TEMPO.CO, Jakarta - Penjabat Menteri Pertahanan Amerika mengumumkan mengirim 1.000 pasukan AS tambahan ke Timur Tengah untuk hadapi Iran.
"Serangan Iran baru-baru ini adalah informasi valid intelijen yang andal dan kredibel, yang kami terima atas perilaku bermusuhan oleh pasukan Iran dan kelompok-kelompok proksi mereka yang mengancam personel dan kepentingan AS di seluruh kawasan," kata Patrick Shanahan, dikutip dari Reuters, 18 Juni 2019.
Baca juga: Mike Pompeo: Kami Tak Ingin Berperang dengan Iran
Pengerahan baru pasukan AS ke Timur Tengah merupakan pengerahan tambahan dari penambahan 1.500 pasukan yang diumumkan bulan lalu sebagai tanggapan atas serangan kapal tanker pada bulan Mei.
Amerika sebelumnya memperketat sanksi, memerintahkan semua negara dan perusahaan untuk menghentikan impor minyak Iran atau diasingkan dari sistem keuangan global.
Hassan Rouhani mengatakan setelah 60 hari, Iran akan meningkatkan tingkat pengayaan uranium [Kantor Kepresidenan Iran / Mohammad Berno / Al Jazeera]
Pada Senin, Iran mengatakan akan menambah cadangan uraniumnya, yang otomatis melangggar kesepakan nuklir 2015.
Kesepakatan 2015 membatasi stok uranium Iran yang diperkaya rendah pada 300 kg yang diperkaya menjadi 3,67 persen.
Tetapi juru bicara Organisasi Energi Atom Iran Behrouz Kamalvandi mengatakan pada hari Senin, lembaganya telah meningkatkan empat kali lipat tingkat pengayaan (uranium) dan bahkan meningkatkannya baru-baru ini sampai melewati batas 300 kg dalam 10 hari.
Baca juga: Iran Akan Tingkatkan Cadangan Uranium dalam 10 Hari ke Depan
"Cadangan Iran setiap hari meningkat pada tingkat yang lebih cepat," katanya kepada TV pemerintah.
Langkah itu semakin merusak pakta nuklir yang juga ditandatangani oleh Rusia, Inggris, Jerman, Cina, dan Uni Eropa, tetapi Presiden Iran Hassan Rouhani mengatakan, keruntuhan perjanjian itu tidak mengganggu kepentingan Timur Tengah atau dunia.