Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Dukungan RUU Ekstradisi di Hong Kong Melemah

Reporter

Editor

Budi Riza

image-gnews
Polisi menembakan gas air mata ke arah pengunjuk rasa saat protes atas penolakan pemerintah untuk membatalkan pembahasan RUU Ekstradisi di Hong Kong, 12 Juni 2019. Pengunjuk rasa menolak adanya aturan ekstradisi ke Cina. REUTERS/Athit Perawongmetha
Polisi menembakan gas air mata ke arah pengunjuk rasa saat protes atas penolakan pemerintah untuk membatalkan pembahasan RUU Ekstradisi di Hong Kong, 12 Juni 2019. Pengunjuk rasa menolak adanya aturan ekstradisi ke Cina. REUTERS/Athit Perawongmetha
Iklan

TEMPO.COHong Kong – Dukungan untuk pengesahan RUU Ekstradisi di Hong Kong mulai melemah.

Baca juga: 5 Poin Menarik Soal Kontroversi RUU Ekstradisi Hong Kong

RUU itu mengatur ketentuan ekstradisi yang berlaku bagi warga Hong Kong, warga negara Cina yang tinggal atau sedang berjalan-jalan di sana untuk diadili di Cina jika ada masalah hukum.

Ketentuan ini dikhawatirkan bakal mengganggu citra Hong Kong yang demokratis dan terbuka serta dikenal sebagai pusat keuangan dunia.

Baca juga: Cina Dukung Hong Kong Soal RUU Ekstradisi

“Apakah kita berkonsultasi, memperkuat RUU itu? Apakah ada kemungkinan RUU itu disahkan? Ini semua faktor yang harus dipertimbangkan pemerintah,” kata Bernard Chan, yang merupakan anggota Dewan Eksekutif dan menjadi penasehat dari Carrie Lam, yang merupakan kepala eksekutif Hong Kong, seperti dilansir Channel News Asia pada Jumat, 14 Juni 2019.

Chan melanjutkan,”Menurut saya saat ini itu tidak mungkin dilakukan – saat terjadi perbedaan yang begitu intensif – membahas isu seperti ini. Tingkat kesulitannya sangat tinggi.”

Baca juga: Unjuk Rasa Menolak RUU Ekstradisi Hong Kong Digelar di Sydney

Pembahasan putara kedua RUU Ekstradisi ini di Dewan Legislatif Hong Kong pada Rabu, 12 Juni 2019 memicu unjuk rasa besar-besaran yang berakhir ricuh.

Pengunjuk rasa pro-demokrasi memberi tenggat pukul tiga sore agar pemerintah dan parlemen menghentikan pembahasan. Karena tidak diindahkan, mereka mulai mendobrak barikade polisi di depan gedung parlemen.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Polisi, seperti dilansir Reuters, menembakkan peluru karet dan gas air mata untuk membubarkan massa. Mereka juga menggunakan semprotan merica dan tongkat pemukul. Massa melawan dengan melempari polisi dengan botol plastik dan pembatas jalan, dan menyerang menggunakan payung. Sekitar 80 orang mengalami luka dan dirawat di rumah sakit. Tidak ada korban jiwa.

Baca juga: Empat Organisasi Jurnalis Tolak RUU Ekstradisi Hong Kong

Michael Tien, anggota parlemen Hong Kng, dan juga deputi di parlemen nasional Cina, mendesak otoritas Hong Kong agar menghentikan pembahasan RUU Ekstradisi itu, yang dinilai publik mengancam demokrasi dan kebebasan berpendapat di Hong Kong.

Ada 22 bekas pejabat pemerintah atau mantan anggota parlemen termasuk bekas Menteri Keamanan Peteri Lai Hing-ling, yang membuat pernyataan tertulis. Mereka mendesak pemerintah mendengarkan aspirasi publik dan menarik RUU itu untuk pembahasan dan perbaikan.

“Ini saatnya bagi warga Hong Kong untuk menenangkan diri. Biarkan emosi mereda sebelum dimulainya diskusi mengenai isu yang kontroversial ini. Jangan ada lagi darah tertumpah,” kata dia.

Profesor Simon Young dari Fakultas Hukum Universitas Hong Kong mengatakan RUU itu bisa menyebabkan sebagian warga memindahkan asetnya ke negara lain.

Ini karena RUU itu, jika jadi disahkan, memungkinkan otoritas di Cina meminta pengadilan di Hong Kong membekukan dan menyita aset yang diduga terkait kriminalitas di sana. Ini melebihi ketenuan yang diatur terkait uang dari kriminalitas narkoba.

“Ini cenderung diabaikan dalam debat publik Hong Kong tapi ini bagian signifikan dalam proses amandemen ini,” kata Young. “Tapi ini tidak diabaikan oleh para konglomerat dan mereka yang memberi masukan nasehat hukum.”

