TEMPO.CO, Jakarta - Salah satu petinggi militer Iran mengklaim negaranya memiliki rudal balistik yang mampu menghancurkan kapal induk.
Mayor Jenderal Hossein Salami, Komandan Korps Garda Revolusi Iran mengatakan Iran mengembangkan teknologi rudal balistik yang mampu menjadi penyeimbang kekuatan di kawasan tersebut.
Menurut Salami, seperti dikutip dari CNN pada 20 Juni 2019, Garda Revolusi Iran mulai menguji coba rudal balistik yang akan mengakhiri keberadaan kapal induk Amerika Serikat yang telah ada sejak 12 tahun lalu.
Baca juga: Amerika Klaim Iran Pakai Ranjau Magnetik Serang Kapal Tanker
"Jika kami memiliki teknologi ini, kami bisa menghancurkan musuh. Kami telah mengujinya di laut dan menghantamnya dengan akurat, dan sejak itu kami bisa mengubah kekuatan," kata Salami.
Dia kemudian menambahkan bahwa diplomasi tidak dikenal tanpa kekuatan dan Iran akan aman ketika kuat, kata Salami dalam pidato yang disiarkan televisi, yang transkripnya tersedia di berita semi-resmi FARS.
Komentar itu muncul ketika ketegangan antara Amerika Serikat dan Iran telah meningkat dalam beberapa hari terakhir.
Kapal induk USS Abraham Lincoln di Samudra Atlantik selama latihan di bulan Januari 2019.[MICHAEL SINGLEY / US NAVY]
AS mengumumkan pada Senin bahwa mereka akan mengirim 1.000 pasukan tambahan dan lebih banyak sumber daya militer ke Timur Tengah sebagai tanggapan atas apa yang disebut Washington sebagai perilaku bermusuhan oleh pasukan Iran yang mengancam personel dan kepentingan AS di seluruh kawasan Teluk.
Pejabat dalam pemerintahan Trump menyalahkan Iran karena melakukan serangan terhadap tanker minyak di Teluk Oman, dan Presiden AS sendiri pekan lalu menuduh Iran berada di balik serangan,
Iran dengan tegas membantah tuduhan itu.
"Melalui plot dan rencana pengecut mereka, mereka berencana untuk menabur benih keputusasaan di negara Iran. Tetapi bangsa besar kita bertekad untuk menunjukkan harapan dan vitalitas dan mengalahkan plot musuh," kata Presiden Iran Hassan Rouhani.
Baca juga: Amerika Serikat Kirim 1.000 Pasukan Tambahan untuk Hadapi Iran
Kementerian Intelijen Iran mengklaim telah menyerang jaringan mata-mata internasional Amerika pada Selasa, meskipun seorang pejabat AS membantah klaim kementerian Iran.
Iran juga mengumumkan minggu ini bahwa mereka akan melanjutkan kegiatan pengayaan nuklir, sebuah langkah yang mengancam akan meruntuhkan perjanjian nuklir 2015 yang dicapai dengan kekuatan dunia.