TEMPO.CO, Jakarta - Amerika Serikat tidak ingin berperang dengan Iran, namun siap mengambil langkah yang diperlukan termasuk berdiplomasi. Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Mike Pompeo juga mengatakan hal ini untuk memastikan keamanan bernavigasi kapal-kapal pengangkut barang dagang di Timur Tengah.
"Kami tidak ingin berperang. Kami melakukan apa yang bisa kami lakukan untuk mengatasi masalah ini. Iran seharusnya mengerti dengan jelas kalau kami akan terus mengambil langkah nyata untuk menghentikan Iran dari perilaku seperti ini," kata Pompeo dalam wawancara dengan Fox News Sunday, Minggu, 16 Juni 2019.
Baca juga:Iran Siap Perbaharui Kesepakatan Nuklir
Kepulan asap hitam membumbung tinggi dari sebuah kapal tanker terbakar di perairan Teluk Oman, 13 Juni 2019. Dua kapal tanker yang diserang yaitu Front Altair milik Norwegia atau Kokuka Courageous milik Jepang. ISNA/Handout via REUTERS
Baca juga:Ketegangan Amerika - Iran, Arab Saudi Minta Ada Respon Cepat
Hubungan Iran dan Amerika Serikat diselimuti ketegangan yang memburuk menyusul tuduhan Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang menuding Tehran melancarkan serangan pada Kamis 13 Juni 2019 terhadap dua kapal tanker pembawa minyak mentar di Teluk Oman. Tehran menyangkal tuduhan itu.
Pompeo dalam wawancara itu mengatakan pula pihaknya memiliki bukti rekaman video atas serangan tersebut. Masyarakat internasional pun akan melihat banyak bukti mengenai hal itu.
Dikutip dari reuters.com, Senin, 17 Juni 2019, Pompeo mengatakan pihaknya akan mengambil langkah-langkah yang diperlukan, termasuk jalur diplomasi demi menjamin keamanan berlalu lintas kapal-kapal dagang pengangkut barang di jalur perairan penting. Namun Pompeo tidak menjelaskan lebih detail langkah apa yang akan diambil.
Sebelumnya Pompeo telah mendiskusikan terhadap kemungkinan mengambil sebuah respon internasional dengan menelepon sejumlah pejabat kementerian luar negeri sejumlah negara untuk menanggapi serangan dua kapal tanker pembawa minyak tersebut.
Menurutnya, Cina, Jepang, Korea Selatan dan Indonesia adalah negara-negara yang mengusung kebebasan bernavigasi di Selat Hormuz. Dengan begitu, saat terlihat adanya potensi risiko yang mengancam perekonomian negara-negara itu dan masyarakatnya serta perilaku Iran yang dianggap keterlaluan, mereka akan bergabung dengan Amerika Serikat.