TEMPO.CO, Jakarta - Dua kapal tanker minyak berbendera Panama dan Marshall Island diduga diserang saat berlayar di Teluk Oman.
Perusahaan pelayaran dan industri minyak mengkonfirmasi serangan ini pada hari Kamis, dan memicu harga minyak naik 4 persen, sebulan setelah empat tanker lainnya di kawasan Teluk diserang.
Menurut laporan Reuters, 13 Juni 2019, salah satu kapal tanker, Front Altair, yang mengangkut muatan bahan baku petrokimia, terbakar di perairan antara negara-negara Teluk Arab dan Iran.
Kantor berita Iran mengatakan kapal itu telah tenggelam, meskipun pemilik Norwegia mengatakan kapal tanker mengapung dan krunya aman. Sementara kapal tanker yang lain terapung tanpa kru.
Baca juga: Empat Kapal Tanker Diduga Disabotase di Selat Hormuz
Seorang pejabat pelabuhan Iran membantah laporan bahwa salah satu tanker yang diserang di Teluk Oman telah tenggelam, menurut kantor berita pemerintah Iran IRIB.
Pejabat itu mengatakan kebakaran di satu kapal tanker sepenuhnya dipadamkan, sementara kapal kedua masih terbakar.
Menurut laporan CNN, dua kapal tanker bernama Kokuka Courageous dan Front Altair. Kokuka Courageous adalah kapal tanker berbendera Panama yang dioperasikan oleh BSM di Singapura, dan dimiliki oleh Kokuka Sangyo di Jepang. Kokuka Courageous membawa methanol dan rencananya akan melewati rute Singapura. 21 awak berhasil dievakuasi, namun satu orang dilaporkan terluka.
Sementara Front Altair berbendera Marshall Islan, yang dioperasikan oleh International Tanker Manajemen, yang berkantor di Dubai, dan dimiliki oleh Frontline di Bermuda.
Front Altair membawa minyak mentah naphtha yang akan melewati Taiwan. Sebanyak 23 kru selamat tanpa ada laporan korban luka.
Sebuah foto yang diambil pada Senin menunjukkan kapal tanker minyak "Amjad" salah satu dari dua kapal milik Arab Saudi yang diklaim Riyadh disabotase.[CNN]
Armada Kelima Angkatan Laut AS yang bermarkas di Bahrain mengatakan mereka membantu kapal tanker setelah menerima panggilan darurat.
Operasi Perdagangan Maritim Inggris, bagian dari Angkatan Laut Kerajaan Inggris, mengatakan sedang menyelidiki insiden tersebut.
Perusahaan yang mencarter salah satu kapal mengatakan diduga ada torpedo yang menabrak kapal, sementara sebuah sumber lain mengatakan kapal kemungkinan rusak akibat ranjau magnetik.
Investigasi menyimpulkan kapal tanker rusak karena ranjau laut pada serangan bulan lalu terhadap empat kapal tanker. Arab Saudi dan Amerika Serikat menyalahkan Iran atas serangan itu. Namun Iran membantah tuduhan.
Baca juga: Sabotase Kapal Tanker Saudi Picu Kenaikan Harga Minyak Dunia
Teluk Oman terletak di pintu masuk ke Selat Hormuz, jalur air strategis utama di mana seperlima dari konsumsi minyak global dikirim dari produsen Timur Tengah.
Hingga kini tidak ada konfirmasi mengenai insiden Kamis dari pihak berwenang di Oman atau Uni Emirat Arab.
Arab Saudi dan UEA mengatakan serangan terhadap kapal tanker minyak di Teluk menimbulkan risiko terhadap pasokan minyak global dan keamanan regional.