TEMPO.CO, Jakarta - Pemilik akun di media sosial mengubah foto profil mereka menjadi warna biru polos dengan tagar #BlueForSudan sebagai bentuk solidaritas terhadap para demonstran di Sudan yang menghadapi aparat keamanan yang brutal.
Lebih dari 100 orang tewas dalam demonstrasi yang pecah di Sudan pada awal Juni lalu.
Baca juga: Tentara Sudan Mulai Gunakan Peluru Tajam Lerai Demonstran
Warna biru menyebar di sejumlah platform media sosial seperti Twitter dan Instagram. Warna biru ini untuk menghormati salah satu korban bernama Mohamed Mattar, yang sangat menyukai warna biru.
Mattar, 26 tahun, seorang teknisi ditembak saat terjadi upaya menghentikan unjuk rasa pada 3 Juni oleh kelompok milisi Pasukan Pendukung Cepat atau RSF.
Pemimpin milisi RSF adalah anggota senior Dewan Transisional Militer Sudan yang pada 11 April lalu mengkudeta pemerintahan presiden Omar al-Bashir, militer dengan pangkat terakhir letnan jenderal.
The color blue, one of our martyrs (Mattar) favorite color, started as a tribute to him, now turned to a symbol of all our martyrs, and their dreams of a better Sudan.#BlueForSudan#IAmSudaneseRevolution https://t.co/3LMxrtBOvi
— Saad The Lion (@Saad_Alasad) June 12, 2019
Baca juga: Protes Tidak Surut, Kepala Intelijen Sudan Ikut Mundur
Mattar ditembak dan tewas saat dia berusaha melindungi dua perempuan ketika terjadi pembubaran paksa kamp para pengunjuk rasa di luar markas militer Sudan.
Setelah Mattar tewas, menurut sahabatnya,Shahd Khidir, teman-teman dan anggota keluarganya mengubah foto profil mereka di media sosial dan orang lain mulai mengikuti mereka.
"Sekaranga warna itu mewakili semua warga Sudan yang tewas dalam unjuk rasa," ujarnya.
Baca juga: Gugur, Pasukan Perdamaian PBB Asal Indonesia Terima Penghargaan
Konflik berdarah di Sudan telah membuat Misi Kerja Sama PBB-Uni Afrika di Darfur atau UNAMID menunda penyerahan sejumlah kamp bagi pengungsi ke Pasukan Pendukung Cepat karena bertentangan dengan peraturan dan prosedur PBB.
"Dari perkembangan ini, kami tidak punya pilihan selain menunda penyerahan area UNAMID kepada otoritas Sudan sampai dekrit Dewan Transisi MiliTer dibatalkan," kata Jean Pierre Lacroix, Ketua Pasukan Keamanan PBB, dikutip dari situs resmi PBB, 14 Juni 2019.
PBB juga mengatakan, situasi HAM secara keseluruhan di Sudan semakin memburuk dengan meningkatkan jumlah korban pembunuhan, penculikan, kekerasan seksual dan kekerasan lainnya.