TEMPO.CO, Jakarta - Pada hari Rabu panel DPR AS meloloskan RUU Dana Kompensasi Korban Teror 9/11, sehari setelah mantan pembawa acara The Daily Show Jon Stewart memberikan pidato menggugah di hadapan Komite Kehakiman DPR AS.
Dana Kompensasi 9/11 dimaksudkan untuk membantu membayar kerugian medis dan ekonomi akibat serangan teroris, dan sekarang akan masuk ke meja DPR untuk dipilih.
Menurut laporan USA Today, 15 Juni 2019, dengan 313 pendukung di DPR, RUU kemungkinan akan lolos dan kemudian diteruskan ke Senat. Tidak jelas apakah Pemimpin Mayoritas Senat, Mitch McConnell akan membawa RUU itu ke forum untuk disahkan.
Baca juga: Peringatan 17 Tahun Serangan Teror 9/11, Apa Kata Al Qaeda?
Pengesahan RUU ini akan secara permanen mengalokasikan kembali dana kompensasi korban teror 9/11 dan keluarga mereka.
Stewart yang merupakan mantan pembawa acara program The Daily Show, memberikan pidato emosional di hadapan Subkomite Kehakiman DPR untuk Hak Sipil dan Kebebasan Sipil pada Selasa kemarin.
Jon Stewart dipeluk dan menerima tepuk tangan meriah menyusul kesaksiannya di hadapan Komite Kehakiman DPR tentang perlunya otorisasi ulang Dana Kompensasi Korban 11 September, 11 Juni 2019 di Washington, DC. [Jack Gruber/USA Today]
Dengan mengeluarkan air mata dan emosional, Stewart menyebut anggota DPR memalukan.
"Saya tidak bisa tidak berpikir betapa metafora yang luar biasa dari ruangan ini...ruangan penuh korban pestama teror 9/11 dan di hadapan saya, sebuah Kongres yang hampir kosong. Dengan rasa sakit dan sekarat, mereka ke sini tapi tidak bisa berbicara pada siapapun...memalukan," kata Stewart di awal sambutannya, dikutip dari CBS News.
Sedikit lebih dari setengah dari 14 anggota subkomite hadir dalam sidang, dan kebanyakan dari Demokrat.
Kongres meloloskan Undang-Undang Kesehatan dan Kompensasi Korban 9/11 James Zadroga pada tahun 2010, atas tentangan dari beberapa anggota Republik yang menolak alokasi sebesar US$ 7 miliar atau Rp 100 triliun.
Baca juga: Amerika Serikat Peringati 17 Tahun Serangan Teror 9/11
Undang-undang itu diotorisasi ulang pada 2015 untuk 90 tahun. Tetapi sebagian dari undang-undang, Dana Kompensasi Korban hanya didanai selama lima tahun, sampai akhir tahun 2020. Dana tersebut untuk memberikan dukungan keuangan yang diperlukan bagi ribuan orang yang menderita masalah medis serius, termasuk serentetan diagnosa kanker, setelah serangan tahun 2001.
Jon Stewart telah lama menjadi pejuang untuk masalah ini, pertama kali mencurahkan seluruh episode "The Daily Show" untuk debat politik tentang Undang-Undang Zadroga pada tahun 2010, dan sejak itu menjadi salah satu pendukung paling vokal untuk responden korban teror 11/9, berulang kali membela hak atas pertanggungan perawatan kesehatan bagi mereka yang merespons dan berlari ke arah menara World Trade Center untuk menolong korban.
Baca juga: Profesor Universitas Inggris Sebut Israel Dalangi Teror 9/11
Dalam pidatonya, Jon Stewart merasa muak karena hanya sejumlah kecil anggota yang hadir untuk sidang hari Selasa, menyebut sidang itu "memalukan bagi negara ini" dan "menodai institusi ini."
"Anda seharusnya malu pada diri Anda sendiri karena tidak berada di sini," tambahnya."Akuntabilitas tampaknya bukan sesuatu yang penting di ruangan ini."
Stewart menyatakan keprihatinannya bahwa undang-undang semacam itu seperti Never Forget Act hanya akan diejek seperti sepakbola politik.
"Mengapa RUU ini bukan persetujuan bulat adalah di luar pemahaman saya," tegas Jon Stewart yang menyayangkan RUU kompensasi korban teror 9/11 hanya dianggap sebagai masalah New York.