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Ferdinand Marcos Jr Janji akan Balas Tindakan Beijing di Laut Cina Selatan

36 menit lalu

Bendera Filipina berkibar dari BRP Sierra Madre, sebuah kapal Angkatan Laut Filipina yang kandas sejak 1999 dan menjadi detasemen militer Filipina di Second Thomas Shoal yang disengketakan, bagian dari Kepulauan Spratly, di Laut Cina Selatan, 29 Maret 2014. REUTERS  /Erik De Castro
Ferdinand Marcos Jr Janji akan Balas Tindakan Beijing di Laut Cina Selatan

Ferdinand Marcos Jr. akan menerapkan tindakan balasan yang proporsional terhadap serangan Cina di Laut Cina Selatan.


Rekomendasi Tempat Wisata dan Kuliner untuk Keluarga di Hong Kong

1 jam lalu

Rekomendasi Tempat Wisata dan Kuliner untuk Keluarga di Hong Kong

Hong Kong, sebuah kota yang memikat dengan perpaduan antara budaya tradisional dan kemajuan modern, menawarkan pengalaman liburan yang tak terlupakan bagi seluruh anggota keluarga.


Gaet Turis Indonesia, Hong Kong Promosi Wisata Ramah Muslim

8 jam lalu

Hong Kong Tourism Board menggelar Ngabuburit dan Buka Puasa Bersama Hong Kong Tourism Board di Jakarta, Rabu, 27 Maret 2024.
Gaet Turis Indonesia, Hong Kong Promosi Wisata Ramah Muslim

Dengan jumlah 270 juta jiwa, yang sebagian besar adalah muslim, Indonesia akan menjadi segmen wisatawan yang penting bagi Hong Kong.


Kiat Dian Ayu Lestari Mencari Makanan Halal saat Liburan ke Luar Negeri

16 jam lalu

Dian Ayu Lestari (TEMPO/Mila Novita)
Kiat Dian Ayu Lestari Mencari Makanan Halal saat Liburan ke Luar Negeri

Menurut Dian Ayu Lestari, kini banyak negara tujuan wisata menyediakan informasi tentang makanan halal.


Laba-laba Jantan dan Betina di Cina Ini Kerja Sama Penyamaran Jadi Bunga

23 jam lalu

Pasangan laba-laba kepiting (Thomisus spp) diduga berkamuflase di antara bunga Hoya pandurata. Esajournals.onlinelibrary.wiley.com
Laba-laba Jantan dan Betina di Cina Ini Kerja Sama Penyamaran Jadi Bunga

Satu spesies laba-laba yang ditemukan di Cina diduga telah berevolusi hingga pejantan dan betina bisa berpasangan menyerupai rupa bunga.


Cina Akan Larang Chip Intel dan AMD di Komputer Kantor Pemerintahan

1 hari lalu

Advanced Micro Devices (AMD) chip. AP/Paul Sakuma
Cina Akan Larang Chip Intel dan AMD di Komputer Kantor Pemerintahan

Sebelumnya, Amerika Serikat pertimbangkan tambah daftar perusahaan chip Cina dalam Entity List.


Kongres Drone akan Diadakan di Cina pada Mei 2024

1 hari lalu

Ilustrasi drone. Efrem Lukatsky/Pool via REUTERS
Kongres Drone akan Diadakan di Cina pada Mei 2024

Kongres Drone Dunia ke-8 akan diadakan di Shenzhen, Cina Selatan, pada 24-26 Mei 2024


Eksekutif Minimarket Malaysia Didakwa atas Penjualan Kaus Kaki Bertuliskan Allah

2 hari lalu

Jaringan toko serba ada KK Super Mart. (Foto: Facebook/KK Super Mart)
Eksekutif Minimarket Malaysia Didakwa atas Penjualan Kaus Kaki Bertuliskan Allah

Beberapa pasang kaus kaki bertuliskan "Allah" dijual di salah satu toko KK Super Mart, sehingga memicu kemarahan publik Malaysia


Jepang Tertarik Kembangkan Proyek untuk IKN, dari Lift hingga Teknologi Smart City

2 hari lalu

Duta Besar Jepang untuk Indonesia Masaki Yasushi dalam acara jumpa wartawan di kantor Kedutaan Besar Jepang, Jakarta Pusat pada Senin, 25 Maret 2024. TEMPO/Nabiila Azzahra A.
Jepang Tertarik Kembangkan Proyek untuk IKN, dari Lift hingga Teknologi Smart City

Jepang telah menyampaikan 25 surat pernyataan niat untuk kerja sama pembangunan di IKN.


Dua Modus Penyelundupan Narkoba Digagalkan Polisi: Pakai Stoples Minuman Energi hingga Botol Sampo

2 hari lalu

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi (kiri), Direktur Narkoba Polda Metro Jaya Kombes Hengki (kanan) pada saat Konferensi Pers di Ditresnarkoba Polda Metro Jaya, Senin, 25 Maret 2024. Ditresnarkoba Polda Metro Jaya bekerjasama dengan Bea dan Cukai telah berhasil melakukan pengungkapan dan penangkapan terhadap pelaku kasus peredaran gelap narkotika jenis kokain cair, serbuk MDMA dan narkotika jenis sabu jaringan internasional. TEMPO/Martin Yogi Pardamean
Dua Modus Penyelundupan Narkoba Digagalkan Polisi: Pakai Stoples Minuman Energi hingga Botol Sampo

Polda Metro Jaya menggagalkan penyelundupan narkoba yang melibatkan jaringan internasional asal Cina dan Portugal.