TEMPO.CO, Washington – Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, berharap pemerintah Cina, Hong Kong dan masyarakat yang memprotes amandemen RUU Ekstradisi.
Baca juga: Kegiatan Bisnis dan Perbankan Hong Kong Pulih Pasca Demo Besar
Sebanyak sekitar 70 orang warga Hong Kong terluka pasca bentrok antara pengunjuk rasa yang menolak pembahasan RUU itu dengan polisi di depan gedung parlemen Dewan Legislatif Hong Kong.
“Saya tidak tahu apa yang mereka kirim. Itu sedang terjadi unjuk rasa. Saya memahami alasan unjuk rasa itu tapi saya yakin mereka bisa menyelesaikannya. Saya harap mereka bisa menyelesaikannya dengan Cina,” kata Trump seperti dilansir CNN pada Rabu, 12 Juni waktu setempat.
Baca juga: 5 Poin Menarik Soal Kontroversi RUU Ekstradisi Hong Kong
Trump mengatakan unjuk rasa di Hong Kong itu merupakan unjuk rasa terbesar yang pernah dilihatnya. “Saya harap semua akan ada jalan keluar bagi Cina dan Hong Kong,” kata Trump. “Saat Anda melihat unjuk rasa ini, mereka bilang itu satu juta orang. Itu memang satu juta orang.”
Unjuk rasa yang dihadiri sekitar satu juta orang terjadi pada Ahad pekan lalu. Unjuk rasa damai ini mendesak pemerintah Hong Kong menarik rancangan amandemen UU Ekstradisi.
Baca juga: Inggris Minta Hong Kong Dengarkan Aspirasi Publik Soal Ekstradisi
Pada unjuk rasa Rabu pekan ini, seperti dilansir Reuters, polisi menembakkan peluru karet dan gas air mata. Mereka juga menggunakan semprotan bubuk merica dan tongkat pemukul kepada pengunjuk rasa yang mencoba menembus barikade polisi di depan gedung parlemen.
Baca juga: Unjuk Rasa Menolak RUU Ekstradisi Hong Kong Digelar di Sydney
Pemerintah Hong Kong mengumumkan akan menunda pembahasan RUU Ekstradisi ini hingga batas waktu yang tidak ditentukan. Warga memprotes ketentuan ekstradisi dalam RUU itu karena khawatir hak demokrasi dan kebebasan berekspresi mereka akan terenggut akibat permintaan ekstradisi oleh pemerintah Cina kepada otoritas Hong Kong.