang pembelot berbagi video yang menunjukkan bagaimana mereka mengumpulkan perangkat dan berlatih operasi plot pembunuhan Nicolas Maduro di pedesaan Venezuela.